Love And Pain, Me And Her - Bab 557 Penemuan Baru

Harapan yang baru saja dinyalakan tiba-tiba hancur. Wulandari melihat aku sepertinya sedang memikirkan sesuatu, dia tidak segera pergi, tapi bertanya lagi padaku "Ugie, ada apa, apakah kamu butuh bantuanku?"

Aku tahu pengakuan hari ini telah membuat Wulandari percaya padaku. Terutama setelah aku berjanji tidak akan memberitahu Sutan tentang dirinya berkencan dengan pria lain. Hatinya sangat berterima kasih padaku, mendengar aku bertanya seperti ini, dia langsung ingin membantuku.

Karena Wulandari tidak tahu siapa Luluk, aku juga tidak berencana untuk membicarakannya lagi. Tapi setelah berpikir, karena telah mencurigai Sutan berhubungan dengan masalah ini, jadi sebaiknya memberitahu Wulandari, mungkin saja akan ada penemuan baru?

Kami berdua duduk kembali. Aku memberitahu Wulandari tentang krisis Cantique kali ini secara rinci. Setelah selesai berkata, Wulandari melepaskan kacamata hitamnya, dia juga merasa tidak nyaman memakai kacamata hitam malam-malam gini. Dia menatapku dan berkata "Ugie, Sutan melakukan ini padaku, aku juga tidak perlu menyembunyikan apapun darinya. Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi tentang masalah ini, tapi aku merasa dia dan Tyas yang melakukannya."

"Tyas?"

Aku membuka lebar mataku dan menatap Wulandari dengan kaget. Setelah Grandos dari Tyas menetapkan platform Cantique, semuanya berjalan dengan lancar. Bagaimana mungkin dia terlibat dalam kejadian Cantique?

Melihatku terkejut, Wulandari mulai menjelaskannya "Sebenarnya, ketika berada di rumah sakit, Sutan sudah mulai mempelajari bagaimana membalas dendam pada kalian. Terutama kamu, dia selalu percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di hari pernikahan kami telah direncanakan olehmu. Kemudian dia keluar dari rumah sakit dan pergi mencari Tyas bersamaku, karena Sutan tahu Tyas juga sangat membenci Isyana. Dia selalu merasa selama Isyana masih berada dalam Djarum Grup, itu akan menjadi penghalang baginya untuk memimpin grup di masa depan. Terutama di belakang Isyana, ada dirimu yang pandai membuat perencanaan. Ini membuat Tyas merasa sangat tidak nyaman. Kami bertiga makan bersama hari itu dan topik utama percakapannya adalah bagaimana memulainya darimu. Pertama, ingin menghancurkan hubungan antara kamu dan Isyana. Kemudian mencari cara membuatmu merasa kewalahan dan tidak dapat mempedulikan hal lainnya."

Aku pura-pura memandang Wulandari, dengan tenang, tapi sebenarnya berombak dalam hatiku. Aku tidak pernah berpikir mereka akan menenun jaring besar di belakang Isyana dan aku. Dan lebih tak terduga lagi, Sutan dan Tyas akan bersatu, membentuk aliansi ofensif dan defensif. Dan ambisi Tyas benar-benar tidak kecil, Djarum masih ada, dia juga berani mempertimbangkan bagaimana memimpin Djarum Grup.

Melihat aku tidak berkata, Wulandari terus melanjutkannya "Meskipun aku tidak tahu secara spesifik tentang masalah di perusahaan kalian. Tapi aku merasa itu pasti ada hubungannya dengan mereka berdua."

Aku mengangguk sambil berpikir. Meskipun Wulandari memberitahuku ini, tapi sekarang tidak dapat menemukan Luluk, maka semua masalah tidak akan terselesaikan.

Wulandari telah mengatakan semua yang harus dikatakan dan memang sudah malam. Jadi kami berdua meninggalkan hotel, aku mengantar Wulandari ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Wulandari berbisik lagi padaku "Ugie, kamu harus hati-hati dengan teman lamamu ini. Dia terlalu licik. Lagipula, sekarang dia telah menargetkanmu, kalau kamu tidak hati-hati, aku khawatir akan mendapatkan masalah."

Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Wulandari.

Bertemu Wulandari hanyalah masalah yang tidak sengaja, tapi malah mendapatkan penemuan yang tak terduga. Sekarang selain mengkhawatirkan masalah Luluk, juga mengkhawatirkan situasi Isyana. Aku berencana ingin mengobrol baik-baik dengan Isyana setelah masalah ini selesai. Setidaknya memintanya harus memiliki rasa pencegahan diri.

Setelah tiba di rumah, sudah lewat jam dua belas. Setelah mencuci muka, aku siap-siap ingin istirahat. Begitu berbaring, ponsel di samping ranjang berdering, aku mengambilnya, sebuah pesan teks masuk. Setelah dilihat sekilas, ternyata itu dari Jane, tertulis "Ugie, bagaimana masalahnya?"

Aku segera menjawab "Tidak terlalu baik, ponselnya dimatikan. Dan mengambil cuti tahunan, aku masih belum menemukannya."

Setelah membalasnya, Jane menjawab dengan kalimat sederhana "Oh, oke! Tidak apa-apa, tidurlah lebih awal."

Aku bisa merasakan kesepian Jane saat ini, aku ingin berbicara beberapa kata dengannya, tapi aku khawatir semakin banyak berbicara, dia akan jatuh semakin dalam, ini malah tidak baik baginya. Jadi aku hanya menjawab "selamat malam", lalu meletakkan ponsel dan langsung tidur.

Masalah Luluk telah berlalu selama dua hari, tetapi tetap belum ada kemajuan. Meskipun Wulandari memberitahuku masalah ini mungkin berhubungan dengan Sutan dan Tyas. Tapi sekarang tidak ada bukti apapun dan sama sekali tidak dapat melakukan apapun pada mereka.

Dan segala macam komentar di Internet masih terus menyebar, masih ada puluhan ribu netizen yang meninggalkan pesan di Weibo resmi perusahaan setiap harinya. Semua orang bertanya kapan kami bisa memberikan penjelasan. Pelecehan verbal mulai bertambah, tetapi kami tidak berdaya.

Tiba di hari ketiga, itu juga merupakan hari terakhir departemen humas. Pagi ini, begitu tiba di perusahaan, aku dipanggil Papang untuk pergi ke kantornya. Begitu masuk, dia langsung bertanya padaku "Ugie, kalau hari ini masih belum ada kemajuan, menurutmu apa yang harus kita lakukan?"

Aku tahu Papang tidak akan menanyakan hal ini tanpa alasan. Sekarang dia bertanya, pasti telah memiliki ide sendiri. Aku memikirkannya dan menggelengkan kepala tak berdaya dan berkata "Sekarang selain menemukan orang yang terlibat, sudah tidak memiliki cara lainnya."

Papang menghela nafas, dia mengeluarkan rokok dan memberikan sebatang padaku, kami berdua menyalakannya. Dia menyesap dan menatapku berkata "Ugie, kalau hari ini masih belum ada tanggapan, aku akan menuntut Luluk atas nama rumor dan fitnah, lalu meminta pengadilan menemukannya."

Aku memandang Papang dengan kaget dan segera membantah "Presdir Yan, terlalu resiko melakukan ini. Kamu harus tahu, kita sebagai perusahaan dan Luluk sebagai individu. Begitu kita menggugatnya, opini publik di Internet pasti akan menyangka kita membully pelanggan, laporan saat ini sudah cukup merugikan kita. Kalau kita melakukan ini lagi, meskipun memenangkan gugatannya, aku khawatir kita juga akan kehilangan banyak pelanggan."

Papang menggelengkan kepalanya tak berdaya, dia menatapku dan bertanya "Tapi sekarang, selain jalan ini, apakah kita punya cara lain?"

Kata-kata Papang membuatku tertegun. Sekarang aku memang tidak ada cara lain lagi, tapi aku memilih untuk terus menunda, menunggu sampai Luluk kembali, juga tidak ingin memilih jalan ini.

Di saat kami sedang mengobrol, terdengar ketukan dari luar pintu.

Papang berkata “Masuk”. Begitu pintu terbuka, langsung melihat Kepala Departemen Humas perusahaan bergegas masuk.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu