Love And Pain, Me And Her - Bab 285 Pertemuan Yang Tidak Disangka

Ketika aku masih kecil, guruku selalu berkata asalkan kamu rajin kamu pasti akan berhasil. Namun ketika aku dewasa, aku menemukan bahwa perkataan yang dikatakan oleh guruku adalah salah. Hidup mengajariku walaupun sudah rajin namun tidak pasti akan berhasil. Tetapi jika tidak rajin pasti tidak akan berhasil.

Ketika rencana bisnisku sudah hampir sempurna, dana awal masih saja belum kudapatkan. Saat ini yang bisa aku pikirkan hanyalah orangtuaku. Namun aku tidak tega memintanya kepada mereka. Aku tahu mereka memiliki uang lebih namun uang itu adalah uang pensiun yang mereka kumpulkan dengan susah payah. Mereka telah berusaha keras sepanjang umurnya, dan sebagai anak dari mereka yang tidak pernah membalas budi,bagaimana mungkin aku masih tega menggunakan uang pensiun mereka?

Matahari di musim dingin walaupun tidak seterik di musim panas namun masih memberikan sedikit kehangatan.

Pada sore itu, aku berjalan sendirian dengan bosan di dalam kota. Aku berpikir untuk melihat-lihat workshop dengan jenis pemasaran, bagaimana operasional mereka saat ini dan aku ingin mengetahui lebih jelas standar harga bangunan saat ini. Berapa banyak biaya yang harus dibayar jika ingin menyewa satu ruangan kantor.

Aku pun berjalan selama lebih dari dua jam walaupun hasilnya tidak banyak. Ketika aku sedang bersiap pergi ke halte bus untuk pulang ke rumah, tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilku dari belakang. Ketika aku melihat ke belakang, aku melihat seorang laki-laki yang menggunakan jaket kulit sedang melambaikan tangannya ke arahku dari tengah kerumunan orang banyak. Ketika aku melihat dengan jelas, aku pun tersenyum. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Kak Wang di pusat kota seperti ini.

Kak Wang dan aku memiliki takdir. Pada awalnya jika bukan karena kios semangkanya, aku dan Isyana tidak akan bertaruh. Sehingga aku tidak akan bergabung dengan Nogo. Hanya saja karena kesibukan pekerjaan yang semakin banyak, aku tidak lagi banyak berhubungan denganKak Wang. Aku juga tidak mengetahui lebih banyak. Aku hanya mengetahui selain mengirim buah dia juga membuka sebuah toko dan yang aku dengar bisnisnya cukup bagus.

Namun saat ini ketika melihat penampilan dari Kak Wang sepertinya kehidupannya sudah berubah. Ketika pertama kali melihatnya dia sepenuhnya berpenampilan seperti seorang petani dari desa. Namun saat ini dia sudah mengenakan jaket kulit berwarna coklat, celana barat yang lurus dan sepasang sepatu kulit tua. Terlihat seperti seorang yang sudah mendapatkan kesuksesan.

Ketika sudah sampai di hadapanku, Kak Wang langsung dengan antusias berkata kepadaku, "Benarkan kamu Ugie? Beberapa hari yang lalu, kakak iparmu sempat menyebutkanmu. Aku sudah berpikir dalam beberapa hari ini untuk mencarimu ke perusahaan."

Melihat wajah Kak Wang yang tersenyum dengan tulus. Hatiku menjadi semakin bahagia. Setelah bercengkrama sesaat, Kak Wang merangkul tanganku dan berkata, "Ayo ugie, kita cari tempat untuk kita mengobrol."

Sambil berbicara dia langsung menarikku pergi.

Kami berjalan menembus kerumunan, Kak Wang membawaku ke sebuah toko jus buah. Toko itu tidak besar selain jus buah yang baru saja diperas dan dijual di depan pintu. Di dalamnya hanya ada tiga hingga empat meja kecil.

Begitu masuk ke dalam toko, seorang pegawai wanita berseragam segera tersenyum dan berkata kepada Kak Wang, "Bos, apa kabar!"

Aku membeku sesaat sambil menatap Kak Wang bertanya kepadanya, "Kak Wang, apakah toko ini milikmu?"

Kak Wang hanya tersenyum. Dia kemudian membawaku ke sebuah meja. Setelah memesankan jus, dia baru berkata kepadaku, "Ugie, Kak Wang selalu ingin berterima kasih kepadamu. Sayangnya sampai saat ini belum ada kesempatan. Ini adalah toko ketiga yang aku buka. Aku melakukan sesuai dengan pemikiran yang kamu berikan sebelumnya. Aku masih mengirim buah ke bangunan kantor namun saat ini sudah tidak perlu aku yang mengantarkannya sendiri. Sekarang sudah ada pegawai harian yang khusus mengantarkannya. Aku juga pada saat yang sama membuka toko. Saat ini bisnis sangat baik. Ugie, jika pada awalnya tidak ada bantuanmu. Kak Wang saat ini sepertinya masih menjual semangka di pinggir jalan. "

Kak Wang terus menerus mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku yang melihat perubahan kehidupannya yang mengejutkan juga merasa sangat bahagia untuknya. Pada saat yang sama, aku juga memikirkan mengenai masalah di dunia ini yang tidak normal, Pada enam bulan yang lalu, dia bekerja dibawah teriknya matahari. Namun enam bulan kemudian dia sudah berubah menjadi bos kecil yang kaya raya. Perubahan ini sangatlah besar.

Setelah menyesap jus, Kak Wang kembali bertanya kepadaku, "Oh ya, Ugie, bagaimana kamu bisa keluar pada saat jam kantor seperti ini? Aku mendengar bahwa kamu bekerja dengan baik di Nogo dan saat ini sudah menjadi asisten dari Presdir. Aku turut senang untukmu"

Aku tersenyum pahit melihat ketulusan dari Kak Wang. Aku pun tidak menyembunyikannya lagi dan lagsung berkata kepadanya," Aku sudah mengundurkan diri, saat ini belum ada pekerjaan sehingga menjadi lebih santai."

Kak Wang kaget. Namun pada wajahnya langsung terpancar senyum sukacita, "Bagus sekali!"

Sikap Kak Wang sedikit mengejutkanku. Aku tidak mengerti mengapa dia sangat gembira ketika dia mendengar aku sudah mengundurkan diri.

Kemudian Kak Wang langsung melanjutkan, "Ugie, Kak Wang ingin mengatakan yang sebenarnya. Jangan lihat bisnis Kak Wang masih kecil, namun penghasilannya cukup besar dan jauh melebihi gajimu di perusahaan. Dulu ketika baru memulai toko ini, Kak Wang ingin memberikanmu saham supaya kamu bisa berpartisipasi dalam manajemen. Namun saat itu kamu tidak setuju. Saat ini kebetulan kamu sedang santai lebih baik kamu bergabung denganku. Sama seperti sebelumnya, Kak Wang akan memberikanmu sedikit saham dan kamu bertanggung jawab bagian manajemen. Pendidikan Kak Wang sangat rendah, walaupun ingin membuat bisnis ini menjadi besar aku mempunyai keinginan namun tidak memiliki kemampuan kan. "

Perkataan yang diucapkan Kak Wang sangat tulus. Aku juga tahu bahwa dia ingin mencari kesempatan untuk membalas jasa bantuanku sebelumnya. Namun sayangnya aku sama sekali tidak tertarik dengan bisnisnya. Akupun menggelengkan kepala sambil tersenyum. Menolaknya dengan sopan.

Kak Wang terlihat sedikit kecewa, dia langsung bertanya, "Ugie, kamu tidak bisa terus bertahan seperti ini kan? Setidaknya harus mencari kegiatan untuk dikerjakan kan?"

Perkataan Kak Wang membuat jantungku melompat. Sebuah pemikiran yang belum pernah dipikirkan tiba-tiba terbayang di dalam pikiranku. Jika mengatakan ini kepadaKak Wang, apakah dia akan meminjamkan uang kepadaku? Atau menggunakan saham dan menukarkannya dengan uang?

Kak Wang melihat aku tidak berbicara. Dia menatapku dengan aneh dan bertanya, "Ugie, apa yang sedang kamu pikirkan? Mengapa kamu tidak bicara?"

Aku tersenyum malu sambil menatap Kak Wang aku dengan perlahan berkata kepadanya,

"Kak Wang, aku tidak perlu menyembunyikannya lagi darimu. Sebenarnya aku ingin memulai bisnis."

"Membangun bisnis bagus kan! Kamu sangat berbakat pasti tidak akan ada masalah jika kamu membuka bisnis."

Pujian Kak Wang membuatku sangat bahagia. Namun saat ini dia masih belum mengetahui kesulitanku. Aku pun masih tidak enak berkata untuk meminjam uang darinya. Bagaimanapun juga tidak ada hubungan lain diantara kita selain pemasaran penjualan semangka yang dahulu.

Kak Wang sepertinya juga memperhatikannya. Dia menatapku sambil memiringkan kepalanya dan bertanya, "Ugie, apakah kamu memiliki kesulitan?"

Aku tersenyum getir, untuk sementara waktu aku tidak tahu harus berkata apa kepadanya. Namun Kak Wang segera berkata, "Ugie, Kak Wang tidak memiliki kemampuan yang banyak. Tetapi saat ini di tanganku masih ada uang yang bisa digunakan. Jika uangmu tidak cukup, kamu bisa mengatakannya. Apa yang bisa Kak Wang bantu pasti tidak akan aku tolak."

Perkatan Kak Wang sangat menyentuh hatiku. Akupun mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya.

"Kak Wang, aku sekarang memang sedang mengalami kesulitan. Meskipun proyek sudah pasti. Namun aku masih kekurangan dana awal, mungkin lebih tepatnya dikatakan bahwa aku saat ini tidak mempunyai dana untuk memulainya."

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu