Love And Pain, Me And Her - Bab 140 Perubahan

Aku berpikir lagi, dan balik bertanya kepada Jane, “Jane, meskipun kita tidak terlalu dekat. Tetapi kalau menurutmu, apakah cara kerjaku kurang teliti ?”

Jane tentu saja mengerti maksudku. Sejak konferensi pers sebelumnya, aku pernah berdebat dengan Jane, setidaknya dia juga tidak berhasil mendapatkan keuntungan dari aku. Sedangkan masalah pemeriksaan, kalau dibandingkan dengan kejadian konferensi pers. Sifatnya tergolong masalah yang sepele.

Jane berpikir kembali, seperti dia juga merasa kata-kataku masuk akal. Namun tetap bertanya padaku dengan nada ragu, “Ugie, menurutmu apakah mungkin kalau kamu terlalu lelah bekerja, sehingga menimbulkan kekeliruan ?”

Nada bicara Jane tidak tegas lagi seperti tadi. Aku mengerti, dia hampir percaya padaku. Aku berpikir lagi, dan melanjutkan pembicaraan, “Jane, kamu masih ingat kan, sebelumnya kamu pernah mencari aku, kamu ingin mendapatkan data penyelesaian kejadian pengguna KIMFAR yang masuk rumah sakit”

Setelah kata-kata ini dilontarkan, Jane terkesan semangat. Dia langsung berkata, “Jadi maksud kamu kalau aku bisa membuat kamu bertemu dengan Riski, kamu akan memberikan berita eksklusif ini kepadaku ?”

Aku tersenyum pahit lagi, Jane benar-benar gila kerja. Mengetahui akan mendapatkan berita eksklusif, nadanya langsung berubah. Namun aku hanya bisa menjawab dengan tidak berdaya, “Kamu salah paham, aku benar-benar tidak tahu penyelesaian masalah itu. Tetapi apakah kamu pernah berpikir, penyelesaian masalah sebelumnya yang hanya biarkan begitu saja. Sedangkan masalah kali ini, terjadi lagi di Nogo setelah kejadian KIMFAR, kamu tidak merasakan kejanggalan ?”

Jane langsung mengerti, akhirnya dia mengerti juga maksud yang ingin aku sampaikan. Dia sama sekali tidak ragu, dan langsung berkata, “Ugie ! Jadi maksud kamu, kejadian ini adalah kelanjutan dari kejadian sebelumnya, begini pengertianku, benarkan ?”

Melihat Jane telah memahami maksudku. Aku lanjut berkata, “Benar, setidaknya saat ini aku merasa demikian”

Jane terdiam beberapa saat, akhirnya membuka mulut, “Baik, kamu tunggu kabarku, aku besok akan mengaturkan pertemuanmu dan Riski. Tetapi kamu harus janji, harus memberitahuku apa yang terjadi sebenarnya, dan harus menjamin aku akan mendapatkan berita eksklusif tentang kejadian ini”

“Baik, sepakat !”

Aku sama sekali tidak merasa ragu, dan langsung berjanji kepada Jane.

Dengan adanya bantuan Jane, sepertinya aku bisa bertemu Riski dengan secepatnya.

Berbaring di atas kasur, aku mulai berpikir dengan teliti mengenai kejadian ini. Namun semakin berpikir, di depan mataku muncul pandangan tadi. Isyana duduk di dalam mobil, pastinya dia sedang menungguku. Tetapi ketika dia melihat Raisa yang mengantar aku pulang, dia bahkan tidak mengatakan apapun, langsung pergi dengan mobilnya.

Aku menghela nafas. Aku semakin tidak mengerti bagaimana pemikiran Isyana. Pagi tadinya dia masih marah kepadaku, tetapi malam ini dia muncul lagi di depan rumahku. Jangan-jangan dia sudah mengerti, dan merasa aku di fitnah ? Atau mencari aku karena keperluan lain.

Pada saat ini situasi aku di perusahaan semakin canggung, Meskipun telah diumumkan bahwa aku akan dimutasi ke kantor presdir, tetapi tidak ada yang panggilan dari kantor presdir. Meskipun di departemen penjualan masih ada tempatku, tetapi pandangan mereka terhadapku telah berbeda dari biasanya.

Dikarenakan kejadian semalam, Kalin masih emosi. Hari ini dia tidak hadir, sepertinya sedang cuti. Tidak ada Kalin, rekan di departemen penjualan juga mulai bermalas-malasan.

Aku duduk santai di tempatku. Mengeluarkan ponsel dan bermain dengan santai. Sebenarnya aku sedang menanti telepon dari Jane. Menurut pemikiranku, seharusnya Jane akan berhasil membuat janji bersama Riski dengan secepatnya. Namun hingga siang, Jane masih tidak memberikan kabar apapun.

Selesai makan siang, aku tidak sabar menanti lagi. Aku berjalan ke area pintu depan, menelepon ke Jane. Ketika teleponnya tersambung, terdengar suara berisik yang berasal dari sana, Jane merendahkan nada bicaranya, “Ugie, kamu tunggu sebentar, aku cari tempat sepi dulu.”

Beberapa saat kemudian, akhirnya dia sampai ke tempat yang sepi. Jane merendahkan nada suaranya dan berkata padaku, “Ugie, aku hari ini sudah ke departemen periklanan untuk mencari Riski. Tetapi rekannya bilang, dia ambil cuti tahunan. Takutnya mesti tunggu setengah bulan lagi baru masuk kerja”

Aku sedikit terkejut, saat ini aku hanya ingin bertemu Riski dengan secepatnya. Setengah bulan kemudian, tidak tahu lagi bagaimana perkembangan kejadian ini. Aku tetap nekat dan bertanya kepada Jane.

“Jane, kamu boleh cari tahu dia akan pergi ke mana ? Seandainya tidak, aku ingin langsung mencarinya”

Jane sedikit ragu. Bagaimanapun dia tidak begitu akrab dengan Riski. Segan untuk menggali masalah privasinya, namun dia tetap menjawab, “Aku berusaha cari solusi, kamu jangan panik dulu. Tunggu kabarku saja”

Meletakkan telepon, aku menyalakan sebatang rokok. Berdiri di atas tangga pintu depan, melihat keramaian di luar, di dalam otakku masih terus memikirkan hal ini. Aku semakin merasakan kejanggalan hal ini. Kebetulan sekali Riski mengambil cuti tahunan pada saat ini. Iklan ini baru saja di hapus, dia sudah langsung mengambil cuti tahunan. Jangan – jangan dia sengaja menyembunyikan diri dari hal ini ?

Ketika sedang berpikir. Terdengar suara sepatu hak tinggi yang berasal dari belakangku. Aku menoleh ke belakang, melihat Isyana yang membawa Lulu berjalan keluar dari gedung besar ini, tidak tahu mengapa demikian, suasana hatiku saat ini sedikit gugup. Sekian lamanya mengenal Isyana. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Sepertinya Isyana juga tidak kepikiran akan bertemu denganku di depan pintu, dia terbengong sejenak, namun langsung mengalihkan tatapannya ke tempat lain. Sama seperti semalam, dia diam-diam berjalan melalui sisiku. Yang tersisa untukku, hanya wangi parfumnya yang sangat tidak asing, dan bayangan yang indah.

Lulu juga menyadari kecanggungan antara aku dan Isyana. Dia tersenyum pahit padaku dan melambaikan tangannya, juga tidak berbicara, dan mengikuti Isyana menurun dari tangganya.

Aku mengeluh nafas. Mematikan rokoknya, ingin masuk ke dalam gedung. Tiba-tiba ponselku berdering, aku mengira bahwa Jane yang menghubungiku, sehingga langsung mengeluarkan ponselku. Namun panggilan telepon ini bukan berasal dari Jane, malahan dari Bibi Salim.

Sejak sebelumnya mabuk di rumah Bibi Salim, aku tidak berkomunikasi lagi dengan Bibi Salim. Dia meneleponku pada saat ini, aku sedikit kaget. Sepertinya suasana hati Bibi Salim lumayan bagus. Setelah mengangkat teleponnya, dia langsung menanya kabarku, dan melontarkan segala perhatiannya.

Aku mengetahuinya, Bibi Salim meneleponku, bukan hanya sekedar menanya kabarku. Dia hanya belum memasuki topik utamanya. Akhirnya, Bibi Salim merendahkan nadanya, dan bertanya kepadaku,

“Ugie, kamu sedang berantem dengan Isyana ya ?”

Aku terbengong, pada seketika, aku tidak tahu bagaimana menjawab Bibi Salim. Dikarenakan dalam pandanganku, aku menganggap bukan hanya sekedar berantem, malahan terjadi perselisihan yang serius antara kami, perselisihan yang sangat serius !

Bibi Salim tidak mendapatkan jawaban dari aku, dia lanjut berkata, “Ugie, aku terlalu memahami Isyana. Apa yang sedang dipikirkan, akan langsung terpapar di wajah. Saat dia berjalan dinas ke kota Jing, kelihatan sekali dia sangat senang, masih sering pulang dan menemaniku. Tetapi ketika dia pulang dari kota Jing, kelihatannya suram sekali. Bahkan tidak bersemangat ketika berbicara bersamaku”

Ketika berpikir ekspresi Isyana yang kasihan, tiba-tiba hatiku merasa sakit.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu