Love And Pain, Me And Her - Bab 111 Surga Dan Neraka

Tepi sungai di malam hari, angin cukup kencang. Begitu keluar, aku langsung membuka jasku dan menyelimuti tubuh Isyana. Isyana juga tidak menolak, membiarkanku menyelimutinya dengan jasku. Kami berdua berjalan dalam sunyi.

Ketika sudah akan sampai di parkiran, aku berkata, “Isyana, bagaimana kalau kita berkeliling disekitar sini?”

Isyana melirikku, lalu mengangguk.

Kami menyusuri sungai, mulai berjalan perlahan. Lampu jalanan di sepanjang tepi sungai sudah menyala sejak tadi. Sinar yang kuning keemasan menarik panjang bayangan kami.

Kami berdua hanya berjalan dengan sunyi. Namun jantungku malah berdegub begitu kencang. Aku merasa bersemangat juga gelisah. Kalau aku memberitahu Isyana aku menyukainya. Bagaimana kalau dia menolakku? Kelak hanya menjadi teman, atau bisa lanjut mengejarnya? Aku galau, aku bergumul.

Setelah berjalan sesaat. Tiba-tiba Isyana berhenti, dia bersandar di pagar, menatap air sungai yang mengalir perlahan. Angin berhembus, anak rambut dikeningnya tertiup angin, itu merupakan keindahan yang begitu mempesona.

Aku berdiri disamping Isyana. Ingin menyalakan sebatang rokok, namun merokok disaat ini terasa kurang pantas. Suara hatiku berdebat. Satu sisi memberitahuku untuk menunggu lagi, tunggu waktu dan momen yang tepat di lain kali saja. dan satu sisi lainnya memberitahuku untuk segera menyatakan perasaanku, tidak semua kesempatan sesuai untukku.

Aku menarik nafas dalam-dalam. Akhirnya aku buka suara, “Isyaa.”

“Hm?”

Isyana menoleh. Dia menepis rambut di keningnya, sambil tersenyum dengan begitu hangat dan lembut.

Aku berusaha cukup lama, baru berhasil mengumpulkan keberanian. Aku menatap Isyana, lalu berkata : “Isyana, aku menyukaimu!”

Isyana termenung, selagi dia terdiam, aku segera mengungkapkan apa yang ada dalam hatiku.

“Isyana, aku menyukaimu bukan satu dua hari. Aku berharap kamu bisa menjadi pacarku. Meskipun aku tidak punya kekuasaan juga uang, tapi aku punya hati yang tulus, juga punya niat untuk berusaha. Aku bisa memasak juga bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Aku juga bisa menemanimu kemana pun yang kamu mau. Kamu bisa menjadi designer yang kamu suka, aku akan bertugas membereskan rumah, aku tidak akan membuatmu merasa terbebani. Kamu bilang selatan, aku tidak akan ke utara. Kamu bilang benar, aku tidak akan mengatakan salah. Yang bisa kulakukan, mendengarkanmu, mempercayaimu, mencintaimu. Menganggap keluargamu sebagai keluargaku, menjadikan kebahagiaanmu sebagai kebahagiaanku, menjadikan masalahmu sebagai urusanku. Intinya, asalkan kamu menjadi pacarku, aku rela melakukan semua untukmu.”

Aku berkata bagaikan mesin pembaca yang semakin bicara semakin cepat. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang sedang kukatakan. Tapi aku tahu, apa yang kukatakan adalah tulus. Aku hanya ingin memberitahu Isyana, aku menyukainya, aku ingin dia menjadi pacarku.

Setelah mengatakannya, aku langsung merasa sangat lega. Mengenai dia terima atau tidak, aku hanya bisa terima nasib!

Isyana menatapku, tiba-tiba dia tertawa, tawanya sangat imut.

Dia juga tidak bicara, hanya menatapku. Setelah menatap cukup lama, dia baru bertanya padaku, “Ugie! Apakah kamu ingat? Aku pernah mengatakan kalau kamu adalah seorang pengecut.”

Sikap Isyana membuatku merasa sedikit tenang. Aku kembali normal, berkata dan mengangguk, “Ingat, pernah bilang tiga kali!”

Isyana terseyum lagi, lalu menatapku sambil memiringkan kepala, lalu lanjut berkata, “Sebenarnya aku mengatakan kamu sebagai pengecut, bukan karena hal lain. Melainkan karena kamu menyukai seseorang tapi tidak berani mengungkapkannya.”

Aku tersenyum dengan canggung! Isyana sudah menyadari aku menyukainya sejak awal. Dan aku masih seperti orang bodoh yang beranggapan aku menutupinya dengan sangat baik.

“Tapi akhirnya kamu mengatakannya hari ini, aku cukup lega dengan ini.”

Isyana seolah berubah menjadi orang yang berbeda, berkata dengan lembut. Dan aku hanya bisa terdiam.

Tatapan Isyana membuatku salah tingkah, membuatku tidak berani menatapnya. Sikapku yang begitu canggung membuatnya tertawa. Dia berkata dengan pelan, “Ugie, tatap aku!”

aku mengangkat wajahku untuk menatapnya, tatapannya begitu lembut bagaikan air. Seolah tidak membenciku karena apa yang kukatakan sebelumnya.

“Terima kasih sudah menyukaiku, sungguh!”

Isyana berkata lalu tersenyum, senyumnya begitu tulus, juga sangat menggoda.

“Tapi Ugie, apakah kamu tahu kalau aku adalah wanita yang begitu tamak?”

Berkata sampai disini, Isyana terhenti. Aku tidak paham maksudnya, hanya menatapnya dengan bingung.

“Ugie, apakah kamu benar-benar telah melupakan Raisa?”

Ucapan Isyana tiba-tiba membuat hatiku terasa perih. Aku tertawa pahit, menatap Isyana, lalu menghela nafas dan berkata sejujurnya, “Aku tidak melupakannya! Dan seumur hidup ini tidak mungkin kulupakan! Namun aku sudah melepaskan semua kenangan kami dimasa lalu. Aku ingat aku pernah mengatakan, terhadap Raisa, akusudah menganggapnya sebagai keluarga.”

Isyana tertawa, dia menggeleng perlahan, “Ugie, aku percaya dirimu yang saat ini tulus. Namun sebenarnya kamu tidak paham pada dirimu sendiri. Kamu pikir kamu benar-benar menganggap Raisa sebagai keluarga? Tidak!”

ini merupakan suatu topik yang tidak ingin kujelaskan dan sulit untuk kujelaskan. Aku tidak bicara, hanya memilih untuk terdiam.

Isyana lanjut berkata, “Aku mengatakan kalau aku tamak, karena aku tidak ingin priaku memperhatikan wanita lain. Aku ingin yang ada dalam hatinya hanya aku, dan bukan bagaimana caranya membagi perasaannya denganku dan wanita lain.”

Aku mengangguk setuju. Apa yang Isyana katakan tidak keterlaluan, tidak ada wanita yang bersedia berbagi pria dengan wanita manapun.

Isyana menyibak rambut didepan wajahnya perlahan, berkata sekali lagi, “Ugie, sebenarnya aku wanita yang glamour.”

Ucapan Isyana membuatku termenung. Dia memang menggunakan barang mewah disekujur tubuhnya, namun berhubungan dengannya begitu lama, aku sungguh tidak bisa melihat dimana keglamouran itu.

Isyana seolah bisa menembus pikiranku, dia menggeleng perlahan, berkata lirih, “Glamour yang kukatakan bukan memiliki benda mewah. Aku bisa melewati hari-hari yang tenang dan sederhana dengan orang yang kucintai, aku bisa tidak butuh semua barang mewah, tidak butuh mobil juga rumah mewah. Namun aku tetap merasa begitu kaya, aku ingin semua orang tahu kalau aku memiliki cinta yang begitu sempurna dan seorang pria yang sangat mencintaiku.”

Aku tertawa, glamour yang seperti ini, aku yakin bisa memuaskannya!

namun aku belum bicara, Isyana sudah berkata lagi.

“Jadi, Ugie. Kmau harus lebih adil padaku. Ketika kamu mengejar Raisa, kamu bisa mengambil resiko dikurangi nilai, namun tetap memilih menyatakan cinta dihadapan semua murid dan guru. Dan ketika kamu mengejarku, malah hanya diam-diam tanpa suara. Aku tahu kamu baik pada Raisa, selama beberapa tahun kebersamaan kalian, semua kehidupanmu berpusat padanya. Tentu saja, ini bukan kuketahui darimu, melainkan kuketahui dari tempat lain.”

Aku tetap tersenyum pahit. Isyana oh Isyana, kenapa aku tidak terpikirkan kalau gadis ini akan membandingkan dirinya dengan Raisa. Ini sama sekali bukan hal yang bisa dijadikan perbandingan.

Isyana menatapku sambil tetap tersenyum dan berkata, “Jadi, Ugie, maaf! aku tidak bisa menerimanya!”

Aku terkejut! Menatap Isyana dengan bingung, dada terasa sesak.

Aku seolah terlihat begitu memalukan. Isyana tersenyum lagi, dia menatap sambil lanjut bicara, “Aku tidak menerimamu, namun aku tetap ingin kamu baik padaku, mulai saat ini kamu harus mengejarku! Kamu harus membuatku menikmati usahamu, juga cinta yang kau tunjukkan, kamu harus membuatku bahagia. Kalau suatu hari aku merasa kamu jauh lebih baik padaku dibandingkan pada Raisa dulu. Aku bukan hanya akan bersedia menjadi pacarku, aku juga akan bersedia menjadi istrimu.”

Aku hanya menatap Isyana dengan bingung. Surga dan neraka, hanya sebatas benang!

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu