Love And Pain, Me And Her - Bab 388 Kejar Kembali

Ketika akan sampai ke workshop, aku tiba-tiba teringat suatu hal. dan langsung bertanya kepada Isyana," Oh ya, Isyana. Ijin perusahaan Nogo masih berada di tanganmu kan?"

Walaupun Nogo saat ini sudah tidak beroperasi. Namun perusahaan tidak mengajukan kebangkrutan, dan tidak membatalkan ijinnya. Isyana juga tidak menggunakan perusahaan sebagai aset yang digadai namun menggunakan aset bangunannya.

Ketika aku menanyakannya, Isyana memandangku dengan pandangan yang aneh, dia menganggukan kepala dan berkata," Ya, Izin perusahaan masih ditanganku. Mengapa kamu tiba-tiba menanyakan pertanyaan ini?"

Aku hanya tersenyum singkat dan tidak menjawab pertanyaannya langsung dan kembali bertanya kepadanya," Bisakah kamu pinjamkan untuk aku gunakan?"

Isyana menjadi lebih bingung, sambil memandangku dan bertanya," Bisa saja sih, tapi apa yang akan kamu lakukan dengannya?"

Aku pun tidak menyembunyikannya dengan Isyana. Tanpa ragu-ragu, langsung berkata dengan jujur," Perusahaan Sutan akan memborongkan iklan marketing mereka. Dan mereka akan menggunakan cara penawaran terbuka. Namun mereka mengharuskan partisipan adalah perusahaan periklanan yang memiliki modal awal tidak lebih rendah dari sepuluh miliar. Sementara aku hanya memiliki workshop saja, masih belum bisa mencapai standar yang diminta. Sehingga aku ingin menggunakan izin Nogo untuk melakukan penawaran."

Isyana dengan bingung menatapku, dia dengan tidak mengerti bertanya," Ugie, aku mengerti apa yang kamu bicarakan ini. Namun apa yang akan kamu lakukan jika penawaranmu ini diterima? Bisnis perusahaan mereka tidaklah kecil dan saat ini yang bisa kamu lakukan adalah dari bidang marketing saja. Seperti pelaksanaan, pembangunan luar dan jalurnya tidak akan bisa kamu lakukan."

Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

" Tidak apa-apa! Proyek ini pada awalnya tidak ada masalah jika aku mengerjakan atau tidak, aku ingin berpartisipasi dalam hal ini hanya karena aku ingin melatih diri dengan prosedur seperti ini. Anggap saja sebagai sebuah latihan."

Isyana menganggukan kepala dan menanggapi singkat, kemudian berkata," Kalau begitu malam ini kamu pergi ambil di rumah saja karena dokumennya aku letakkan di rumah."

Ketika perkataan Isyana ini diucapkan, aku tertawa genit kepadanya sambil menatapnya dan dengan berbisik berkata kepadanya," Isyana, rumah yang kamu bicarakan ini itu adalah rumah kita kan?"

Isyana mengalihkan pandangannya menatapku, dia mencibir terlebih dahulu dan kemudian memutar bola matanya sambil bergumam berkata," Ugie, sudah lama kamu tidak mengucapkan kalimat genit seperti ini, apakah hari ini kamu menjadi serakah?"

Aku hanya tertawa dan sambil tidak peduli berkata kepadanya," Jika tidak sekarang bukankah cepat atau lambat akan terjadi?"

Isyana hanya menatapku singkat. Walaupun perkataan Isyana tidak enak didengar namun senyuman di bibirnya dan ekspresi manjanya ini bisa membuktikan bahwa dia tidak jijik dengan perkataanku barusan.

Terutama kulit nya yang putih yang sedikit memerah. Membuat hatiku menjadi sangat gatal, jika kita tidak sedang di pinggir jalan. Aku pasti tidak bisa menahan diri dan pergi menciumnya.

Walaupun sebenarnya ada beberapa perkataan yang aku sembunyikan dari Isyana. Kali ini aku ingin berpartisipasi dalam penawaran Indoma adalah karena Don Juan adalah orang yang aspiratif. Jadi aku harus berpartisipasi. Karena aku tahu cepat atau lambat aku harus menghadapi Don Juan. Kecuali dia menyerah mengejar Isyana tentu saja hal itu sangat tidak mungkin.

Hubungan dengan Isyana yang sudah mendapat kemajuan yang besar membuat perasaan hatiku menjadi lebih baik. Ketika memasuki perusahaan,aku menyapa mereka dengan tersenyum. Deren mengatakan kepadaku, hari ini sudah merekrut dua orang karyawan baru. Mereka lulusan kuliah dan kelihatannya cukup bagus.

Melihat pekerjaan yang perlahan namun pasti mulai kembali ke jalur yang benar. Dan hubungan dengan Isyana juga mendapatkan terobosan membuatku sangat puas.

Ketika kembali ke kantor, aku mengambil rokok. Mengeluarkan ponsel dan menelepon Sutan. Setelah berdering cukup lama akhirnya Sutan menjawab teleponku. Aku juga tidak berbasa-basi dan langsung bertanya," Sutan, apakah sore kamu ada waktu, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

Sutan sedikit ragu dan kemudian dengan perlahan berkata," Sore ini aku sangat sibuk. Ada masalah apa? Apakah bisa ganti hari saja?"

Sutan terdengar tidak terlalu bahagia, dia sepertinya tidak ingin bertemu denganku. Aku dapat merasakan, semua ini mungkin karena paksaan dariku kepadanya berhubungan dengan bentrokan antara dia dan Wulandari.

Aku juga tidak memperdulikan terlalu banyak. Setelah melihat waktu, aku menggunakan nada yang keras berkata kepadanya," Sutan , aku tidak peduli kamu ada waktu atau tidak. Aku akan pergi ke kantormu pukul dua ini. Jika kamu berani tidak ada disana, hati-hati aku akan memporak-porandakan kantormu."

Aku tidak perlu sopan kepada teman yang sudah dikenal beberapa tahun ini.

Sutan hanya menghela nafas," Baiklah, kamu bosnya, kamu yang putuskan. Datang saja, aku menunggumu di kantor."

Setelah meletakkan telepon dan melihat waktu yang masih cukup luang. Aku berencana untuk beristirahat terlebih dahulu, meminum segelas teh dan baru mencari Sutan. Namun ketika air belum mendidih, telepon di atas meja kembali berdering. Ketika aku mengangkat dan melihatnya ternyata Robi yang menelponku.

Ketika menerima telepon,aku langsung mendengar suara Robi yang misterius," Ugie, apakah di sekitarmu ada orang?"

Nada misterius Robi ini membuatku ingin tertawa. Aku pun dengan tidak basa-basi berkata," Tidak ada orang, Tapi ada hantu!"

Ketika mendengar tidak ada orang, Robi menghela nafas dan suara nya kembali seperti semula," Wew!"

Dia hanya menghela nafas namun tidak berkata apapun lagi.

Aku sambil mencuci gelas teh sambil dengan tidak sabar berkata," Jika ada yang mau kamu bicarakan cepat sampaikan, jika tidak ada apa-apa aku akan matikan teleponnya, aku sedang sibuk nih."

Pertemuan terakhir kali, Lulu menyatakan cintanya kepada Robi di depan orang banyak. Sejak saat itu, tidak terdengar kabar dari Robi. Telepon tidak diangkat, pesan wechat juga tidak ada dibalas, dia seakan berpura-pura mati dan tidak membalas apapun.

Ketika mendengarku yang berkata seperti itu , Robi baru dengan perlahan bertanya kepadaku," Ugie, aku ingin bertanya kepadamu tentang Lulu, Bagaimana dia sekarang?"

Aku tersenyum singkat. aku berpikir seharusnya dia meneleponku dengan misterius karena ingin menanyakan kondisi Lulu sekarang.

Aku menuangkan air panas ke dalam teko, sambil menuangkan sambil menjawab sembarang," Tidak baik, sangat tidak baik. Dua hari lalu dia ingin bunuh diri, beruntung bisa kami hentikan!"

" Kamu bohong kan, Ugie , kamu tidak boleh menggunakan ini untuk bercanda!"

Aku tidak menyangka, Robi bisa panik. Ternyata IQ nya tidak bisa membedakan perkataan yang sesungguhnya dan yang bercanda yang aku katakan.

Aku mendesah dan berkata dengan enggan," Robi, apa hubungannya bagaimana Lulu saat ini denganmu? Dia sudah menyatakan cintanya di depan banyak orang, kamu juga sudah menolaknya. Mengapa justru sekarang kamu baru memikirkannya, Aku katakan kepadamu, semua sudah terlambat! Dia sudah tidak punya harapan kepadamu."

Aku masih terus beromong kosong dan hanya mendengar Robi yang kembali mendesah dan berkata,"Bagus jika dia sudah tidak punya harapan lagi. Sejujurnya Ugie, beberapa hari ini aku mengkhawatirkan dia. Menurutmu orang yang sebaik dia. Jika karena perkataanku pada hari itu dan terluka. Aku akan sangat merasa bersalah seumur hidup ini."

Aku kembali tertawa dingin, masih dengan tidak menahan diri dan berkata," Kamu bisa tidak merasa bersalah kan. Kamu kejar dia kembali, bukankah semua akan baik-baik saja?"

Sebenarnya dalam hatiku, aku selalu berharap Robi bisa bersama dengan Lulu.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu