Love And Pain, Me And Her - Bab 51 Makan Siang

Karena merupakan panggilan dari Isyana, aku tidak berani menunda. Setelah pamit dengan Lulu, aku segera memesan taksi, kemudian pergi ke tempat yang diberitahukan oleh Isyana kepadaku.

Di dalam mobil, aku terus berpikir. Isyana jelas pergi ke KIMFAR bersama Kalin dan Armin. Kenapa dia bisa tiba-tiba memanggilku pergi ke restoran?

Lezatos adalah restoran masakan khas China yang terkenal di ibukota provinsi. Di sini tersedia beberapa masakan khas China yang terkenal. Harganya juga sangat tinggi hingga membuat orang merasa terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.

Dipandu layanan pelayan, aku tiba di luar pintu kamar. Mengetuk pintu dan masuk, di dalam kamar pribadi yang mewah, aku melihat sekumpulan orang duduk di depan meja bundar yang berukuran besar, di atas meja sudah ada beberapa makanan. Dan semua orang sedang mengobrol dengan satu sama lain.

Di antara orang-orang ini, selain Isyana, Kalin dan Armin, aku hanya mengenal Bong Casa. Dan beberapa orang lainnya, aku tidak pernah melihat mereka. Tapi melihat tempat duduk mereka, tamu kehormatan hari ini seharusnya adalah Bong Casa.

Melihatku masuk, orang yang pertama berjalan ke arahku adalah Kalin. Kalin menggoyangkan pinggangnya, goyangan yang sangat kuat, dia berjalan ke depanku dengan gaya goyang itu. Dia merangkul lenganku sambil tersenyum. Pada waktu yang bersamaan, berkata pada Bong Casa, “Benar-benar pandangan Presdir Bong sangat bagus, bisa langsung melihat orang yang memiliki bakat. Ugie adalah pemasar yang meraih medali emas di dapaertemen Pemasaran PT Nogo Internasional.”

Sikap Kalin membuatku kaget. Siang tadi, aku hanyalah sampah, sekarang malah menjadi medali emas. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi, aku langsung dibawa ke samping Isyana oleh Kalin.

Berjabat tangan dengan Bong Casa, mengatakan beberapa kata salam. Dia juga memperkenalkan beberapa orang lainnya. Ternyata beberapa orang ini adalah orang yang bertingkat tinggi di KIMFAR. Tapi aku sama sekali tidak melihat Rehan Bastar.

Baru saja duduk, Isyana menjelaskan sambil tersenyum, “Ugie, tidak mudah bagi PT Nogo Internasional mengundang Presdir Bong. Presdir Bong menghadiri pertemuan hari ini, dan juga memujimu, dia menyebut namamu secara pribadi dan menyuruhmu datang ke sini. Nanti kamu harus bersulang dengan Presdir Bong.”

Aku baru saja mengerti. Kenapa sikap Kalin terhadapku berubah secara tiba-tiba. Ternyata alasnnya adalah Bong Casa.

Kalin sama sekali bukan karena takut dengan Bong Casa, dia baru memperlakukanku dengan sopan. Tapi masih ada banyak orang yang ada di sini.

Bong Casa memanggilku, tentu saja aku harus datang. Kalin memujiku yaitu memberi muka kepada Bong Casa. Bahkan Jika pesanan ini berhasil. Kontribusi dan komisi tetap punya Kalin dan Armin. Dan aku, aku hanya datang untuk makan dan minum, menemani mereka minum bersenang-senang saja.

Namun, aku sangat mengagumi Kalin, sikapnya terhadapku bisa berubah begitu cepat. Wanita ini benar-benar merupakan seorang wanita yang bertindak sesuai situasi. Jika dibandingkan dengan Armin, Armin lebih lembut. Tatapannya yang melihatku sedikit tidak senang. Aku tahu, dia pasti cemburu.

Bong Casa mengeluarkan sebungkus rokok yang ada di sebelahnya, mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkan kepadaku, dia berkata sambil tersenyum, “Sini, Ugie, ambillah sebatang. Di sini ada wanita. Aku ingin merokok tapi takut segan. Sekarang ada kamu yang menemaniku, aku sudah tidak merasa segan lagi.”

Aku mengambil sebatang rokok sambil tersenyum, kemudian membantu Bong Casa menyalakan rokoknya.

Di dalam tubuh Bong Casa terdapat temperamen yang tidak bisa diungkapkan. Mungkin berhubungan dengan jabatannya. Seperti dia hanya menyerahkan sebatang rokok kepadaku, tapi untuk orang lain, dia bahkan tidak melihat. Dan aku tahu, Armin juga merokok.

Saat aku menyalakan rokok Bong Casa, Armin melirikku dengan tatapan tajam, meski tatapan ini menghilang dengan cepat, tapi sudah terlihat olehku.

Para pelayan terus mengantar makanan. Bong Casa malah seperti tidak kelihatan. Dia membalikkan kepala dan melihatku, dia bertanya, “Ugie, masalah yang kubahas kemarin, kamu sudah selesai mempertimbangkannya kah?”

Aku terbengong. Kemarin saat berada di Hainan, aku pernah berbicara dengan Bong Casa. Tapi aku sudah lupa, masalah apa yang pernah aku janjikan padanya.

Melihat tatapanku bingung. Bong Casa tertawa, dia langsung berkata, “Tampaknya kamu juga tidak menganggap serius perkataanku, masalah yang kutanyakan kepadamu, kapan kamu datang ke KIMFAR? Sekarang, KIMFAR sedang mencari orang-orang yang berbakat.”

Aku juga tersenyum. Kemarin saat berada di Hainan, Bong Casa memang pernah mengatakan, dia ingin aku bergabung dengan KIMFAR. Tapi aku mengangapnya sebagai lelucon, aku tidak menyangka, hari ini, Bong Casa akan membicarakannya lagi.

Saat Bong Casa mengatakan perkaataan ini, Kalin sedang melihatku. Aku tiba-tiba mengingat perkataan Kalin sore ini. Jadi aku berkata pada Bong Casa sambil tersenyum, “ Presdir Bong, aku masih belum rencana untuk mengganti pekerjaan sekarang. Tapi tunggu suatu hari nanti, wakil direktur Kalin dan Presdir Mirani akan mengusirku keluar, pada saat itu, aku mungkin akan pergi mencari Presdir Bong.”

Setelah aku selesai berkata, Bong Casa tertawa, dia segera berkata, “Yang penting aku masih ada di KIMFAR, pintu KIMFAR selalu dibuka untukmu!”

Kalin juga tahu maksud dari perkataanku ini, adalah tidak puas dengan sikapnya terhadapku pagi ini. Namun, dia sama sekali tidak merasa segan, dia bahkan berkata, “ Presdir Bong, Ugie adalah orang yang terbaik di dapartemen pemasaran kami. Kamu tidak boleh membajak orang seperti ini, jika kamu membajaknya, bagaimana aku bisa mendapatkan prestasi baik lagi? Saat itu, Presdir Mirani menyalahkanku, siapa yang harus aku komplain?”

Kalin berpura-pura marah dan bercanda dengan Bong Casa. Setelah berkata sampai Kalinat terakhir, dia mengedipkan mata ke arah Bong Casa. Alis yang mempesona seperti itu, jika pria biasa pasti tidak bisa menahan.

Tapi, aku sangat mengagumi Kalin, terutama kemampuan yang bertindak sesuai situasi, aku tidak mempunyai kemampuan seperti ini. Namun, Bong Casa tampaknya tidak mempedulikannya, dia malah bertanya pada Kalin, “Iyakah? Kenapa aku tidak melihatnya? Jika Ugie benar-benar unggul seperti yang kamu katakan, kenapa kalian tidak membawanya ke KIMFAR?”

Respon Kalin cukup cepar, dia segera berkata dengan manja, “ Presdir Bong, PT Nogo Internasional juga bukan hanya ada pesanan KIMFAR. Ugie masih harus sibuk dengan pesanan lainnya.”

Penjelasan Kalin seharusnya bisa dikatakan masuk akal. Tapi Bong Casa masih belum selesai, dia terus berkata, “Kalau begitu, maksudnya kalian, PT Nogo Internasional tidak menanggap serius nilai KIMFAR? Datang ke KIMFAR, tidak menyuruh pemasar yang terbaik?”

Perkataan Bong Casa membuat Kalin merasa segan. Meski responnya cepat, tapi dalam waktu sesaat dia tidak tahu harus menjawab apa. Aku melihat adegan ini merasa sedikit lucu, aku segera berkata pada Bong Casa, “ Presdir Bong, jangan mengolok-olok kami. Aku adalah pemasar yang paling buruk di PT Nogo Internasional. Lagipula, jika tidak menganggap serius nilai KIMFAR, bagaimana mungkin Presdir Mirani dan wakil direktur Kalin akan bertemu denganmu secara pribadi?”

Setelah aku selesai berkata, Bong Casa tertawa. Tapi Kalin dan Armin semakin merasa segan.

Makanan sudah datang semua. Kalin mengambil sebotol wine, berjalan ke samping Bong Casa. Dia membungkukkan badan, menuang wine untuk Bong Casa. Namun, saat Kalin membungkukkan badan, dadanya semua terlihat di depan mata Bong Casa.

Bong Casa mengalihkan tatapannya, selanjutnya berkata pada Isyana, “Presdir Mirani, tampaknya pemasar PT Nogo Internasional tidak biasa. Semuanya bakso daging dibalut gula ”

Bong Casa juga sangat jahat, dia sengaja mengatakan “bakso daging dibalut gula”. Setelah dia selesai berkata, beberapa orang KIMFAR tertawa.

Meski Isyana adalah Presiden PT Nogo Internasional, tapi dia juga merupakan seorang wanita yang belum menikah. Dia tidak pernah menemukan hal seperti ini, wajahnya langsung merah. Dalam waktu sesaat, dia tidak tahu harus berbicara apa.

Tapi, Kalin sama sekali tidak peduli, dia mengambil botol wine, tubuhnya sudah menempel di tubuh Bong Casa. Dia berkata dengan manja, “ Presdir Bong, kamu tidak boleh membully adik perempuanmu seperti ini kan? Tidak boleh, kamu harus minum wine ini. Kamu harus menghabiskannya.”

Setelah berkata, Kalin mengambil gelas wine, dan langsung menyerahkannya kepada Bong Casa. Seorang pria yang ada di sebelah Bong Casa melihat situasi ini, dia langsung melihat Kalin, dia berkata sambil tersenyum, “wakil direktur Kalin, seriusan minum habis kah?”

Kalin sama sekali tidak mempedulikan pria ini. Dia melihat Bong Casa sambil berkata, “Silahkan, Presdir Bong “

Bong Casa tertawa, mengambil gelas wine, “Baik, aku terima hukumannya, aku akan minum habis.”

Bong Casa sangat hebat, dia langsung menghabiskan setengah gelas wine.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu