Love And Pain, Me And Her - Bab 48 Menoleh Lagi

Setelah selesai makan semangkok es buah, suasana hati Isyana tampaknya agak membaik. Dia menoleh dan melihatku yang masih belum selesai makan, dia bertanya, “Katakanlah, apakah kamu masih ingin mengundurkan diri?”

Aku tersenyum dengan segan dan berkata dengan nada sedikit tidak nyaman, “Isyana, aku sekarang benar-benar merasa diriku tidak berguna. Aku tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik, hubungan cinta dan kehidupanku juga gagal. Yang paling aku inginkan sekarang adalah pergi dari sini.”

“Pergi? Pergi begitu saja?”

Aku diam-diam mengangguk. Isyana melihatku dengan tatapan kaget. Matanya penuh dengan rasa kesal.

Isyana tidak akan mengerti segala hubungan aku dengan kota dingin ini. Masa-masa kuliahku yang indah, masa-masa hubungan cintaku yang paling bahagia, segalanya ada di sini. Aku pernah mencintai kota ini, tapi akhirnya, hasil yang kudapatkan adalah luka-luka yang sangat dalam.

Isyana melihat ke luar jendela, dia berkata padaku dengan nada lembut, “Ugie, perkataanmu tidak benar. Kota ini memperlakukan semua orang dengan rasa yang sama. Rasa itu dingin. Karena dia itu dingin, jadi kita harus saling mendukung satu sama lain, berpelukan bersama baru bisa merasakan kehangatan. Ugie, aku benar-benar sangat membutuhkanmu, PT Nogo Internasional juga membutuhkanmu.”

Setelah Isyana berkata, dia menoleh dan melihatku, “Kamu bilang kamu tidak berguna, perkataan ini justru terbalik. Kamu pintar, baik, dan juga mempunyai bakat. Hanya saja untuk sementara waktu, kamu masih belum menemukan posisimu saja. Kamu pergi ke perusahaan PT Nogo Internasional, satu pesanan pun tak terjual. Tapi apakah kamu tahu? Dulu, saat Ayahku dan Ibuku baru saja mendirikan perusahaan PT Nogo Internasional, mereka sama sekali tidak mendapatkan kontrak dalam waktu setengah tahun. Ibuku pernah memberitahukanku, waktu itu, dia dan Ayahku hanya makan roti dan sayur asam. Jadi, kamu baru saja mengalami kesulitan sekecil ini. Jika dibandingkan dengan perusahaan PT Nogo Internasional sebelumnya, apa yang bisa dibandingkan?”

Aku memasuki kontradiksi yang dalam. Pergi, aku akan merasa nyaman. Tinggal, aku takut terluka lagi. Luka yang kukatakan bukanlah pekerjaan perusahaan. Tapi, aku menyadari, aku sudah jatuh cinta pada Isyana. Tapi, aku juga tahu dengan jelas, aku dan Isyana sama sekali tidak mungkin bersama. Aku juga tidak akan memberitahukannya bahwa aku sudah jatuh cinta padanya.

Isyana melihatku tidak berbicara. Dia juga tidak mendesakku. Dia membiarkanku terus berpikir seperti ini. Aku berpikir dalam waktu yang lama, akhirnya memutuskan untuk tinggal! Setelah PT Nogo Internasional melewati kondisi bahaya ini, aku akan pergi dari sini. Mungkin ini termasuk kontribusi secara diam-diam untuk seseorang yang kusukai.

Aku berusaha berkata pada Isyana dengan nada santai, “Tapi, aku sudah memesan tiket kereta malam ini.”

Setelah mendengar perkataanku, Isyana juga terlihat santai. Dia meliriku, “Tiket bisa ditukar dengan uang lagi.”

“Menukar tiket harus ada biaya tukar, mungkin bagimu uang kecil itu bukanlah apa-apa, tapi bagiku itu adalah uang yang berjumlah banyak!

Aku seperti seorang bajingan, membuat keributan dengan Isyana.

“Perusahaan akan ganti rugi untukmu!”

Isyana tahu aku sedang bercanda, tapi dia tetap bekerja sama denganku.

Melihatku tidak membicarakan masalah pengunduran diri, suasana hati Isyana tampaknya juga membaik. Dia menoleh dan melihatku, dia sudah mulai mengatakan masalah yang penting, “Ugie, apakah kamu pernah berpikir? Kenapa proyek perencanaan SHOPI, bisa menggunakan kreativitasmu dengan Amori ?”

Aku menurunkan jendela mobil. Menyalakan sebatang rokok, setelah mengisapnya, aku perlahan-lahan berkata, “Aku pernah memikirkan masalah ini. Ada dua kemungkinan, pertama, ada mata-mata di PT Nogo Internasional, kedua adalah orang yang berpartisipasi dalam rapat proposal hari itu membocorkan laporan perencanaan kita.”

Isyana sedikit menghela napas. Dia melihatku, kemudian terus berkata, “Karena kamu baru saja masuk PT Nogo Internasional, ada banyak masalah mungkin kamu belum tahu dengan jelas. Setelah aku pulang dari luar negeri, Ibuku sudah memberikan PT Nogo Internasional kepadaku. Awalnya, semuanya berjalan dengan lancar, tapi perlahan-lahan muncul masalah. Perusahaan kita berpartisipasi dalam penawaran kompetitif bisnis. Namun, perusahaan lawan kita tampaknya selalu mengetahui harga dasar perusahaan kita, sehingga perusahaan lawan selalu menang dengan harga yang rendah.”

Aku mengerutkan alis. Kemudian segera bertanya, “Jadi, maksudmu, PT Nogo Internasional ada mata-mata sudah bukan satu atau dua hari lagi?”

Isyana mengangguk. Kemudian, dia melihatku sambil berkata dengan tulus, “Ugie, apakah kamu tahu? Sekarang orang yang bisa kupercayai di PT Nogo Internasional sudah tidak banyak, kamu, Lulu, Direktur keuangan Adek. Selain kalian bertiga, aku tidak tahu siapa yang bisa kupercayai lagi.”

Perkataan Isyana membuatku merasa sedih untukny. PT Nogo Internasional yang begitu besar, orang yang bisa dipercayai hanya beberapa saja.

Setelah berkata, Isyana sedikit menghela napas, dia melihatku dan berkata lagi, “Ugie, kamu tidak perlu khwatir dengan masalah penjualan. Tapi biasanya di perusahaan, kamu harus bantu aku lebih memperhatikan karyawan-karyawan. Aku harus menemukan mata-mata ini, sekarang PT Nogo Internasional sudah tidak bisa tahan lagi.”

Aku mengangguk. Aku mengatakan pada diri sendiri, kali ini, tidak boleh terjadi kesalahan.

Aku berbicara dengan Isyana dalam waktu yang lama, hingga langit sudah mengelap. Isyana baru menyetir mobil dan mengantarku pulang. Sampai di bawah rumah, aku baru saja turun dari mobil, dan belum berjalan dua langkah, Isyana tiba-tiba memanggilku, “Ugie, tunggu.”

Aku menoleh dan melihat Isyana. Saat kita saling bertatapan, Isyana tampaknya sedikit malu, dia melihatku dan berkata dengan nada lembut, “Jangan anggap serius dengan perkataan Ibuku hari ini! Aku tahu, kamu juga dipaksa olehnya untuk pergi menemui pasangan yang diatur. Tapi, terima kasih telah menyelamatkan Ibuku.”

Aku tersenyum, dengan sengaja bercanda pada Isyana, “Kamu bilang jangan menganggap serius berarti jangan menganggap serius? Perkataan bibi Salim, aku mempertimbangkannya dengan serius.”

Isyana memandang tajam aku, dia berkata, “Dasar! Cepat kembali untuk istirahat, aku pergi dulu.”

Melihat penampilan Isyana yang malu, hatiku tanpa sadar gembira. Berdiri di tempat asal, melihat mobilnya perlahan-lahan menjauh.

Berbalik badan dan hendak naik ke lantai atas, masih belum melangkah maju. Tiba-tiba seseorang yang ada dibelakangku memanggil namaku, “Ugie!”

Suara yang tidak asing, suara yang sangat tidak asing. Dulu, saat mendengar suara ini, aku akan merasa bahagia dan senang. Tapi sekarang, saat mendengar suara ini, aku malah merasa kesal.

Raisa!

Aku berbalik badan. Melihat Raisa perlahan-lahan turun dari mobil produksi lokal yang berwarna putih. Respon pertama kaliku adalah Rehan Bastar membeli mobil untuknya. Tapi memikirkannya lagi, aku merasa tidak benar. Jika mobil ini dari Rehan Bastar, dia pasti tidak akan membeli mobil yang begitu murah untuk Raisa.

Raisa berjalan dengan elegan ke arahku. Dia tampaknya kurus lagi, tapi tetap terlihat cantik. Terutama temperamen yang ada di tubuhnya, membuatku tanpa sadar sedikit pusing. Tampaknya kita berdua kembali ke masa dulu lagi, dia menungguku pulang kerja di lantai bawah.

Raisa melihatku, dia tersenyum polos dan berkata, “Ugie, kenapa teleponmu selalu non aktif. Dari semalam sampai sekarang, kenapa tidak bisa dihubungi.”

Perkataan Raisa yang lembut, membuat hatiku terasa sakit lagi. Kalau setiap kali dia bertemu denganku, menyindirku, memukulku, mungkin aku akan merasa lebih baik. Tapi aku tidak bisa menahan kelembutannya padaku, karena ini sangat mudah membuatku mengingat masa lalu kami.

Aku tersenyum dengan segan, mengeluarkan ponsel dari saki, menunjukkan ponsel kepadanya, dan menjelaskan, “Sudah habis baterai, aku selalu lupa untuk mengisinya.”

Aku sedang berbohong, aku juga tidak tahu alasannya kenapa, aku tidak ingin memberitahukannya, semalam aku pernah berpikir untuk meninggalkan kota ini.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu