Love And Pain, Me And Her - Bab 593 (1) Rumah Sewaan Kami Pada Dulunya

Kejadian di depan mata sama seperti hasil prediksiku di sebelumnya. Pada saat itu Raisa demi tidak membebani aku, sehingga memilih untuk pergi. Sementara pada saat ini, dia pasti tidak ingin menyusahkan aku lagi. Namun aku tidak berpikir demikian, aku terlalu banyak berhutang kepada Raisa, pada kali ini, aku mesti membuat dirinya pergi bersamaku.

Aku menggenggam tangan Raisa dan berkata dengan nada lembut "Raisa, percayalah padaku, kita pulang ke ibukota provinsi, aku pasti akan merawatmu dengan baik ….”

Raisa tidak menjawab apapun dan membiarkan air matanya terus mengalir, Veni yang berada di samping tiba-tiba menatap Raisa dan berkata "Raisa, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tetapi pada kali ini, kamu pasti harus mendengar kata-kata Ugie, kalian pulang ke saja ibukota provinsi ! Kehidupan kita sudah terlalu banyak penyesalan yang terjadi, kita jangan meninggalkan penyesalan apapun lagi, dengarlah kataku, boleh ?”

Air mata Veni juga jatuh menetes.

Robi menghampiri, dia menatap Raisa dan juga menasihati dengan nada ringan "Raisa, kami semuanya juga tahu, ibukota provinsi adalah tempat rinduan kamu. Di sana mengenangkan masa muda kita dan persahabatan kita dan juga mengenangkan cinta kamu dan Ugie, pulanglah ….”

Air mata Robi juga tidak bisa berhenti mengalir. Benar sekali, sama seperti yang dikatakan oleh Robi, hanya ibukota provinsi saja yang mengingat semua kehidupan kami. Oleh sebab itu aku harus membawa Raisa kembali ke sana.

Air mata Ibu Raisa juga terus mengalir, namun dia hanya terus menggeleng kepalanya. Jelas sekali, dia tetap saja tidak mengizinkan aku membawa Raisa kembali ke ibukota provinsi.

Sejenak kemudian Raisa tiba-tiba mengeluh nafas panjang. Setelah itu dia menoleh ke arah ibunya dengan mata yang berlinang-linang, kemudian berkata dengan perlahan-lahan "Ibu, anakmu yang tidak baik, ke depannya tidak bisa menemani di sisimu lagi. Ibu memaafkanku saja, biarkanlah aku manja untuk terakhir kalinya …..”

Kata-kata Raisa membuat semua orang di kamar sangat terharu. Raisa sudah menyetujui permintaanku untuk kembali ke ibukota provinsi, namun hatiku tidak ada rasa kesenangan apapun. Dikarenakan aku mengerti, setelah meninggalkan rumah sakit, tandanya sisa hidup Raisa akan berakhir dalam menghitung detik.

Wajah Ibu Raisa sudah penuh dengan air mata, dia menatap Raisa dan mengangguk dengan perlahan-lahan "Raisa, ibu menuruti permintaanmu ! Asalkan kamu mau, kamu boleh ke mana saja ….”

Kamu semua juga mengerti, asalkan Raisa melontarkan permintaan apapun dalam masa seperti ini, kami semua pasti akan menurutinya, Ibu Raisa juga demikian.

Raisa sudah setuju untuk kembali ke ibukota provinsi, oleh sebab itu aku dan Ibu Raisa pergi mengurus prosedur keluar rumah sakit. Setelah selesai mengurus semuanya dan berjalan hingga depan pintu, Ibu Raisa berkata padaku dengan suara yang ringan "Ugie, masalah Raisa …..”

Ibu Raisa baru saja ingin mengatakan sesuatu, suaranya langsung menjadi serak. Aku buru-buru menghiburnya dan berkata "Ibu Raisa, kamu tenang saja. Aku pasti akan menjaga Raisa dengan sebaik-baiknya …..”

Setelah itu Ibu Raisa baru mengangguk dengan perlahan-lahan. Dia menghentikan tangisan dan menatapku, kemudian berkata "Tulang pinggang pamanmu sedang retak, jadi tidak dapat bangun dari kasur. Sekarang saudara yang menjaga dia. Setelah aku pulang menjenguk dia, aku langsung pergi ke ibukota provinsi untuk mencari kalian. Aku tidak boleh hanya meninggalkan Raisa di sisimu dan tidak mempedulikan apapun lagi ….”

Setelah berkata demikian, air mata Ibu Raisa mulai mengalir lagi.

Setelah selesai mengurus semuanya, Robi membawa mobil untuk mengantar kami semua ke bandara. Meskipun tubuh Raisa sangat lemah, namun dia masih sanggup berjalan dengan perlahan-lahan. Pada saat akan melalui gerbang pemeriksaan, Veni menarik tangan Raisa dan berkata dengan nada ringan "Raisa, kamu dan Ugie pulang dulu. Setelah aku selesai mengurus pekerjaanku, aku langsung ke ibukota provinsi. Sampai saat itu kita masih pergi ke tepi danau di samping kampus untuk melihat salju, mau ?”

Raisa tersenyum dan mengangguk kepala dengan perlahan-lahan. Robi juga menarik tangan Raisa dan berkata dengan nada ringan "Raisa, masih ada aku lagi. Aku mengurus masalah di sini dulu, terus juga akan pergi mencari kalian. Sampai saat itu, kita tetap bernyanyi sampai tengah malam dan bermabuk-mabukan di bawah langit ……”

Kami semuanya memiliki kenangan yang sama, meskipun hanya beberapa kalimat yang sederhana, namun malahan seperti telah kembali pada masa dulunya.

Perpisahan kali ini adalah perpisahan tanpa air mata, mungkin saja dikarenakan air mata kami semua telah habis mengalir pada beberapa hari ini. Namun mungkin juga dikarenakan pada beberapa hari kemudian, kami pasti bisa bertemu lagi.

Namun apa yang akan terjadi pada besoknya ? Aku tidak mengetahuinya, mungkin saja hanya Tuhan yang memiliki jawaban.

Raisa yang telah kembali ke ibukota provinsi kelihatannya lebih bersemangat. Pada saat aku membawa dirinya datang ke rumah baruku, Raisa memperhatikan di seluruh sisi rumah, sambil melihat sambil tersenyum dan berkata "Ugie, aku sudah yakin kamu pasti bisa. Ini baru saja dua tahun, kamu sudah bisa tinggal di rumah yang begitu cantik …..”

Luas rumah tersebut hampir mendekati enam ratus meter, ditambah lagi lokasinya yang berada di pusat kota, renovasi rumah ini cenderung berkelas tinggi, semua peralatan listrik rumah ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan, oleh sebab itu harga rumah ini tidak jauh dibandingkan dengan harga sebuah villa.

Aku menemani Raisa mengelilingi rumahku, meskipun dia merasa sangat puas, namun tetap saja berkata "Ugie, sebenarnya aku lebih merindukan rumah sewaan kita pada dulunya …..”

Dikarenakan menjalankan kemoterapi, sehingga rambut Raisa hampir saja sudah rontok semuanya. Baik siang maupun malam, Raisa selalu mengenakan topi. Aku mengelus ringan pada topinya, lalu tersenyum dan berkata "Kalau begitu besok kita pindah ke rumah sewaan itu, bagaimana ?”

Raisa langsung menggeleng kepala dan tersenyum, lalu berkata dengan suara yang lembut dan sedikit kelelahan "Aku hanya sembarangan mengungkit saja, kamu tidak perlu anggap serius ….”

Aku hanya tersenyum, namun tidak membahas apapun lagi.

Aku dapat merasa kalau Raisa sudah sangat lelah, sehingga aku membawa dia ke kamarnya, agar dia dapat istirahat dengan baik. Aku masih ada beberapa urusan yang perlu diselesaikan, sehingga setelah berpesan beberapa hal kepada Raisa, aku buru-buru turun ke lantai bawah.

Aku pergi ke rumah sakit untuk terlebih dahulu, meskipun dokter sudah mengatakan bahwa kondisi Raisa pada saat ini sudah tidak tertolong, namun aku tetap ke rumah sakit dan berkomunikasi dengan dokter, agar dia dapat memberikan resep dan dapat berkunjung ke rumahku pada setiap harinya.

Setelah itu aku pergi mencari seorang perawat. Beberapa hari ini terlalu banyak urusan yang perlu aku selesaikan, sehingga setiap harinya mesti ada perawat khusus yang merawat Raisa. Setelah selesai mengurus semuanya, aku baru membawa mobilku dan berkendara ke arah rumah sewaan kami pada saat itu.

Pada saat hampir tiba di rumah sewaan, ponselku tiba-tiba berdering. Aku mengambil dan melirik sekilas, yang tertera di atas layar adalah sebuah nomor yang asing. Aku mengangkat panggilan telepon tersebut, kemudian langsung terdengar suara yang sangat tidak asing "Kak Ugie, coba tebak siapa diriku?”

Aku sangat mengenal dengan suaranya, sehingga langsung menjawab dengan tanpa berpikir lagi "Eddy, kamu sudah pulang ya ?”

Aku tidak menyangka kalau Eddy akan pulang dengan secepat ini. Setelah mendengar jawabanku yang sudah benar, Eddy terkesan sangat senang, sehingga langsung menjawab "Iya, pesawat yang mendarat di pagi ini. Setelah tidur di rumah, aku langsung meneleponmu. Kak Ugie, kamu di mana ? Malam ini mau makan bersama ?”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu