Love And Pain, Me And Her - Bab 240 Curiga

Aku duduk di sofa seperti orang bodoh, terus merokok bahkan sampai lupa waktu.

Hingga terdapat suara ketukan di luar pintu, aku baru tergesa-gesa berdiri. Melihat ke luar jendela, aku tidak tau jam berapa, hanya melihat langit di luar telah gelap. Aku mengira Isyana yang mengetuk pintu, sehingga aku bergegas menuju ke depan pintu.

Begitu aku membuka pintu, aku kecewa. Melihat Kalin berdiri di pintu dengan senyuman di wajahnya, melihatku menunjukkan ekspresi kecewa, dia sedikit mencibir, "Kenapa? Tidak senang melihatku?".

Aku tersenyum pahit. Menyuruhnya masuk ke dalam kamar.

Begitu dia memasuk, Kalin mengerutkan kening dan berkata dengan tidak senang, "Ugie, kamu merokok berapa banyak batang? Apakah kamu ingin merokok hingga mati ya?".

Setelah mengatakan itu, dia pergi untuk membuka jendela.

Begitu jendela terbuka, terdapat angin yang dingin masuk. Aku tidak bisa menahan kemudian menggigil.

Kalin mengatakan demikian, tetapi dirinya juga menyalakan sebatang rokok. Setelah menghisap, dia mengeluarkan asap ke arahku dengan pelan. Kemudian, dia berkata dengan suaranya yang memikat dan unik.

"Kenapa, masih stress?"

Aku juga menyalakan sebatang rokok dan tersenyum pahit, "Ngapain stress, perusahaan itu bukan milikku".

Aku sedang marah. Kalin secara alami bisa mendengarnya, dia menatapku dan berkata, "Ugie, pada kenyataannya, aku mengakui bahwa apa yang kamu katakan hari ini masuk akal. Tetapi aku baru saja memikir kembali dengan cermat. Aku pikir apa yang dikatakan Presdir Mirani juga masuk akal. Kamu lihat, awalnya CB memang tidak percaya kepada PT.Nogo kita, dan mereka selalu merasa bahwa pengelolaan kita tidak cukup. Oleh karena itu, rasio pembayaran uang muka pertama mereka sangat rendah. Mereka melakukan hal ini, sebenarnya mereka sedang mengurangi risiko mereka."

Kalin mengatakan hal ini, sebenarnya aku juga mempertimbangkan. Tetapi kita tidak boleh menanggung semua risiko hanya karena CB ingin mengurangi risiko mereka. Aku menarik napas dalam-dalam dan mengerutkan kening, berkata, "Aku tidak bisa mengatakannya! Tetapi aku selalu merasa terdapat sesuatu yang aneh".

Kalin terkekeh. Dia menatapku dan bertanya, "Apakah kamu curiga bahwa CB adalah penipu? Lalu apa yang ingin mereka tipu? Apakah mereka menghabiskan miliaran tanpa alasan, hanya untuk menipu kita untuk membuat iklan mereka?".

Kata Kalin sambil menatapku dengan mengejek. Kemudian dia juga menambahkan, "Dekingan di balik CB adalah DS Jewelry. Itu merupakan merek yang terkenal secara internasional. Sehingga kamu tidak perlu meragukan tujuan mereka, yang paling penting sekarang adalah membantu Presdir membuat iklan ini dengan baik".

Aku harus mengakui bahwa kata-kata Kalin membuatku sedikit terguncang. Tetapi aku masih menghela nafas dan berkata perlahan, "Kalin, sebenarnya aku tidak setuju terdapat alasan lain. PT.Nogo akhirnya mendapatkan proyek 青姿华北区, dapat dikatakan baru keluar dari kesulitan. Tetapi langkah ini tampaknya melangkah terlalu besar. PT.Nogo tidak tahan menghadapi gejolak apa pun sekarang, jika proyek ini terdapat sedikit masalah, PT.Nogo mungkin akan hancur."

Kalin mengangguk sambil memadamkan puntung rokok, berkata dengan sutuju, "Aku setuju dengan semua yang kamu katakan. Tetapi PT.Nogo harus bertaruh jika ingin membangkit kembali kemuliaan sebelumya. Jika berhasil, masa depan PT.Nogo bangkit kembali. Jika gagal, mungkin akan seperti yang kamu katakan, PT.Nogo akan hancur! Jika aku adalah Presdir Mirani, aku akan bertaruh pada proyek ini. Lagi pula, persaingan dalam industri periklanan semakin sengit, dan peluang seperti itu sangatlah jarang. Apalagi, risiko ini tidak sebesar yang kamu katakan. "

Kata-kata Kalin membuatku diam. Aku sedang berpikir, jika perusahaan itu milikku, akankah aku bertaruh pada proyek ini? Melihat papan, tampaknya persentase berhasil di atas 70%. Tetapi begitu gagal adalah bangkrut total. Aku memikirkannya, mungkin aku tidak akan bertaruh.

Melihat aku tidak berbicara, Kalin berkata lagi, "Lupakan saja, jangan terlalu dipikirkan. Pergilah mencari Presdir dan bicarakan dengannya tentang pendapatmu. Apakah kalian ingin marah karena hal ini?".

Aku mengangguk dengan senyuman pahit. Kalin juga cukup pengertian.

Setelah mengobrol sebentar, Kalin langsung kembali.

Memikirkan kembali, kemungkinan perkataan Kalin benar. Aku harus berbicara dengan Isyana lagi, jika dapat mencapai kesepakatan bersama mengenai masalah ini lebih baik.

Aku pergi ke kamar Isyana, membunyikan bel pintu untuk waktu yang lama tetapi tidak ada yang membuka. Tadi Isyana mengatakan kepadaku dia akan keluar sore hari, apakah dia belum pulang?.

Aku mulai khawatir, dan memikirkannya. Kemudian terpikir untuk memanggil Lulu, mungkin dia sedang bersama dengan Isyana.

Lulu menjawab telepon setelah berdering cukup lama. Dia tampak tidak nyaman untuk berbicara, dan bertanya dengan pelan, "Ugie, aku bersama Presdir Mirani. Apa ada denganmu?".

Jika bersama Isyana, Lulu juga tidak perlu begitu berhati-hati. Aku langsung bertanya kepadanya, "Di mana kalian berada? Bersama siapa?".

Lulu menjawab dengan pelan, "Presdir mengundang beberapa direktur CB untuk makan bersama. Apakah perlu memberikan telepon kepada Presdir?".

Sepertinya aku telah mengacaukan negosiasi tadi dan Isyana sedang menghubungi mereka lagi.

Tiba-tiba suasana hatiku menjadi sangat kacau, setelah memikirkannya, aku langsung berkata, "Lupakan saja, tidak perlu! Ngomong-ngomong, jangan membiarkannya minum terlalu banyak. Panggil aku saja jika terdapat masalah. Aku akan mengaktifkan telepon 24 jam sehari."

Lulu menyetujui kemudian langsung menutup telepon, aku merasa kecewa lagi. Untuk sementara, sulit bagiku untuk mengatakan apakah perbuatanku hari ini benar atau salah. Tetapi aku tahu bahwa pada dasarnya tujuanku demi kebaikan PT.Nogo. Dan PT.Nogo benar-benar tidak tahan menghadapi masalah apa pun!.

Setelah makan di luar. Aku segera kembali ke kamar dan menonton TV sambil melihat telepon. Melihat hampir tengah malam, Isyana tampaknya tidak memiliki gerakan apa pun, aku juga tidak tahu apakah dia sudah kembali belum.

Aku tidak bisa menahan lagi, kemudian mengirim pesan kepada Lulu dan bertanya apakah dia telah kembali?.

Pesan telah dikirim dalam waktu yang lama, Lulu akhirnya membalasku. Tetapi setelah melihat pesan itu, suasana hatiku menjadi lebih buruk.

"Presdir CB Pak Milu minum terlalu banyak, dia mentraktir untuk bernyanyi, sekarang belum bisa pulang".

Aku segera membalas Lulu: "Bagaimana dengan Isyana? Apakah dia juga minum terlalu banyak?".

"Prsedir baik-baik saja, cukup sadar. Tenang saja, aku berada di sini, tidak ada terjadi apa apa!".

Meskipun Lulu berkata demikian, hatiku tetap merasa sangat gelisah. Aku bahkan ingin bertanya keberadaan mereka, dan langsung pergi mencari mereka. Tetapi aku memikir lagi, aku takut jika aku pergi, usaha Isyana untuk menjalin kembali hubungan dengan CB akan dihancurkan olehku lagi.

Malam ini, aku menghabiskan sebagian besar waktu dalam ketakutan dan kecemasan. Hingga pukul dua malam, Lulu mengirim pesan kepadaku lagi. Dia mengatakan kepadaku bahwa mereka telah kembali. Dia telah mengantar Isyana kembali ke kamarnya, dan Isyana juga telah istirahat.

Akhirnya aku merasa lega. Setelah mandi, aku langsung pergi tidur dan beristirahat.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu