Love And Pain, Me And Her - Bab 50 Berada Ditempat Yang Tidak Sesuai

Seperti dugaan, Kalin terus berkata, “Tapi, menjadi manusia harus mempunyai prinsip hidup dan garis batas, beberapa orang jelas sudah tahu situasi pesanan, tapi masih memanfaatkan rekam kerja, menekan rekan kerja untuk meningkatkan diri sendiri.”

Perkataan Kalin membuatku menggigil. Maksud dari perkataannya sangat jelas, dia sedang membicarakan masalah Amori dan Sutan.

Semua perusahaan memiliki tanggung jawab politik kantor, masalah menekan orang lain untuk meningkatkan diri sendiri, PT Nogo Internasional sering terjadi masalah sepert ini, tapi semua orang melakukannya secara diam-diam, tidak ada seorang lun yang berani mengatakannya secara langsung, tapi Kalin tidak sama, dia malah mengatakan masalah ini di rapat, dia melakukannya seperti ini, hanya demi mempermalukanku.

Aku sedang berpikir, Kalin tiba-tiba menatapku dan bertanya, “Ugie, apa hubungan kamu dengan direktur pemasaran perusahaan Tiancheng, Sutan?

Tatapan semua rekan kerja melihat ke arahku, sebagian besar tatapan orang penuh dengan penghinaan, dan sisanya juga bahagia.

Aku seperti gudang es yang mencair, bagimanapun juga tidak menyangka, dari awal, Kalin sudah tahu masalah ini, tampaknya pertimbanganku sebelumnya sangat benar, dan semuanya sudah terjadi sekarang.

Kalin melihatku tidak berbicara, dia terus berkata, “Kamu tidak mengatakannya, aku akan membantumu menjawab, Sutan dan kamu adalah teman sekelas, dari awal, dia sudah ingin memberikan pesanan ini kepadamu kan? Kalian bekerja sama untuk membuat akting ini, menekan rekan-rekan kerja yang ada di dapartemen perencanaan, kemudian menaikkan posisi kamu di PT Nogo Internasional, betulkan?”

Kalin bertanya secara paksa, membuatku tidak bisa berkata apa-apa. Meski masalah ini, aku tidak tahu sebelumnya, tapi jika aku menjelaskannya, sebaliknya malah memasuki Sutan ke dalam posisi ketidakadilan, lagipula, saat itu, Sutan juga karena ingin membantuku, ditambah lagi, Kalin mereka pasti tidak akan percaya dengan perkataanku.

Melihatku terdiam, Armin tiba-tiba berkata, “Oh iya, wakil direktur Kalin, aku ingat seseorang seperti berjanji padamu, jika bulan ini tidak mendapatkan pesanan lagi, dia akan berinisiatif untuk mengundurkan diri.”

Menghadapi perkataan Armin, meski aku sangat marah, tapi aku tidak mempunyai cara lain. Kalin malah melihatku sambil tersenyum, dia bertanya, “Ugie, Kamu tidak melupakan masalah ini kan?”

Aku mengangguk, dan berkata, “Tidak lupa! Tapi sekarang masih belum sampai akhir bulan, masih ada waktu seminggu.”

Kalin mendengus, dia tidak melihatku, tapi malah berkata pada rekan-rekan lainnya, “Baiklah, rapat hari ini sampai di sini, aku akan sangat sibuk dalam minggu ini, aku dan Armin ingin mengejar pesanan KIMFAR, pesanan ini dibuat berantakan oleh seseoarang, tapi untungnya, KIMFAR masih belum menandatangan kontrak dengan perusahaan lain, kita masih ada kesempatan, jika aku tidak berada di kantor, semua orang bisa meneleponku, baiklah, semua orang kembali ke tempat masing-masing.”

Akhirnya, aku menghela napas lega, bagaimanapun juga akhirnya melewati rapat kali ini, tapi Kalin masih belum selesai, dia berjalan ke sampingku, mengetuk mejaku dengan lembut, dia berkata dengan nada arogan, “Dua hari ini, dapartemen eksekutif sedang membutuhkan orang, aku sudah berjanji pada Direktur, menyuruhmu pergi ke sana untuk bekerja beberapa hari, itu juga bukan pekerjaan yang terlalu melelahkan, hanya saja kamu harus membantu mendistribusikan perlengkapan kantor dan lainnya, kamu sekarang langsung pergi ke sana saja.”

Jelas tahu bahwa janjiku dengannya hanya tersisa seminggu, tapi dia malah menyuruh diriku untuk pergi bekerja di dapartemen administrasi, ini jelas ingin mengusirku, tapi bagaimanapun juga Kalin adalah seorang Direktur, aku harus mendengar perkataannya.

Setelah mendistribusikan perlengkapan kantor kepada beberapa rekan kerja di dapartemen administrasi, aku sangat haus, jadi aku pergi ke ruang istirahat untuk minum coca-cola.

Baru saja masuk, aku melihat Amori sedang membawa kopi, bersandar di lemari dapur, saat Amori melihatku masuk, dia tersenyum polos padaku.

Ketika Kalin membicarakan masalah ini di rapat, aku sudah memikirkan, cepat lambatnya aku harus bertemu dengan Amori, tapi aku tidak menyangka, akan begitu cepat bertemu dengannya.

Aku mengambil segelas coca-cola, berjalan ke depan Amori, aku berpura-pura berkata dengan santai pada Amori, “ Amori, apakah kamu mempunyai waktu kosong setelah pulang bekerja?”

Amori mengangkat bahu dan bertanya padaku, “Ada apa?”

Aku sedikit segan, dan terus berkata, “Aku ingin traktir kamu makan, dan juga ada masalah yang ingin kubicarakan kepadamu.”

Amori tersenyum, dia mencicipi setekuk kopi, kemudian mendongak dan melihatku, berkata dengan nada polos, “Jika ada waktu kosong, lebih baik kamu traktir pelangganmu makan, aku dengar, jika kamu tidak mendapatkan pesanan dalam minggu ini, Kalin akan memecatmu. Saat itu, Presdir Mirani juga tidak bisa melindungimu lagi, perjanjian sebelumnya, kamu yang membuatnya sendiri.”

Setelah Amori selesai berkata, dia menepuk bahuku dengan lembut, kemudian langsung berjalan keluar dari ruang istirahat.

Penampilan Amori membuatku sedikit kaget, jika dikatakan secara menyeluruh, dia seharusnya membenciku, tapi dia malah berpenampilan seperti tidak terjadi apa-apa, ini membuatku merasa sangat bingung.

Saat berpikir, Lulu membuka pintu dan masuk, saat dia melihatku, dia segera berlari ke arahku, dengan lembut menepuk bahuku, kemudian berkata sambil tersenyum, “Hei, datang ke ruang istirahat untuk minum coca-cola lagi, apakah ingin bermalas-malasan dari pekerjaan?”

Lulu, gadis kecil ini sangat lucu, setiap kali melihatku pasti mengolok-olokku.

Aku mencicipi coca-cola, aku bertanya padanya sambil tersenyum, “Bukankah kamu juga datang? Mana Presdir Mirani?”

Lulu mengeluarkan segelas coca-cola, menuang ke gelas sambil berkata, “Presdir Mirani sudah pergi, dia, Kalin, Armin sudah pergi ke KIMFAR.”

Saat rapat tadi, Kalin sudah mengatakan dia ingin pergi ke KIMFAR, hanya saha aku tidak menyangka, Isyana juga pergi. Tapi itu juga hal normal, bagaimanapun juga KIMFAR merupakan sebuah pesanan yang sangat penting.

Tapi, hatiku tetap merasa sedikit kesal, ini harus tahu,sebelumnya aku dan Isyana yang mengejar pesanan KIMFAR, tapi sekarang, aku sudah keluar dari sana.

Saat aku sedang berpikir, Lulu tiba-tiba berkata dengan nada kecil, “Ugie, kamu sudah lama bekerja di PT Noto Internasional, kamu masih belum pernah traktir aku makan, atau sore ini, aku memberimu kesempatan, untuk traktir aku makan?”

Melihat penampilan Lulu yang imut, aku sengaja bercanda padanya, “Okey, aku akan traktir makanan kantin.”

Lulu merapatkan bibir, memandang tajam aku, berkata dengan nada tidak senang, “Dasar pelit, aku tidak perlu kamu traktir makanan kantin.”

Aku melihat Lulu menganggap perkataanku serius, aku berkata sambil tersenyum, “Aku hanya bercanda padamu! Katakan saja, apa yang ingin kamu makan? Tapi aku memberitahukanmu dulu, jangan makanan yang terlalu mahal, aku tidak mempunyai banyak uang.”

Setelah Lulu mendengar aku ingin mentraktir makan, dia segera meletakkan gelasnya di atas meja, menarikku keluar, “Ayo kita bicara di luar, beberapa menit lagi sudah pulang kerja, ayo.”

Setelah keluar dari perusahaan, Lulu mulai memikirkan tempat makan, dia berkata sambil berjalan, “Makanan Jepang terlalu ringan, ayam panggang Korea terlalu minyak, makanan apa yang bagus ya?”

Aku tersenyum, biarkan Lulu terus berbicara, aku juga tidak memotongnya. Setelah Lulu berpikir, dia tiba-tiba menoleh dan melihatku, dia baru saja ingin berbicara, ponselku tiba-tiba berdering.

Dia segera berkata, “Ugie, tidak peduli panggilan dari siapa, kamu harus mentraktirku makan siang! Jangan mencari kesempatan untuk lari!”

Aku mengangguk sambil tersenyum, mengeluarkan pomsel, menyerahkan ke depan Lulu. Aku berkata sambil tersenyum pahit, “Presdir Mirani!”

Lulu merapatkan bibir, mengenggam kedua tangannya, sedikit menyipitkan mata, dia mulai berdoa, “Ya Tuhan, semoga Presdir Mirani mencarimu tidak apa-apa, mencarimu tidak apa-apa! Amin!”

Melihat Lulu mulai omong kosong, aku sedikit tersenyum. Mengangkat telepom, langsung mendengar suara Isyana, “Ugie, kamu sekarang datang ke restoran Lezatos kamar 3118, ayo makan siang bersama.”

Aku merasa sedikit aneh, aku ingin bertanya apa yang terjadi. Tapi mendengar suara Isyana yang begitu tenang, aku hanya mengangguk, dan juga tidak banyak bertanya.

Meletakkan ponsel, aku melihat Lulu dengan tatapan tidak berdaya. Lulu terlihat sangat marah, mengerutkan alis, dan berkata dengan nada sedih, “Ugie, kamu tidak mentraktirku hari ini, kedepannya juga harus mentraktirku lagi. Tapi lain kali aku mau makan makanan yang mahal.”

Melihat penampilan Lulu yang menggertakkan gigi, aku mengangguk sambil tersenyum.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu