My Goddes - Bab 58 Hadiah Untuk Ayah Mertua

Seorang pencuri yang menangkap pemimpinnya terlebih dahulu.

Jilson Lee baru bereaksi, tapi sudah berhasil melumpuhan pimpinan mereka.

Melihat Jilson Lee yang hanya menggerakkan jentiknya sudah menjatuhkan Donny hingga terpental, semua bawahan Donny dibuat menganga.

“Aku sudah mengatakan jika Donny dan Dava itu sama saja, anjing peliharaan yang tidak berguna.” Jilson Lee menyeringai.

Tangannya menepuk pelan dada laki laki yang ada di dekatnya, meskipun tepukannya pelan, tapi laki laki itu merasa jika dirinya seperti ditabrak oleh mobil saja, membuat mereka terpental kebelakang seperti Donny. Setelah itu Jilson Lee kembali melayangkan kakinya, membuat sekitar 6 hingga 7 laki laki juga terpental kebelakang.

Kemampuan yang dia miliki sudah tingkat dewa, mampu melepaskan energi sejatinya. Untuk master sepertinya, setiap gerakan adalah trik yang mematikan. Mereka semua hanya orang biasa yang parasnya saja terlihat sangat kejam dan menakutkan, bagaimana mungkin jika mereka adalah lawan bagi master sepertinya?

Sekali gerakan yang dia layangkan bahkan sampai mampu menjatuhkan belasan orang, dan mereka yang lainnya menyadari, meskipun pemimpin mereka sudah dikalahkan, tapi mereka masih harus melawannya.

Jika siapapun diantara mereka yang berhasil mengalahkan Jilson Lee, siapa tau mereka akan menggantikan posisi Donny yang sudah dikalahkan lebih awal.

Mereka yang mengepung Jilson Lee berteriak, mengarahkan pisau, kapak, dan senjata yang ada di tangan mereka kepada Jilson Lee. Wajah Jilson Lee masih terlihat tenang bahkan terkesan meremehkan, saat melihat satu orang mendekat kepadanya, secepat kilat tangannya berhasil meraih tangan laki laki itu, memutarnya, dan membuat tangannya berubah bentuk dan mulut yang tidak berhenti mengerang kesakitan. Masih belum berhenti, tangannya menepuk punggung laki laki itu, dan membuatnya muntah darah, bahkan tubuhnya terpental membentur laki laki dibelakangnya.

Orang hebat takut dengan keroyokan banyak orang karena musuh yang harus mereka lawan terlalu banyak. Saat menghadapi mereka, mereka mengepung dari segala sisi, dan menyerangnya dari segala sisi. Banyak dari orang hebat yang dikalahkan pada saat seperti ini karena gerakan yang lambat tidak mampu mengimbangi jumlah serangan yang dilancarkan. Sedangkan mereka yang memiliki gerakan cepat, dia mampu memblokir sementara serangan lawan, dan kekuatannya secara bertahap akan melambat karena tenaganya mulai terkuras habis, dan dikalahkan dengan mudah oleh mereka.

Jilson Lee bukanlah petarung biasa, kekuatan dalamnya tidak berhenti menyokong kekuatan dalam tubuhnya. Setelah berhasil melumpuhkan belasan orang, mereka yang lain mulai menyerang, mengarahkan senjata di tangan mereka kepadanya. Jilson Lee tidak merasa panik, nafasnya masih begitu teratur, meraih lawan yang berada paling dekat dengannya, menggenggam, memutar tangan mereka kemudian memukul bagian belakang tubuhnya. Dalam sekali pukulan 2 atau 3 lawan berhasil dilumpuhkan. Dia menggunakan tangan kirinya untuk melindungi Monika, terlihat satu laki laki ingin menyerang Monika, respon cepat Jilson Lee langsung membanting laki laki itu dengan kakinya.

Setelah melumpuhkan lawan dengan cepat, dia kembali melayangkan tendangannya kepada mereka yang paling dekat dengannya. Satu tendangan membuat mereka terlempar kebelakang.

Serangan cepat dia lakukan dengan tangan dan kakinya, tidak henti hentinya membuat mereka yang datang menyerang langsung terkapar, semakin banyak yang menyerangnya, maka akan semakin banyak pula yang berhasil dia lumpuhkan, saat ada serangan yang tidak bisa dihalau oleh kedua tangan dan kakinya, dia menggunakan meja di depannya untuk menghalau senjata yang terbang kearahnya, sedangkan tangannya dia gunakan untuk melemparkan jarum ke titik vital di dada lawannya. Dia mengangkat sofa, melemparkannya kepada mereka yang masih mencoba untuk melawannya.

Jumlah mereka sangat banyak, serangan mereka juga sangat cpat, Jilson Lee menyerang dan melumpuhkan mereka sambil melindungi Monika. Meskipun begitu, semakin banyak yang menyerang, maka semakin banyak pula yang berhasil dia lumpuhkan. Melihat serangan yang datang dari berbagai sisi, membuatnya mengeluarkan jarum di tangannya, dan melemparkannya kepada mereka semua.

“Aahh!”

Melihat jarum jarum yang diarahkan oleh Jilson Lee, mereka semua tidak terlihat menghindar sedikitpun, saat mereka belum sempat menghalau jarum yang Jilson Lee lemparkan kepada mereka dengan menggunakan senjata di tangan mereka, jarum jarum itu sudah menusuk tepat ke titik vital di tubuh mereka, membuat mereka terjatuh terkapar diatas lantai.

Saat serangan lain kembali datang, Jilson Lee kembali mengeluarkan segenggam jarum di tangannya, dan menemparkannya kepada mereka yang datang menyerang.

Ayahnya, keluarga lee adalah salah satu dari sepuluh konsorsium teratas di China, dan ibunya yang berasal dari keluarga Lu merupakan salah satu dari empat keluarga besar seni bela diri. Saat dia berjuang di luar negeri, dia hanya memiliki buku langka pil gaib. Dia mengandalkan buku yang diberikan oleh kakeknya ini baru bisa menjadi sehebat sekarang.

Kemampuan yang dia miliki saat ini tidak terlepas dari kakek nya dari keluarga lu. Keluarga kakek nya sangat ahli dalam bidang seni bela diri, dan juga ahli dalam bidang kedokteran. Bela diri yang dikuasai oleh Jilson Lee mengenai saraf dalam tubuh, teknik akupresur yang dia kuasai adalah mengenai jarum yang bisa mengobati berbagai penyakit. Jarum yang dia miliki hanya dia gunakan disaat genting, dalam sekali lempar langsung ribuan jarum mampu melumpuhkan banyaknya lawan di depannya, jika sudah masuk kedalam tubuh, maka khasiatnya akan sama seperti ranjau, bagaimana bisa orang biasa berhasil untuk menghadangnya?

Orang hebat takut dengan serangan dari lautan manusia, tapi lautan manusia juga takut pada kelincahan dan kehebatan orang hebat.

Tangannya tidak henti hentinya mengeluarkan jarum yang dia bawa, mengarahkannya kepada mereka yang mendekat, membuat mereka jatuh seketika. Jumlah lawan yang dia lihat di depan mata semakin sedikit, saat dia melepaskan jas yang dia kenakan dan melemparkannya kepada belasan lawan di depannya, dari dalam jas itu terlihat ribuan jarum yang sudah menggantung rapi di dalamnya.

Jarum jarum ini bisa di dapatkan dengan mudah di toko yang menjual obat dan perlengkapan pengobatan tiongkok. Perlahan dia mulai menunjukkan kemampuannya, dia memperkirakan akan ada banyak musuh yang mencarinya, jadi dia menyiapkan dan membawa jarum jarum ini bersamanya setiap saat.

Saat ratusan orang sudah berhasil dilumpuhkan olehnya, restoran ini menjadi medan perang yang sudah tidak bebentuk lagi. Jilson Lee membuka penutup yang menutupi kedua mata Monika, saat melihat semua orang tergeletak di lantai, Monika menatap Jilson Lee dengan tatapan penuh ketakutan.

“Istriku, bagaimana perlindunganku?” Jilson Lee tersenyum tipis.

“Tidak usah banyak gaya, siapa yang minta dilindungi olehmu!” Monika terlihat kesal, tangannya bahkan sampai memukul Jilson Lee, “Jilson Lee, apa kamu gila? Aku pikir kenapa kamu sampai menutup kedua mataku, ternyata kamu hanya ingin pamer saja, tidak perlu sampai semenggelikan itu!”

“Apa kamu tau, kamu hanya membuatku dan dirimu dalam bahaya saja. Aku juga bisa bela diri, aku bisa melindungi diriku sendiri. Kamu menutup kedua mataku, jika ada yang menyerangku dari belakang bagaimana?” Monika kesal setengah mati, dalam hatinya berpikir jika Jilson Lee selalu bersikap normal, kenapa kali ini, disaat terpenting malah jadi segila ini.

“...........” setelah mendengar perkataan Monika, seketika Jilson Lee merasa sangat canggung.

Pada awalnya dia ingin pamer akan kehebatannya, agar Monika bisa merasa kagum kepada dirinya, tapi tidak disangka malah omelan yang dia dapatkan.

Wanita yang realistis.....

Ternyata dia tidak menyukai sesuatu yang berbau romantis.

Pada saat ini terdengar erangan kesakitan dari mulut Donny. Dia diam diam melirik Jilson Lee dan Monika, berniat untuk kabur dan meninggalkan restoran.

Tingg, suara jarum yang diarahkan Jilson Lee jatuh di depannya.

“Jilson Lee, hebat sekali kamu, aku mengaku kalah, patahkan saja kedua kakiku,” wajah Donny sudah memucat, tatapan kejamnya menatap tepat ke wajah Jilson Lee.

“Siapa yang bilang jika aku ingin mematahkan kedua kakimu?” tatapan Jilson Lee terlihat sangat serius, menatap Donny yang sudah terkapar penuh dengan pemikiran dalam benaknya.

Yang bisa melawannya hanya ada beberapa saja di dunia, orang sepertinya ini tidak bukanlah apa apa.

Karena pertarungan yang terjadi, rumah makan ini dibuat hancur, kaca, meja terbalik, sofa dan kursi sempat beterbangan menjadi tidak berbentuk, hadiah yang dibeli Jilson Lee sebelumnya untuk ayah mertuanya juga sudah hancur terinjak injak.

Kelihatannya dia harus membeli lagi hadiah untuk ayah mertuanya.

Setelah dipikir pikir, dia melangkahkan kakinya mendekati Donny, kemudian membuka tangan kanannya di depan Donny...........

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu