Love And Pain, Me And Her - Bab 233 Mabuk

Asisten itu melihat aku tidak berbicara, melanjutkan berbicara dengan sedikit canggung, "Pak Ugie, aku hanyalah seorang asisten biasa. Jika anda nyaman, tolong beritahu aku nama hotel anda supaya aku lebih mudah melaporkan kepada pimpinan "

Tampaknya Viali lah yang memintanya untuk bertanya. Ketika melihat asisten ini aku dapat merasakan bahwa dia sangat takut dengan Viali. aku pun tersenyum tidak mempersulit dirinya dan memberitahu nama hotel tempat aku menginap. Bagaimanapun aku tidak puas dengan Viali, tidak ada kaitannya dengan asistennya ini.

Dalam perjalanan kembali, aku mengirim pesan WeChat kepada Robi, Pesan aku hanya dua kata: "Wanita usil!"

Tidak lama setelah aku mengirim pesan WeChat, Robi menelpon aku balik. Setelah terhubung aku bisa mendengar suara Robi yang sambil tertawa bertanya, "Ugie, sudah bertemu kakak sepupuku?"

Orang ini ternyata sangat mengenal sepupunya.mengetahui orang yang aku deskripsikan adalah Viali.

aku melampiaskan ketidakpuasan kepada Robi, "Robi, Mengapa anggota keluarga kalian semuanya sama ? Sangat sombong! Apa yang kamu minta aku sampaikan sudah disampaikan. Lain kali jangan mencari aku untuk masalah busuk seperti ini!"

Robi masih tertawa, "Ugie, sebenarnya sepupu ku itu sangat baik. Selain penampilannya yang keras, tidak ada masalah apapun. Hatinya juga sangat baik."

Robi masih berbicara tanpa henti. aku pun segera memotong dan berkata, "Berhenti! Orang seperti apa dia tidak ada hubungannya dengan saya, Intinya aku tidak ada rencana untuk bertemu dengannya lagi. aku tidak mau beromong kosong denganmu lagi, aku sedang naik mobil dan sudah muak."

aku tidak mendengar omong kosong Robi lagi dan langsung menutup telepon.

Ketika tiba di hotel waktu sudah menunjukkan hampir jam empat. Isyana masih belum menelepon aku kembali.Saya pun pergi ke kamar Lulu, Lulu mengatakan bahwa Isyana belum kembali. Dia tidak tahu ke mana tepatnya Isyana pergi.

Suasana hatiku menjadi lebih cemas. Sepanjang sore ini tidak tahu kemana isyana pergi. Teleponnya dimatikan. Sebenarnya jika ini adalah waktu yang biasa, aku mungkin tidak akan secemas ini. Alasan paling utama adalah karena Kalin memberitahu aku bahwa Don Juan juga sedang berada di Beijing.

aku pun kembali di kamar, berencana untuk istirahat sejenak. Namun kecemasan ini semakin lama semakin berat, aku sama sekali tidak bisa tenang Setelah memikirkan sejenak, aku memutuskan untuk mencari Kalin. Mungkin dia memiliki cara mengetahui dimana Isyana saat ini berada. Kalin tidak ada di kamarnya, dia sedang pergi ke kolam renang hotel. aku pun pergi ke kolam renang untuk mencarinya.

Kolam renang ini sangat mewah, dinding kaca mengelilingi kolam renang berwarna biru itu serta sekelilingnya ditanami dengan berbagai tanaman tropis. Sederet kursi pantai yang rapi dan nyaman juga diatur di tepi kolam renang.

Kalin mengenakan bikini dan berenang dengan gembira di dalam air. Proporsi tubuhnya sejak awal sudah bagus ditambah dengan Kalin yang hanya mengenakan bikini pendek. Pandangan lelaki di dalam kolam renang ini menjadi panas dan semua tertuju kepada tubuhnya.

Kalin tidak terlalu peduli soal itu. Ketika semakin banyak orang yang memandangnya, dia malah menjadi semakin bersemangat. Ketika melihat aku datang. Dia berdiri di dalam air sambil berteriak kepada saya, "Ugie, cepat ganti bajumu menjadi baju renang dan temani aku berenang sejenak."

aku dengan buru-buru melambai kepadanya, "Kalin, kamu datang dulu kesini. Ada yang ingin aku bicarakan."

Kalin kali ini baru berenang mendekat dengan postur tubuh yang elegan dibawah pandangan banyak orang.

Dia menutupi tubuhnya dengan handuk,sambil minum jus sambil bertanya, "Ada apa? Ada masalah apa?"

aku memandangi Kalin dengan agak canggung dengan berbisik berkata, "Kalin, tahukah kamu di mana Don Juan sekarang?"

Kalin melirik ke arahku, dia tertawa, "Kamu mencari Don Juan atau Presdir Mirani?"

aku sedikit canggung dan masih bertanya kepada dia, "Apakah mereka benar-benar sedang bersama?"

Kalin berpura-pura menghela nafas, berbaring di kursi pantai sambil menatap kejauhan dan berkata, "Ternyata Ugie adalah orang yang cemburuan ya! Bukankah kamu khawatir jika Presdir Mirani bersama Don Juan? aku bisa memastikan, Presdir Mirani sedang tidak bersama Don Juan, Apakah kamu bisa tenang sekarang? "

Kata-kata Kalin bukan seperti orang yang bercanda, Namun aku masih dengan sedikit penasaran bertanya kepadanya, "Bagaimana kamu bisa tahu?"

Kalin cemberut, sambil menatapku berkata, "Karena sore hari tadi Don Juan sudah meneleponku. Dia juga sedang mencari Presdir Mirani. Sayangnya dia tidak bisa menghubunginya. Kalian semua hanya menganggapku sebagai stasiun transfer saja ! benar-benar membosankan! "

Perkataan Kalin kali ini membuat hatiku jauh menjadi lebih tenang. Namun aku masih sedikit penasaran, Selama sore ini sebenarnya isyana pergi kemana? Mengapa tidak mengabari sama sekali?

Melihat aku yang terlihat cemas ini Kalin berkata dengan sedikit sebal, "Tenang saja! Presdir Mirani mu pasti baik-baik saja. Dia bukanlah anak berumur tiga tahun, yang membutuhkan penjagaan dari orang lain kemanapun dia pergi."

aku juga tidak peduli dengan ejekan Kalin. Meskipun pertemuan dengan Kalin ini tidak mendapatkan hasil, namun paling tidak aku tahu. Isyana sedang tidak bersama dengan Don Juan. Ini membuat hati aku menjadi lebih tenang.

aku berpamitan dengan Kalin, bersiap untuk kembali ke kamar untuk berbaring sejenak. Kalin yang melihat aku akan pergi setelah selesai bertanya, sengaja berteriak di belakangku, "Kalian semua pria sama! Ketika membutuhkanku langsung ingat, Setelah selesai menggunakan langsung pergi. Orang macam apa itu!"

aku mengabaikannya.

Setelah kembali ke kamar, aku berbaring di tempat tidur sejenak. Tidak tahu kapan, aku tertidur.

aku tidak tahu berapa lama aku tidur, Tiba-tiba terdengar suara bel pintu di luar. Ketika membuka mata aku melihat langit di luar sudah gelap. Bel pintu terus berdering, aku baru bangkit untuk membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, campuran aroma parfum dan alkohol masuk ke dalam. Di pintu masuk,Isyana tersenyum memandangku. Wajahnya sedikit kemerahan, matanya sentimental, Dapat dilihat bahwa dia telah meminum alkohol.

Sebelum menunggu aku berbicara, Isyana menatapku dengan bersemangat dan berkata, "Mengapa lama sekali membuka pintunya ? Apakah ada tamu lain di dalam?"

Sesudah mengatakan itu, dia mendorong aku dan langsung berjalan ke dalam.

aku mengikuti di belakang Isyana, mengelus rambutnya yang halus, sambil bertanya dengan tidak puas, "Isyana, kemana kamu pergi sore ini? Mengapa teleponnya mati? Mengapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku sangat mengkhawatirkanmu ? "

Isyana tiba-tiba berhenti, kemudian berbalik menatapku. Sambil tersenyum bertanya, "Ugie, pertanyaan sebanyak itu, kamu ingin aku menjawab yang mana dulu?"

aku memelototinya, duduk di sofa, mengambil sebatang rokok. Sebelum dinyalakan. Isyana tiba-tiba mengeluarkan korek api dan membantuku menyalakannya.

"Melihat kamu yang begitu cemas, Aku bantu menyalakan rokok untuk menenangkan kamu."

Sambil berbicara, Isyana tersenyum gemetar. Dapat dilihat bahwa Isyana tidak sedikit minum. Dia saat ini sedikit mabuk. Jika dibandingkan dengan biasanya dia menjadi lebih mempesona dan menawan.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu