My Goddes - Bab 421 Akan Membantumu Balas Dendam

Pertandingan pertama, Doko, ketua Tim Vanfour bertarung melawan Carlos, ketua Tim Sharp Sword.

Jilson Lee tidak pernah memperhatikan Tim Vanfour sebelumnya. Kali ini, dia berniat untuk menandatangani Tim Vanfour untuk bekerja untuknya, jadi dia menyaksikan pertandingan antara Tim Vanfour dan Tim Sharp Sword.

Senjata yang digunakan oleh Doko adalah pedang panjang yang berkualitas tinggi, tetapi pedang berkualitas tinggi tidak termasuk pedang yang bagus. Paling-paling dia dan rekan timnya mengeksplorasinya atau senjata yang dipinjamkan sementara kepada mereka oleh departemen logistik.

Senjata Carlos adalah pedang ganda, satu wanita dan satu pria, panjang pedang wanita adalah 1.7 kaki, dan pedang pria 2.1 kaki, semuanya adalah senjata bagus berkualitas tinggi.

Ketika mereka berdua melihat sekilas wasit meninggalkan arena, mereka bergegas ke lawan mengacungkan pedang dan bertarung bersama.

Keduanya adalah master tipe penyerang utama, keduanya mengerahkan kekuatan terbaik, pertarungan mereka berdua kurang lebih sama dan sulit untuk membedakan di antara mereka di tahap awal. Terkadang Doko akan menendang Carlos, dan Carlos juga akan menendang Doko. Pada tahap awal pertandingan, keduanya juga meninggalkan beberapa bekas luka pada satu sama lain.

"Carlos adalah ketua Tim Sharp Sword, master ace di Komando Palagan Selatan. Dia bergabung dengan tentara pada usia tujuh belas tahun dan terpilih menjadi tim pasukan khusus pada usia delapan belas tahun, setelah tujuh tahun latihan keras. Setelah diarahkan oleh Pemimpin Partai Qingcheng di Sichuan dan Pemimpin Partai Great Sword di Provinsi Siantan, kekuatannya tidak lemah. Dia adalah master delapan tim teratas dalam kompetisi sebelumnya. Doko tidak dibimbing oleh siapa pun dan dia dapat bertarung melawan Carlos dengan bakat otodidak, pria muda ini layak untuk dilatih." Di antara para juri, seorang penatua militer memandang Doko dengan penuh apresiasi.

Dalam sekejap, Doko dan Carlos sudah bertarung selama dua jam penuh. Proses pertarungan mereka berdua sama dengan Tuan Muda Ben, Ardham dan Leo. Banyak perubahan yang tidak terduga. Terkadang Doko yang unggul, terkadang Carlos yang lebih unggul, semua penonton yang menyaksikannya sangat cemas. Pada saat-saat terakhir pertandingan, Carlos mengacungkan pedang ganda dan bergegas menuju Doko, satu pedang mendorong pedang panjang Doko, dan pedangnya yang lain menyerang ke arah Doko dengan ganas. Doko segera berbalik ke belakang, Carlos menyerang lagi. Satu pedang menerbangkan pedang panjang di tangannya, dan yang lainnya menghantamnya dengan keras.

Doko berkeringat, menjepit jarum perak dari tangannya, dan terbang menuju Carlos dengan keras.

Reaksi Carlos tidak lambat, segera memiringkan kepalanya, dan menghindari jarum perak Doko. Saat ini, Doko segera muncul di depan Carlos, mengenai titik akupunktur organ pernapasannya dengan satu jari. Kemudian, ibu jari dan jari tengah menekan dadanya dan menuju ke bagian atas, menekuk jari tengahnya, dan menghantam dua titik kunci di dadanya dengan tulang jari tengahnya.

Wajah Carlos berubah dengan drastis.

Selama kompetisi seni bela diri, jika seorang pejuang ditekan lawan di titik akupunturnya, akan sulit untuk melakukan serangan balik dan mengalahkan lawan. Ketika Carlos menebas Doko dengan pedang ganda, Doko mendorong tubuhnya ke lengan Carlos dan mendorong Carlos dengan ganas. Kemudian, Doko dengan cepat menempel di pelukan Carlos, menyegel delapan titik kunci di dadanya. Kemudian, dia mengayunkan tangan kanannya dan menekan organ pernapasan di dadanya.

Dengan suara plushhh, Carlos memuntahkan darah.

Ketika Carlos mundur dengan cepat, Doko dengan cepat mengejarnya, menendang dadanya, dan tendangan lain mengenai wajahnya, tujuh tendangan berturut-turut, membuat Carlos yang ditendang terus mundur, ketika Carlos semakin dekat dengan tepi arena lalu sebuah tendangan menendangnya keluar.

Carlos dengan ragu terbang kembali ke arena pertandingan. Doko mengarahkan jarinya ke arahnya, dan tembakan energi qi sejati yang sangat banyak dan acak ke arah Carlos. Carlos menyaksikan energi qi sejati yang agresif ke arah wajahnya, dia segera menyerah untuk melawan dan jatuh dari arena.

"Doko Tim Vanfour dari departemen logistik menang melawan Carlos Tim Sharp Sword dari Komando Palagan Selatan!"

Ketika arena utama bertepuk tangan dengan antusias dan tatapan semua orang kepada Doko dan Carlos penuh rasa hormat, Doko sengaja melirik kamera dan berteriak di arena utama, "Jilson Lee, aku pasti akan mengalahkanmu!"

"…..." Tanpa diduga, Doko tiba-tiba akan mengarahkan jari padanya dan Jilson Lee tertegun.

Teknik Doko mengalahkan Carlos hampir sama seperti dirinya, ilmu pedang, ilmu jari, titik akupuntur. Doko menggunakan semua tiga keterampilan yang dikuasainya.

Ini adalah peniru yang mengagumi dirinya. Dia menganggap dirinya sebagai idola. Meskipun Jilson Lee tidak mengatakan apa-apa tapi dia masih sangat senang.

Tapi karena kamu mengagumiku, mengapa kamu ingin mengalahkanku? Apakah tidak bagus untuk belajar seni bela diri denganku dan menjadikanku sebagai gurumu?

Ketika Tim Vanfour bertarung melawan Tim Sharp Sword, Jilson Lee, Leo, Tuan Muda Ben, Ardham dan Gina perlahan-lahan menyadari rahasia Tim Vanfour.

Dalam Tim Vanfour, tidak hanya seni bela diri Doko yang tinggi, tapi anggota lain dari Tim Vanfour juga tidak lemah, urutan kedua setelah Doko. Kekuatan Doko adalah master tingkat dewa menengah, dan anggota lain dari Tim Vanfour semuanya sudah mendekati tingkat dewa menengah, hanya setengah langkah lagi dari ranah tingkat dewa menengah. Selama pertandingan, wakil ketua Tim Vanfour Rayfan dan Henry sudah menerobos, langsung mengalahkan Tim Sharp Sword, sepertinya mereka telah memakan pil yang diberikan oleh penyelenggara kompetisi.

Pada pertandingan keempat, setelah Amanda Zhao mengalahkan anggota Tim Sharp Sword. Jilson Lee dan yang lainnya bisa melihat bahwa kekuatan internal Amanda Zhao sudah mencapai tingkat tertentu dan diperkirakan dia akan menerobos master tingkat dewa menengah malam ini.

Misalnya, jika Tim Vanfour bertarung melawan Tim Sharp Sword, kekuatan bertarung Tim Sharp Sword adalah 10, 8, 8, 8…...

Kalau begitu, kekuatan bertarung Tim Vanfour adalah 10, 9.5, 9.5, 9.5…...

Kekuatan komprehensif dari Tim Vanfour melampaui Tim Sharp Sword, bahkan jika Doko kalah di pertandingan pertama, Tim Vanfour masih bisa mengalahkan Tim Sharp Sword dan maju ke delapan besar.

"Tim Vanfour dari Departemen Logistik menang bertarung melawan Tim Sharp Sword dari Komando Palagan Selatan!"

Tim Vanfour bertarung dengan Tim Sharp Sword selama enam jam dan akhirnya menjadi tim pertama yang maju ke delapan besar dalam kompetisi militer. Tim Phoenix bertarung melawan Tim Excalibur ditunda hingga jam lima sore.

Menurut pengaturan kompetisi seni bela diri militer, jam tiga sore adalah waktu untuk makan. Masuk kembali jam 4.30 untuk menonton pertandingan kedua, tapi karena pertandingan pertama terlalu lama, jadi pelenggara kompetisi membatalkan pengaturan makan untuk semua orang. Sebagian besar penonton yang datang untuk menonton pertandingan adalah anggota militer internal, Keluarga kekuatan teratas seni bela diri China, anggota geng, eksekutif tinggi dari sepuluh Grup Finansial teratas. Mereka tidak ingin ketinggalan pertandingan yang seru, dan tidak ada yang meninggalkan stadion karena kelaparan.

Ketika pertandingan kedua antara Tim Phoenix dan Tim Excalibur akan dimulai, Brandon membawa Tommy dari luar.

Pada saat ini, Tommy banyak berubah daripada sebelumnya. Dia masih sangat hitam dan gemuk, tapi ada banyak janggut pendek di wajah dan bibirnya. Dapat dilihat bahwa hari-harinya di dalam tahanan sangat menderita.

Ketika Tommy dan semuanya bertemu lagi, tiba-tiba terasa seperti dunia yang jauh. Dia menatap Jilson Lee dengan linglung untuk waktu yang lama, sebelum dia memeluk Jilson Lee dan berteriak, "Kak Jilson, kami dijebak oleh keluarga Qian karena kami bekerja untukmu. Aku di penjara selama lebih dari dua bulan dan Tredo dikirim kembali ke Amerika Utara. Kamu harus membalaskan dendam kami... "

"Aku akan membalaskan dendam kalian." Jilson Lee dengan lembut meletakkan tangannya di punggung Tommy……