Love And Pain, Me And Her - Bab 329 Dua Wanita

Aku tidak melebih-lebihkan. Saat kami berdua bersama, dia sangat jarang melakukan pekerjaan rumah. Kadang-kadang menyikat peralatan makan, dia akan mengeluh lelah. Tentu saja, asalkan aku ada waktu, aku tidak akan menggunakan dia untuk melakukan semua itu.

Setelah aku selesai berkata, tiba-tiba Raisa tertawa, dia duduk di kursi yang ada diseberangku, mengangkat kepala berkata padaku, “Ugie, apakah kamu sedang mengeluh padaku?”

Aku langsung menggelengkan kepala, mengambil kotak rokok diatas meja, menghidupkan satu.

Dan Raisa menatapku, sedikit menggelengkan kepala berkata, “Ugie, kamu ini adalah orang dungu, sedikit pun tidak mengerti tentang perasaan. Dulu saat aku melakukan pekerjaan rumah selalu mengeluh padamu, tapi sebenarnya itu hanya metode manja wanita. Wanita mana yang tidak berharap disayangi oleh kekasihnya?”

Aku tertawa sejenak. Menatap Raisa, tiba-tiba aku menyadari, kami berdua sekarang sepertinya tidak cocok untuk membicarakan topik ini. aku hanya merokok, dan mengganti topik pembicaraan bertanya pada Raisa,

“Mengapa hari ini kamu begitu bebas, ada waktu datang kesini?”

Raisa melirik keluar jendela, dengan acuh tak acuh berkata, “Hanya lewat, sekalian datang melihatmu. Oh ya, bagaimana dengan Isyana sekarang?”

Aku melihat Raisa sekilas, tidak mengerti apa yang dia pikirkan. Raisa tampaknya juga sudah melihat keraguanku, dia tambah berkata, “PT. Nogo muncul masalah yang begitu besar, Isyana sekarang pasti sangat sedih kan?”

Aku sedikit terkejut, tidak disangka masalah ini Raisa juga sudah mengetahuinya.

“Sejak kapan kamu tahu?” Aku bertanya pada Raisa.

Raisa langsung memutar matanya, suara dia yang dingin berkata, “Kamu jangan lupa, aku adalah bagian dari KIMFAR, yang bertanggung jawab untuk berhubungan dengan PT. Nogo. Pagi ini, aku pergi ke PT. Nogo, untuk bertanya rencana periklanan kami berikutnya. Tetapi melihat tampilan mereka, iklan kami mereka tidak bisa melakukannya lagi, kami mungkin harus mengubah perusahaan periklanan.”

Aku baru mengerti, pantas saja Raisa bisa mengetahui masalah ini. tetapi aku sama sekali tidak ingin membahas tentang PT. Nogo dengan Raisa, dan masalah Isyana juga. Aku memilih untuk diam, menutup mulut tidak berbicara.

Dan Raisa menatap ku, dia menghela nafas sedikit, “Ugie, apakah kamu sekarang berada dalam konflik?”

Kata-kata Raisa membuat aku sedikit bingung, aku melihat dia bertanya, “Aku ada konflik apa?”

Aku mengira yang dikatakan Raisa ada hubungannya dengan PT. Nogo. Siapa yang tahu ternyata yang dia bilang, “Konflik perasaan!”

Aku bahkan lebih bingung, hehehe tersenyum masam, “Aku tidak mengerti maksudmu!”

Raisa cemberut, dia sedikit meremehkan berkata, “Aku lihat kamu mengerti tapi pura-pura tidak mengerti. Isyana dan Jane, kamu sekarang tidak tahu harus memilih siapa kan?”

Satu kata Raisa, hampir membuatku menelan asap rokok dari mulut ke dalam perut. Aku tidak bisa berkata-kata menatap dia, menggelengkan kepala berkata, “Raisa, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Mengapa menarik aku dan Jane bersama? Kami berdua adalah teman, teman yang sangat baik!”

Aku sungguh-sunguh bersumpah, dan Raisa memiringkan kepala menatapku, dia sepertinya ingin melihat pikiranku yang sebenarnya.

Raisa melihatku berbicara dengan sangat tulus, dia menghela nafas, sedikit menggelengkan kepala berkata, “Ugie, kamu ini! dalam masalah perasaan, kapan kamu akan benar-benar dewasa? Meskipun kamu menganggap Jane sebagai teman baik, tetapi dia tidak perlu menganggap kamu sebagai teman baik. Orang bodoh pun bisa melihat, Jane menyukaimu!”

Aku langsung membalikkan mata pada Raisa, menggelengkan kepala berkata, “Tidak mungkin!”

Yang aku katakan ini, semuanya didasarkan saat Jane dan aku berbicara tentang masalah perasaan waktu itu, tiba-tiba aku teringat perkataan Bibi Zhang dengan ku hari itu. Tiba-tiba aku menjadi sedikit bingung, apakah Jane benar-benar menyukaiku?

Aku dan Robi tidak sama, aku sejak awal bukan orang yang narsis. Aku tidak memiliki kekuatan, tampang juga medium. Sejak awal tidak berani berpikir, wanita mana yang tanpa sebab bisa menyukai ku. Tetapi berbeda dengan Robi, wanita mana yang memandangnya lebih, dia berani mengumumkan kepada dunia, bahwa wanita itu menyukai dia.

Melihat aku terdiam tidak berkata. Tiba-tiba Raisa tersenyum, dia memiringkan kepala melihat aku, bertanya padaku, “Ugie, maukah kamu mendengarkan mantan pacarmu ini, mengevaluasi dua wanita yang menyukaimu itu?”

Meskipun aku tidak berani memastikan Jane menyukaiku, tetapi perkataan Raisa, membuat aku sedikit penasaran. Ditambah lagi sekarang juga tidak sibuk, aku mengangguk berkata, “Kamu katakan, aku mendengarkan”

Raisa mengangkat kepala, tersenyum dan berkata, “Untuk penampilan aku tidak akan mengkomentari. Itu masalah pandangan orang. Bagaimanapun apresiasi semua orang terhadap kecantikan berbeda-beda. Aku duluan bicara tentang Isyana, Isyana adalah wanita yang tidak buruk, dia memiliki keunggulan yang diimpikan oleh gadis-gadis. Kelebihannya aku tidak mengatakan lagi, mari kita katakan kekurangannya, mungkin ada hubungan dengan studinya tentang seni. Dia sangat sensitif, sensitif hingga terkadang bisa tidak terbatas berpikir sembarangan, dia memiliki mata hati yang dimiliki oleh beberapa wanita, aku pikir, ini juga alasan utama mengapa hubungan kalian tidak berjalan dengan baik. Bukannya dia tidak menyukai kamu, tetapi karena dia terlalu menyukai, jadi dia takut kehilangan, menyebabkan kalian sering berkonflik”

Komentar Raisa sangat tepat! Aku memang pernah memikirkannya, Isyana memang sangat sensitif, sehingga terkadang agak sering mencurigai. Saat aku berjalan dekat dengan wanita lain, dia akan berpikiran lain.

Raisa lanjut berkata lagi, “Meskipun aku tidak begitu kenal dengan Jane. Tetapi dengan intuisi wanita, aku bisa merasakannya, dia adalah wanita yang berbakat. Kepintarannya tidak sama dengan kepintaran orang biasa, tetapi dia memiliki kebijaksanaan. Dia bisa menyembunyikan diri sangat dalam, tidak membiarkan orang lain memahaminya dengan mudah. Ini justru kekurangannya, jangan melihat dia memiliki lidah yang fasih, dia memiliki bakat bicara . Tetapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Ditambah lagi dia sangat ingin terlihat kuat, ingin kuat sedikit keterlaluan. Lalu bertemu lagi dengan orang dungu seperti kamu, jadi kamu tidak bisa mengerti perasaannya padamu”

Setelah Raisa selesai berbicara, menatap aku, bertanya balik padaku, “Ugie, menurutmu bagaimana dengan perkataanku?”

Sejujurnya, aku mengagumi perkataan Raisa. Tetapi aku masih sengaja bercanda berkata, “Raisa, aku merasa kamu lebih cocok menjadi peramal di jalan”

Raisa tertawa, dia menatap ku, menghela nafas, “Ugie, mereka berdua adalah wanita yang baik. Kamu harus mengurusnya dengan baik, tidak bisa menyukai satu, dan melukai yang lain. Terutama Isyana, sekarang ini yang sangat dia butuh adalah kenyamanan, saat seperti ini, kamu seharusnya banyak menemani dia”

Beberapa perkataan Raisa, membuat senyuman masam dan menggelengkan kepala. Aku menatap dia dan bertanya, “Raisa, kamu sebagai mantan pacarku, mengajariku mengurus masalah perasaan, perasaan apa ini? aku sangat ingin tahu”

Tiba-tiba Raisa tertawa, dia perlahan-lahan menggelengkan kepala, “Kamu salah berkata. Saat aku mengatakan ini semua, sama sekali tidak menganggap diriku sebagai mantan pacarmu”

“Jadi kamu menganggap dirimu sebagai siapa? Teman biasa?” Aku terus bertanya.

Raisa menggelengkan kepala lagi, menatap aku, “Menganggap diriku sebagai ibumu!”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu