Love And Pain, Me And Her - Bab 183 Robi

Aku tertawa kecil, Undangan untuk Isyana benar-benar dibuat dengan perasaan dan lain dari yang lain. Isyana meletakkan undangan itu, tiba-tiba menatapku, lalu tersenyum dan bertanya, "Ugie, Raisa juga akan pergi kesana?"

Isyana mengungkit nama Raisa lagi, Aku menyentuh hidungku dengan canggung, mengangguk acuh tak acuh dan berkata, "Yah, seharusnya, tapi aku tidak jelas."

Aku khawatir topik ini tidak akan ujung pangkalnya dibahas, jadi aku langsung bertanya, "Omong-omong, bagaimana dengan masalah perusahaan CB? Ada berita apa?"

Ketika menyangkut pekerjaan, Sikap Isyana segera menjadi serius, Dia sedikit mengernyit dan menatapku lalu berkata, "Aku sudah menghubungi Presdir perusahaan CB, Tapi aku tidak tahu apa yang dikatakan Abby waktu dia kembali ke perusahaannya sendiri, Presdir mereka sepertinya tidak begitu puas dengan skala perusahaan kita, mereka anggap perusahaan kita terlalu kecil, tidak mampu mengerjakan proyek iklan mereka. "

Aku mengerutkan kening, balik bertanya kepada Isyana, "Mereka sebenarnya maunya apa? Apakah mereka ada menghubungi perusahaan periklanan lain, atau membagi daftar dan hanya kasih kita kerjakan bagian kecil saja?"

Isyana menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Belum jelas, Tetapi Presdir mereka meminta aku untuk mengirim salinan proposal untuk dia pribadi, dan dia akan melihatnya sendiri, akhir-akhir ini, aku terus menerus menghubungi orang yang bisa bantu kita melobi perusahaan CB, dan memintanya untuk menghubungi Presdir perusahaan CB lagi, pokoknya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan proyek ini."

Aku mengangguk sedikit, aku sudah tahu kalau Isyana sangat memandang berat proyek ini, Tetapi semakin lama proyek ini tertunda, semakin besar kemungkinan akan berubah, aku ingin mengingatkan Isyana, tetapi ketika melihat wajahnya yang sedih dan stress, aku mengurungkan niatku.

Sebenarnya, aku lebih penasaran dengan orang yang membantu Isyana itu siapa? Aku pikir orang itu adalah Don Juan, tetapi dia sudah menyangkalnya. Sampai sekarang, Isyana belum memberi tahu siapa orang ini.

Setelah mengobrol sebentar Isyana, suasana hatinya mulai membaik. Ketika jam kerja sudah mau habis, dia tiba-tiba menatapku dan berkata, "Ngomong-ngomong, Ugie, Kamu tunggu aku di rumah pada hari Sabtu pagi, Aku akan menjemputmu dan kita bareng ke tempat Robi."

Aku mengangguk. Sebenarnya, itulah yang aku mau, lagian Robi bisa mengenal Isyana juga melalui aku, Jika Isyana pergi sendiri, dia tidak begitu akrab dengan yang lain, ini pasti akan menimbulkan rasa tidak enak dan canggung.

Awalnya ingin membeli hadiah untuk Robi, Tapi Robi sudah jelas minta angpao, aku terpaksa mengeluarkan empat juta rupiah untuk angpao.

Aku bangun lebih awal pada hari Sabtu pagi, Setelah menyisir rapi, aku memakai jas yang waktu itu Isyana beli untuk aku, aku tahu tidak terlalu banyak orang yang pergi hari ini, diperkirakan hanya teman lama saja, Tapi aku tetap ingin membuat diriku terlihat lebih energik, Alasannya sangat sederhana, aku tidak ingin membiarkan Raisa merasa bahwa setelah berpisah dengannya, aku menjadi depresi.

Bahkan, setiap kali aku melihat Raisa, perasaan dalam hatiku sudah sedikit berbeda, aku juga pernah bertanya kepada orang-orang di media sosial, bagaimana perasaan mereka ketika mereka ketemu mantan pacar mereka.

Ada banyak macam jawaban yang aku dapatkan, Beberapa orang mengatakan kepada aku bahwa mereka akan merasa malu dan bersikap tidak wajar, ada yang merasa menyesal dan merasa bahwa mereka telah kehilangan orang yang paling mereka cintai, ada juga yang mengatakan mereka berpura-pura tidak saling kenal, ada lagi yang menjawab, jika kamu bisa bersikap santai, itu akan sangat mengejutkan.

Tapi tidak ada yang mengatakan dia bisa menghadapi mantannya dengan damai. Memang benar, walaupun perasaan cinta mungkin sudah pudar, atau masing-masing sudah tidak ada kabar lagi dan menghilang, Tapi selama memori kenangan tetap ada, selama ingatannya tidak mati, Jantung akan selalu berdenyut dan bergetar kalau teringat mantan.

Setelah beres semua, aku duduk di sofa dan merokok. Tak lama kemudian, Isyana menelepon aku dan meminta aku untuk turun.

Sinar matahari hari ini sangat bersahabat, Meskipun musim gugur sudah mau berakhir, langit masih terlihat sangat cerah, pada saat sinar matahari pagi ini menerpa ke badan kita, Ini memberikan kesan nyaman yang sangat berbeda.

Begitu aku turun, aku melihat Isyana berdiri di samping mobilnya, Dia melipat tangannya dan bersandar di mobil, menatapku sambil tersenyum.

Isyana terlihat jelas sudah berdandan dengan teliti, riasan anggun dan tidak menor, mengenakan jaket high-end dengan garis-garis putih gelap, celana jeans hitam. Kolaborasi warna hitam dan putih yang sangat pas, membuat penampilan Isyana memang anggun ini terlihat semakin elegan dan mewah, Kakinya yang panjang, terbungkus celana jeans, terlihat lebih ramping.

Ketika Isyana melihat jas yang aku pakai, Enron langsung tersenyum senang. Ketika dia membuka pintu, dia berkata sambil tersenyum, "Ugie, aku menyadari bahwa setiap kali kamu ingin ketemu Raisa, Sepertinya kamu akan membuat penampilan kamu terlihat lebih rapi.”

Isyana hanya bercanda, Tetapi aku menggelengkan kepala dan berkata, "Isyana, kamu sama sekali tidak lucu."

Bahkan, terkadang aku pikir Isyana sengaja, Dia jelas tahu bahwa Raisa menimbulkan bekas luka di hatiku, Tapi setiap kali kita bersama, dia selalu menyebut nama Raisa.

Mungkin Isyana melakukan hal yang sama dengan Robi, Robi pernah berkata, dia membuka lukaku dan menaburkan garam. Setelah mengalami rasa sakit yang tajam dengan cara ini, ketika aku bertemu Raisa lagi nanti, aku akan bisa menghadapinya dengan tenang. Tapi aku pikir cara mereka ini sama sekali tidak brilian.

Isyana hanya tersenyum ringan, dan dia tidak menanggapi aku.

Setelah masuk ke dalam mobil, Isyana memakai kacamata hitam, mengendarai mobil dengan santai. Pada saat yang sama, kita juga mengobrol dengan santai. Dia bertanya kepadaku, "Ugie, aku merasa Robi cukup berbakat, Mengapa dia tiba-tiba membuka toko bunga?"

Bukan saja Isyana saja yang tidak mengerti, tapi aku juga tidak mengerti.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum pahit, menjawab tanpa daya,

"Ketika Robi melakukan sesuatu, Kita dianggap orang biasa yang tidak bisa memahaminya sama sekali."

Apa yang aku katakan itu benar! Robi sudah terkenal di sekolah tidak suka ikut arus. Misalnya, pada hari kelulusan, kita semua mengemas barang-barang kita sendiri. Tapi Robi hanya mengambil komputer, dan yang lainnya tidak dibawa, lalu meninggalkan kampus dengan santai.

Aku pernah bertanya kepadanya tentang hal itu, Mengapa kamu begitu?

Jawaban Robi bahkan lebih mengejutkanku, Dia mengatakan kepada aku bahwa dia ingin menyimpan ingatannya dan menjadi legenda di asrama. Biarkan para pendatang baru mengingatnya dengan barang-barang yang dia tinggalkan. Itu disebut "aku pergi diam-diam, sama seperti aku datang diam-diam, aku melambaikan lengan bajuku, aku tidak akan membawa pergi kenangan ". Tetapi yang tidak diambilnya bukanlah kenangan, melainkan pakaian dan kopernya.

Misalnya, sekarang, dia jelas tahu bahwa toko bunga kemungkinan akan rugi, tetapi dia akhirnya malah meminjam uang untuk membukanya, Siapa yang tahu apa yang dia pikirkan?

Isyana juga tersenyum, dan dia bertanya, "Ugie, apakah Robi punya pacar sekarang?"

Aku menggelengkan kepala dan menatap Isyana, aku tidak mengerti mengapa Isyana menanyakan hal ini. Isyana melihatku menggelengkan kepala, tiba-tiba dia tersenyum, menatapku dan berkata, "Kurasa dia dan Lulu cukup serasi, kamu tidak ada niat menjodohkan mereka?"

Apa yang Isyana katakan kebetulan sama dengan yang selalu aku pikirkan belakangan ini. Tapi aku pernah mengobrol lama dengan Robi di tepi danau sekolah, aku hanya tahu sudah ada seorang gadis di hatinya. Meskipun aku tidak tahu siapa gadis itu, Tapi aku tahu bahwa dengan karakter Robi, takutnya dalam waktu singkat, Robi sulit untuk keluar dari bayang-bayang gadis itu.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu