Love And Pain, Me And Her - Bab 456 Sumbangan

Aku tidak pernah memikirkan, ternyata Robi yang selama ini dalam diam menjaga cintanya, semua yang dia lakukan adalah demi Veni. Aku bahkan dengan bodoh berpikir. Jika saja Veni bersama Robi dan bukan Sutan, apa yang akan terjadi hari ini?

Yang paling kaget di dalam workshop ini adalah Lulu, satu tangannya menutupi mulutnya seakan tidak bisa menyangka semua yang dia dengarkan ini.

Robi hanya terdiam di tempat. Semua kemarahan yang terpancar sebelumnya saat ini seakan sudah padam. Dan hanya mendengar dia yang sambil bergumam berkata "Tidak ada yang tidak bisa aku akui disini. Ya, aku menyukai Veni. Aku sudah mengenalnya berapa lama dan aku sudah menyukainya selama itu. Dulu aku menyukainya, saat ini aku juga menyukainya, di kemudian hari aku juga masih akan menyukainya. Tapi, Sutan, aku harus mengatakan ini kepadamu. Perasaanku kepada Veni ini adalah suci, tidak ternoda sama sekali. Aku lebih baik menyukainya dalam diam dan aku juga berharap supaya kalian bisa terus bahagia bersama-sama. Jadi ketika kamu mengatakan bahwa yang paling bergembira dari perpisahan kalian adalah aku itu adalah omong kosong belaka."

Sambil mengatakannya, Robi menengadahkan kepala dan menatap Sutan dan melanjutkan berbicara "Sutan, di dalam duniamu. Perasaan adalah sesuatu yang bisa dikhianati, percintaan adalah sesuatu yang bisa kamu gadaikan. Namun aku tidak bisa melakukannya. Aku hanya tahu, mencintai seseorang adalah pengorbanan yang tidak disesali. Sutan, apakah kamu tahu apa yang paling aku sesali? Itu adalah karena dulu aku terlalu bodoh, ketika aku tahu kamu sedang mengejar Veni. Aku memilih untuk menyerah. Pada saat itu aku berpikir kamu cukup cemerlang dan hebat. Tidak seperti aku yang setiap hari memikirkan hal-hal yang aneh. Aku berpikir kamu bisa menjaga Veni dengan baik, bisa memberikannya kehidupan yang dia inginkan. Tapi bagaimana sekarang? Kamu justru memilih cara yang paling menjijikkan, mengkhianati Veni dan menghianati cinta."

Wajah Sutan pun berubah menjadi semakin tidak enak. Perkataan Robi ini seakan menampar wajahnya.

Wulandari yang tidak mau kalah, dia memelototi Robi dan dengan tidak puas berkata "Robi, kenapa jika kalian yang bersama disebut cinta, apakah ketika aku dan Sutan bersama itu bukan cinta? Aku sarankan lebih baik kamu masukkan kembali moral yang munafik itu, aturlah dengan baik toko bunga yang sebentar lagi akan bangkrut."

Ketika Wulandari mengucapkannya, Lulu langsung maju ke depan, Dia berdiri di samping Robi. Menaikkan kepala dan dengan mencibir menatap Wulandari dan berkata "Kemunafikan kami jauh lebih baik daripada beberapa wanita yang karena mempunyai lebih sedikit uang dan membeli pria lain! Terutama membelinya dari orang lain, membeli barang bekas. Aku kira dalam dua tahun mungkin kekayaanmu juga sudah akan habis, ketika saat itu tiba jangan menangis dan memohon ke langit berkata tidak adil ya."

Melihat Wulandari menghina Robi, Lulu tidak tahan, dia awalnya adalah orang yang cerdas ditambah kasihan dengan Robi sehingga tidak memperdulikan dan langsung mengatakan perkataan yang tidak enak didengar.

" Kamu..."

Wulandari awalnya bersalah ditambah dengan Lulu yang pandai berbicara, membuatnya membalas dengan terbata-bata, beberapa saat tidak ada yang bisa diucapkan. Dan Lulu hanya menatapnya singkat dan sambil mencibir berkata,

" Apa kamu! Lebih baik bawa saja barang bekas ini, pulang menjaga anakmu. Buat anak kecilmu melihat dengan jelas, ayah barunya seperti apa. Jangan sampai beberapa hari lagi kembali menukarnya dengan ayahnya yang baru, nanti dia tidak bisa mengenal dengan jelas yang mana ayahnya."

"Lulu!"

Perkataan Lulu ini memang sangat menyakitkan dan membuat Sutan juga menjadi marah. Dia berteriak ke arah Lulu, Lulu sama sekali tidak mengalah, masih mengangkat kepala dan menatap Sutan dan dengan menantang menjawabnya "Apa? Kalian berani melakukannya tapi tidak kuat ketika dibicarakan orang lain?"

Ketika Sutan baru mau berbicara. Aku dengan dingin memotongnya dan langsung berkata "Sutan, apa yang perlu kamu sampaikan sudah kamu sampaikan. Apa yang tidak perlu kamu sampaikan juga sudah kamu sampaikan. Jika sudah selesai, lebih baik kamu pergi dari sini. Kami masih mau berkumpul. Semuanya sudah menyiapkan seharian ini, tidak bisa disia-siakan begitu saja."

Setelah mengatakannya, aku berjalan ke sisi Robi. Merangkul pundaknya dan berjalan ke arah kantor. Tidak lagi menatap Sutan sedikitpun.

Ketika sampai depan pintu terdengar suara Wulandari di belakang yang berkata "Sutan, jangan lihat lagi, ayo kita pergi dari sini!"

Semua orang tidak ada yang memperdulikan kedua orang itu. Kami masuk ke dalam kantor bersama-sama. Ditengah kantor sudah tersedia sebuah meja makan darurat, disana disajikan beberapa piring buah-buahan dan snack. Aku tahu semua ini disiapkan oleh Veni, semua nya adalah makanan yang disukai oleh Sutan.

Yang paling terlihat jelas adalah di rak kue di samping meja makan terdapat sebuah kue ulang tahun besar berbentuk hati. Di atasnya tertulis "Sutan yang tersayang, Selamat Ulang Tahun!"

Ini juga disiapkan oleh Veni, Namun saat ini, Sutan terlihat sudah tidak membutuhkan kue ini.

Semua orang duduk di atas sofa dan terdiam tidak mengucapkan apapun. Dan Robi berdiri di samping meja makan dan membuka sebotol bir dan meminumnya sendirian.

Suasana di dalam kantor ini sangat canggung, Isyana duduk di sampingku dan menyentuhku dengan ringan, Aku mengerti apa yang dia maksud, supaya aku mengucapkan beberapa kata, setidaknya tidak membuat semua orang hanya duduk terdiam saja.

Ketika aku baru mau berkata, belum berkata. Veni mengalihkan pandangannya kepadaku, dia dengan tersenyum bertanya kepadaku "Ugie, apakah kalian masih mengerjakan Perencanaan Bar BOSS?"

Veni pada hari ini sangatlah aneh. Karena selain menangis pada saat Sutan menjelekkan Robi, pada sisa waktu yang lain dia terus mempertahankan senyumannya. Semakin dia seperti ini, semakin hatiku merasa khawatir. Aku tahu dia sedang menahan diri.

Aku juga tidak mengerti apa yang Veni maksud dengan pertanyaan ini, namun aku segera menganggukan kepala dan menjawab "Ya, masih terus dikerjakan. Proyek ini ditanggungjawabi oleh Deren.‘’

Awalnya aku hanya menjawab santai. Namun Veni kemudian mengeluarkan kartu yang baru saja diberikan oleh Sutan. Dia menyerahkannya kepada Deren dan sambil tersenyum berkata, Deren, kamu sudah tahu, Sutan sudah menyiapkan uang empat ratus juta di dalam kartu ini, passwordnya sebentar lagi akan aku kirimkan kepadamu, anggap aku menyumbangkan ini kepada Perencanaan Bar BOSS kalian."

Sambil mengatakannya, Veni bangkit berdiri dan memberikan kartu itu kepada Deren.

Deren langsung terpana, dia menatapku dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Aku belum berbicara dan Isyana langsung berkata "Veni, saat ini kamu tidak ada pekerjaan. Lebih baik uang ini kamu simpan untuk kamu gunakan saja."

Veni tersenyum, dia menggelengkan kepala dengan perlahan "Isyana, tenang saja, di tanganku masih ada cukup uang. Seumur hidupku aku juga tidak akan bisa mempunyai anak, jadi gunakan uang ini untuk membantu anak yang lain saja. Selain itu apakah kalian berpikir kalau aku tidak mempunyai uang, aku akan menggunakan uang dari kartu ini?"

Perkataan Veni ini membuat hatiku kembali tertusuk. Kami mengerti Veni, walaupun sifat Veni lemah lembut, namun dia adalah orang yang berpendirian. Karena jika tidak, dia tidak mungkin akan secepat itu memutuskan untuk berpisah hari ini.

Aku menatap Deren dan sedikit menganggukkan kepala, sambil menghela nafas berkata "Deren, terimalah. Ini adalah hadiah kasih dari Veni. Kamu bantu dia untuk mengaturkannya."

Deren pun menganggukan kepala dan menerima kartu dari Veni.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu