Love And Pain, Me And Her - Bab 508 Cara Yang Rapi Dan Cantik

Setelah selesai rapat, Papang mengikutiku masuk ke kantorku. Begitu masuk, dia menyeringai menatapku sambil berkata, “Ugie, kamu hari ini di depan banyak orang, sama sekali tidak memberikan rasa hormat sedikitpun kepada Luxor. Apa kamu tidak khawatir, semua orang akan mengatakan kalau kamu ini membuat kelompok sendiri untuk mengambil kesempatan untuk membuat reformasi. Dengan menggunakan orang-orang pentingmu sendiri?”

Aku terkekeh dan memberikan sebatang rokok ke Papang. Aku sendiri juga menyalakan satu rokok untukku. Aku sudah rapat dua jam lebih dan belum merokok satu rokok pun. Ini benar-benar terasa mencekikku.

Setelah menghirup cukup banyak rokok, aku perlahan berkata, “Aku tidak peduli, orang lain berpikir seperti apa. Selama kamu presdir Papang tahu apa maksud dan fungsiku, maka itu sudah cukup. Perusahaan sekarang ini dalam masa awal pembentukan, kalau tidak berani memaksa diri maju ke depan, lalu bagaimana bisa perusahaan ini menghasilkan prestasi?”

Papang mengangguk. Melihatku dan dia berkata lagi, "Luxor masih saja orang yang sangat berbakat, tapi kepribadiannya terlalu arogan. Itu selalu memberi kesan kepada orang rasa superioritas dan mendominasi yang tinggi. Tapi aku setuju dengan ucapanmu itu. Semua hal yang ada di masa depan, kamu silahkan memberanikan diri dan terus maju untuk langsung melakukan semuanya, aku akan selalu mendukungmu.”

Aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. Papang sengaja masuk ke kantorku mengikuti, sebenarnya karena dia ingin memberitahuku kalau dia pasti akan selalu mendukungku. Dengan dukungan CEO perusahaan, pekerjaanku sekali dimulai pasti akan semakin lancar.

Setelah mengobrol sebentar dengan Papang, lalu kami berniat untuk keluar makan, tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar. Aku pun berkata, “Masuk” lalu kami melihat Lulu berjalan masuk dengan mengenakan seragam kantornya.

Lulu sekarang menjadi asistenku dan gadis ini sangat cepat sekali perkembangannya. Selain, menangani beberapa urusan sehari-hari, dia tanpa sadar atau tidak, juga ikut mempelajari beberapa pekerjaan mengenai pemasaran.

Begitu melihat Papang di kantorku, Lulu segera tersenyum dan memberi hormat serta menyapa Papang dengan sopan, “Halo, Presdir Papang!”

Papang mengangguk sedikit. Lulu menoleh dan menatapku lagi, masih dengan sopan dia berkata, “Presdir Ugie, Presdir Don Juan dari SHOPI ingin bertemu denganmu. Dia bertanya kepadaku, kamu kapan punya waktu untuk bertemu dengannya!”

Aku cukup terkejut dan tidak menyangka Don Juan ini bisa-bisanya datang kesini untuk bertemu denganku. Setelah di ruang kerja terakhir kali berpisah, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Don Juan. Karena sibuk dan aku tidak punya suasana hati yang baik untuk menanyakan kabarnya juga.

Aku pun melihat ke jam sejenak, lalu langsung berkata kepada Lulu, “Kalau begitu sekarang saja. Kamu minta dia untuk masuk kesini.”

Papang melihat kalau ada tamu yang akan datang. Dia pun menyapaku sejenak lalu pergi makan sendiri.

Tidak lama kemudian, aku melihat Don Juan mengikuti Lulu berjalan masuk ke kantorku. Sudah beberapa hari tidak bertemu, Don Juan terlihat sedikit lebih kurus. Aura arogan yang sebelumnya tampak di dirinya, sekarang malah tampak lebih lemas. Meskipun SHOPI sekarang dalam situasi yang sangat buruk, dia tetap saja seperti seekor unta yang kurus yang lebih besar dan bermartabat dari seekor kuda. Pakaian yang dikenakannya sekarang ini diperkirakan bernilai puluhan juta.

Begitu dia masuk, dia memandangi kantorku. Lalu menghela napas dan berkata, "Ugie, kamu benar-benar jadi lebih baik sekarang ini ya. ini benar-benar mengejutkan tapi sangat mengagumkan sekali. Ini baru berapa lama, kamu sudah sampai di perusahaan internet dan menjadi COO perusahaan. Aku semakin berbisnis malah jadi semakin buruk, bahkan aku sampai kehilangan SHOPI.”

Aku tersenyum, menyerahkan satu batang rokok ke Don Juan. Setelah menyalakannya, aku langsung bertanya padanya, “Presdir Don Juan, bagaimana hasil pengadilan dari gugatannya?”

Terakhir kali bertemu, Don Juan memberitahuku kalau gugatannya terhadap indoma food gagal dan tak berhasil. Dia tidak bisa menerima keputusan itu jadi dia pun mengajukan banding lagi.

Begitu ucapanku keluar, Don Juan tertawa dengan getir. Tanpa dia menjawab, aku sudah bisa menebak hasil akhirnya. Memang benar, Don Juan pun menghela napas lagi, lalu berkata dengan tak berdaya, “Mau bagaimana lagi? Ya kalah! Teman sekolahmu itu benar-benar cukup kejam dan mengerikan. Bekerja sama dengan bank, lalu menelan SHOPI ku hidup-hidup! Jika dipikirkan lagi, ini juga benar-benar menggelikan. Dulu aku ngin membeli dan menyuapnya untuk mengerjakan proyek yang besar. Pada akhirnya tidak ada yang menyangka, aku ternyata memasukkan serigala berbulu domba ke perusahaanku sendiri dan akhirnya telah digigit dan ditelan habis oleh serigala itu!”

Aku tersenyum, tapi tidak menjawab ucapan Don Juan. Setelah melewati beberapa hal di antara aku dan Don Juan, semua kemarahan dan benciku padanya sudah lama menghilang. Karena bagaimanapun, posisi yang aku duduki sekarang sudah berbeda. Jadi kemungkinan hasil akhir di bagian luarnya juga berbeda. Tidak mungkin seperti dulu lagi yang terlalu mempehitungkan segalanya dengannya.

Tapi aku juga tidak bersimpati padanya sama sekali. Don Juan, orang semacam ini sama sekali tidak cocok mengurusi bisnis. Dia terlalu gengsi dan mencintai martabatnya yang tinggi. Baginya, gengsinya ini adalah segalanya. Dia juga terlalu rakus dan gila akan senang-senang dan menikmati hidup. Dia sama sekali tidak menaruh perhatian, hati dan pikirannya pada bisnis.

Melihatku tidak bicara, Don Juan pun lagi-lagi berkata, “Oh iya Ugie. Aku hari ini mau menemuimu karena urusan terakhir kali yang kamu minta bantuanku. Aku sudah menanyakan dan mencaritahu semua hingga aku memahami semuanya.”

Jika Don Juan tidak mengatakannya, mungkin aku sudah lupa. Terakhir kali, aku memintanya menanyakan dan mencaritahu mengenai Sutan dan Wulandari, kenapa mereka tiba-tiba berhubungan dan bekerja sama dengan Tyas. Karena bagaimanapun juga mereka tidak saling mengenal, kenapa tiba-tiba Tyas bisa muncul dan membantu mereka berdua.

Aku pun mengundang Don Juan untuk duduk di soofa, lalu menuangkan secangkir teh panas dan langsung bertanya padanya, “Bagaimana ceritanya, bisakah kamu memberitahuku?”

Don Juan memegang cangkir tehnya, lalu meneguknya, menggelengkan kepalanya dan mencicipi tehnya. Dia pun menilai tehnya, "Hem, teh ini lumayan enak juga. sungguh nyaman di mulut dan terasa begitu bermartabat dengan aroma yang tertinggal di bibir dan gigi. Harusnya ini adalah teh Long Jing yang dipanen sebelum festival tomb swipping ya.”

Melihat Don Juan, aku pun tersenyum tak berdaya. Pria satu ini perusahaan sudah hilang begitu saja. Tapi gayanya yang seperti pangeran dan orang kaya masih saja tidak berubah sedikitpun.

Aku tidak menjawab ucapannya, Don Juan meletakkan cangkir tehnya, lalu lanjut berkata, “Ugie, kamu harusnya pernah dengan nama Grandos kan ya?”

Aku tersenyum, lebih dari pernah dengar, aku sangat familiar sekali. Tapi aku tidak mengatakan semua ini pada Don Juan. Aku hanya mengangguk dan berkata, “Aku pernah dengar, bosnya adalah Tyas.”

Don Juan mengangguk dan langsung berkata, “Benar sekali, bosnya adalah ibu kecil Isyana, yaitu Tyas Mikra!”

Ucapan Don Juan ini membuatku mengerutkan kening. Ibu kecil, panggilan ini sangat tidak enak didengar. Tidak usah ibu kecil, bahkan panggilan bibi saja, Isyana malas dan benar-benar tidak mau mengucapkannya. Terakhir kali itu juga karena aku, baru Isyana memaksa diri untuk memanggilnya begitu dan itu hanya sekali saja.

Don Juan lanjut berkata, “Wulandari bisa menghubungi Tyas itu lewat Gao Le. Orang-orang ini sangat cerdas. Wulandari membawa beberapa wanita dan saudari kayan yang ada di sekitarnya ke salon kecantikan Grandosnya Tyas. Aku dengar, orang-orang ini hanya mengajukan permohonan untuk membuat kartu anggota di sana dan harga pengurusan kartu itu menghabiskan lebih dari dua puluh milyaran. Coba pikirkan, usaha keuntungan yang begitu besar itu. Mana mungkin Tyas tidak mau membantu Wulandari, apa dia bisa tidak membantu Wulandari mengembalikan produk ke pasaran lagi? Satu lagi, jangan lupa, Tyas dan Isyana tidak pernah saling berhubungan baik. Apalagi, menurunkan produk indoma food tetap adalah ide dari Isyana. Tyas hanya ingin menghasilkan uang saja dan ini juga bisa menyerang Isyana. Dia pasti senang dan tidak mungkin tidak melakukannya kan?”

Aku mengerutkan kening. Aku benar-benar tidak menyangka, Wulandari dan Sutan bisa menggunakan cara semacam ini untuk menghubungi dan bekerja sama dengan Tyas. Sebenarnya, cara yang dilakukan Wulandari ini termasuk dalam suap dalam bisnis komersial. Tapi, masalah ini dilakukan Wulandari dengan begitu rapi dan cantik. Dengan mengatasnamakan membuat kartu anggota untuk memberi Tyas uang yang sangat besar.

Tyas dulu terus berkata kalau dia tidak peduli dengan uang dan bahkan jika Grandos tidak memiliki pelanggan, dia tidak peduli. Sebenarnya ini semua palsu. Aku bahkan curiga kalau Grandos adalah tempat yang digunakannya menghasilkan uang pribadi dengan memanfaatkan Djarum Grup.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu