Love And Pain, Me And Her - Bab 267 Hukuman Berkelahi

Walaupun aku sudah pernah pergi ke kantor polisi. Namun setiap datang ke sini hanya untuk melakukan pekerjaan. Dan kali ini aku dibawa ke sini dengan status sebagai tahanan. Aku pun diantar oleh dua orang polisi ke ruang tahanan sementara.

Di ruangan tertutup yang seperti sangkar ini, bagian depan dinding diperkuat dengan besi. Ini adalah adegan yang baru bisa dilihat di dalam tv, namun saat ini aku justru mengalaminya langsung. Aku berpikir setelah aku masuk, akan ada polisi yang langsung menginterogasi. Sayangnya setelah dibuang ke sini tidak ada orang yang menanggapiku lagi.

Selain aku, di dalam sel ini terdapat dua orang pria dan satu orang wanita. Dua orang pria itu memiliki aura preman dapat dilihat dalam sekali pandang bahwa mereka sangat akrab dengan tempat ini, kedua orang itu memiliki ekspresi yang tidak peduli. Sementara wanita ini berdandan tebal, dan tercium aroma parfum murahan pada tubuhnya. Melihat penampilannya dapat ditebak apa pekerjaannya.

Aku sedang termenung sambil menatap keluar dari pagar besi. Salah satu pria itu tiba-tiba bertanya kepadaku, "Nak, Masalah apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam?"

Aku tahu dia sedang bertanya kepadaku namun aku sama sekali tidak menanggapi dan tetap menatap ke luar tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"Kamu bisu ya ? Aku bertanya kepadamu."

Sikap orang ini tiba-tiba menjadi buruk. Akupun melirik ke arahnya dan berkata tanpa sadar, "Bertengkar!"

Ketika aku menjawab pertanyaannya, dia langsung menunjukkan ekspresi jijik. Dia mengejek, "Bukankah hanya berkelahi? Mengapa masih berekspresi sedih seperti itu. Aku mengira kamu membuat kesalahan besar seperti apa. Tenang saja cukup bayar denda dan dipenjara beberapa hari juga bisa keluar."

Dalam pandangannya semua ini sudah menjadi kebiasaan, Namun bagiku ini adalah masa depan yang dipenuhi oleh ketidakpastian. Ini adalah pertama kalinya aku memiliki perasaan akan kehilangan kebebasan. Aku akan menjadi orang yang tidak mengetahui kondisi di luar bahkan untuk menghidup nafas segar pun sudah menjadi sesuatu barang yang berharga .

Ketika memikirkan ini, aku menjadi sedikit menyesalinya. Ini adalah harga yang harus aku bayar karena tindakan impulsifku.

Kedua orang itu melihat aku yang tidak suka berbicara, mereka pun kembali mengabaikanku. Dan aku pun kembali berpikir sendiri.

Tidak tahu beberapa lama kemudian seorang polisi membuka pintu sel. Menatapku dan dengan dingin berkata, "Kamu keluar"

Aku pun segera mengikuti polisi itu dan meninggalkan sel. Sambil menaiki tangga polisi itu membawaku ke dalam sebuah ruangan dan ketika melihat tanda di pintu, aku mengetahui ini adalah ruang interogasi.

Di bawah bendera negara yang khidmat sudah duduk seorang polisi pria dan seorang polisi wanita. Dalam imajinasiku mungkin yang menungguku adalah borgol dan belenggu. Namun semua itu tidak ada, tidak ada kursi besi untuk harus aku duduki. Mereka membiarkanku duduk di kursi plastik panjang.

Kedua polisi itu menatapku pada saat yang bersamaan. Pandangan matanya tajam namun pada saat yang sama dipenuhi sikap yang dingin.

"Nama?"

"Ugie!"

"jenis kelamin?"

Ini adalah pertanyaan yang bisa dilihat dalam sekali pandangan. Namun polisi itu masih menanyakannya, aku pun menjawab dengan jujur, "Pria!"

"usia?"

Waktu perlahan-lahan berlalu dalam pertanyaan dan jawaban ini.

Polisi itu menanyai dengan teliti dan aku menjawab pertanyaan mereka satu per satu. Termasuk pertama kali perkenalanku dengan Gao Le serta kejadian yang terjadi hari ini, apa yang kami bicarakan. Semua aku ceritakan kembali dengan jelas.

Setelah semua jawaban selesai dijawab. Seorang polisi membawa catatan dan menunjukkannya kepadaku satu persatu. Setelah mengkonfirmasi tidak ada kesalahan, dia menyuruhku untuk menandatanganinya, melakukan cap jari serta menuliskan bahwa kondisi di atas adalah kondisi yang sebenarnya.

Setelah interogasi ini selesai. Seorang polisi pria yang masih muda itu memandangku dan bertanya dengan perlahan, "Ugie, kamu adalah orang yang menerima pendidikan tinggi. Melihatmu juga bukan seperti seorang bajingan. Mengapa kamu bisa melakukan tindakan impulsif seperti itu?"

Mungkin karena melihat penampilanku yang cukup baik. Sikap polisi itu terhadap ku pun membaik.

Aku pun tersenyum getir dan sambil mendesah berkata,

"Aku ditipu olehnya! Dia menggali lubang besar untukku dan membuatku kehilangan pekerjaan. Selain itu"

Ketika mengucapkan ini, aku tidak berkata apapun lagi. Namun kembali terbayang bayangan Isyana di benakku.

Sikap dari polisi wanita di sebelahnya juga membaik, dia sambil memandangku berkata,

"Apapun yang terjadi, semua itu tidak bisa menjadi alasanmu untuk melakukan kekerasan padanya kan. Aku akan mengatakan hal yang sebenarnya kepadamu, hukumanmu saat ini sebagian besar akan bergantung pada sikapnya. Dia saat ini meminta identifikasi forensik jika hasil identifikasi adalah ringan, kamu akan memikul tanggung jawab pidana. Dalam kasus seperti kamu ini rata-rata adalah satu sampai tiga tahun. "

Perkataan polisi wanita itu mengejutkanku. Aku menatapnya dengan kaget dan bertanya dengan hati-hati, "Apa yang terjadi jika lukanya serius?"

Polisi itu tersenyum dingin,

"Menurut Pasal 6 Kriteria Identifikasi Cedera Manusia, panjang kumulatif luka tajam kulit kepala adalah hingga 8 cm, anak-anak hingga 6 cm; panjang kumulatif luka tumpul hingga 6 cm, anak-anak hingga 4 cm. Ini semua adalah kategori cedera ringan, aku melihat lukanya cukup berbahaya. Namun semua itu harus menunggu hasil forensik keluar baru bisa diputuskan. "

Perkataan polisi wanita itu membuat detak jantungku berdetak sangat cepat. Aku menatapnya dan sambil bergumam bertanya kepadanya, "Bagaimana jika lukanya dikategorikan bukan luka ringan?"

Polisi wanita itu tertawa dingin terlebih dahulu, dia pun menatap polisi pria di sebelahnya dan kemudian mengatakan, Denda, ditahan lima hingga sepuluh hari serta harus membayar kompensasi biaya medis korban dan berbagai kerugian lainya."

Aku terdiam sama sekali! Aku mungkin harus membayar mahal karena tindakan impulsif ku kali ini. Mungkin ini adalah pengalaman yang harus aku alami dalam pertumbuhanku!

Aku pun termenung dalam pikiranmu terbayang aku mengenakan baju tahanan dan tangan yang diborgol.

Tidak tahu sejak kapan namun polisi itu sudah berjalan ke sampingku, dia menyentuh lenganku dengan ringan. Ketika melihatnya, dia memberiku sebatang rokok. Korek api dan ponselku sudah disita oleh mereka. Polisi pria itu pun membantuku menyalakan rokok. Aku segera menghisap rokok itu yang membuat perasaan tegang itu pun akhirnya berkurang banyak.

Polisi pria itu memasukkan satu tangannya ke dalam saku sementara tangannya yang lain merokok, dia memandangku dan berkata , "Ugie, aku melihat kamu adalah orang yang cukup jujur dan ini adalah kesalahan pertamamu. Aku ingin memberimu sebuah saran."

Ketika aku mendengarnya, aku segera memandangnya. Pandanganku dipenuhi oleh harapan.

Polisi pria itu kemudian melanjutkan, "Sebaiknya kamu mencari orang tengah dan pergi berbicara dengan orang yang bernama Gao Le itu. Asalkan dia setuju untuk mediasi, kami dari kantor polisi akan bisa segera memberikanmu mediasi. Pada saat itu kamu hanya perlu membayar denda dan mencari orang sebagai penjamin maka masalah ini akan dianggap selesai, Bagaimana menurutmu? "

Aku melihat polisi pria. Aku tahu idenya ini sepenuhnya demi memikirkanku. Orang yang bisa berbicara dengan Gao Le kemungkinan hanya dua orang. Pertama adalah Kalin, namun terakhir kali di kantor, Kalin sudah memarahi Gao Le. Jika menyuruhnya untuk mencari Gao Le pasti tidak akan ada hasil yang baik.

Sementara orang yang lain adalah Isyana! Namun ketika memikirkan perkataan yang Isyana katakan kepadaku hatiku kembali menjadi sakit. Aku tahu aku lebih memilih kehilangan kebebasanku, aku tidak akan pergi meminta bantuannya.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu