Love And Pain, Me And Her - Bab 606 Hak Veto

Kata-kata Pak Karman membuat Sutan dalam keadaan canggung. Dan wajah Tyas juga terlihat jelek. Dia menatap Tyas dan berkata dengan tidak puas.

"Pak Karman, tidak semuanya bisa sejak lahir. Bukankah kita semua belajar dan perlahan-lahan mengumpulkan pengalaman? Saat kalian memulai bisnis bersama Djarum Grup, belum tentu juga bisa semuanya. Kalian juga perlahan-lahan mendapatkan pengalaman. Selain itu, kita memiliki manajer profesional khusus yang bertanggung jawab atas departemen real estat. Presdir grup cukup memahami arah pengembangan grup di tingkat makro."

Pernyataan Tyas terdengar masuk akal, tetapi sebenarnya lemah tak berdaya.

Pak Karman tersenyum, melihat ke arah Tyas dan perlahan-lahan berkata "Tyas, perusahaan kita bukan sekolah dan juga bukan amal. Dewan direksi kita memilih seorang Presdir, emangnya demi memberikan kesempatan belajar untuknya? Kalau begitu, lebih baik menyuruhnya pergi ke departemen real estate. Di sana ada kontak langsung dengan garis depan dan masih banyak lagi yang bisa dipelajari."

Melihat Pak Karman yang telah beruban. Aku tidak menahan diri merasa lucu. Kata-kata orang tua ini sangat tajam, hanya beberapa kata langsung masuk ke inti masalah.

Wajah Tyas semakin jelek. Tapi Pak Karman sepertinya tidak peduli. Dia melanjutkan "Selain Direktur Sutan, grup kita masih memiliki banyak orang kompeten lainnya. Misalnya, Sinar dan Djoko, mereka semua berkualifikasi dan berkemampuan menjadi Presdir grup. Aku tidak tahu mengapa kamu malah memilih seorang pendatang baru yang tidak tahu apa-apa? Selain mereka, aku melihat tingkat Isyana juga lebih baik daripada Direktur Sutan ini! Menyuruhnya menjadi Presdir perusahaan, mending memilih Isyana."

Mendengar ini, aku perlahan-lahan mengerti. Pak Karman memulai bisnis bersama Djarum, hubungan keduanya pasti sangat baik. Tapi Pak Karman telah lama tidak mengambil alih. Kali ini tiba-tiba menyerang, seharusnya karena Isyana pergi mencarinya. Karena akhir-akhir ini Isyana selalu berusaha menemukan cara untuk membalikkan keadaannya dalam perusahaan. Sehingga Pak Karman menyebutkan nama Isyana pada menit-menit terakhir.

Di Djarum Grup, beberapa pemegang saham utama adalah Tyas, Isyana, Djoko dan Sinarmas. Sisanya adalah pemegang saham kecil seperti Pak Karman. Biasanya mereka tidak terlalu memiliki hak untuk berbicara, tapi begitu mengadakan rapat dewan direksi, kekuasaan mereka tidak dapat diremehkan.

Kata-kata Pak Karman membuat wajah Tyas menjadi muram. Begitu Pak Karman selesai berkata, pemegang saham minoritas lain tiba-tiba berbicara. Dia menatap Tyas dan berkata "CEO Mikra, aku merasa apa yang dikatakan Pak Karman masuk akal. Isyana adalah satu-satunya putri dari mantan CEO. Beberapa tahun ini, kami melihat gadis kecil ini tumbuh selangkah demi selangkah. Sedangkan dirimu, sebagai janda dari mantan CEO, telah menjadi CEO baru dalam grup. Sekarang biarkan Isyana menjadi Presdir, kalian bekerja sama, aku merasa hasilnya tidak akan terlalu buruk. Bagaimanapun juga, kalian adalah saudara dekat CEO lama, grup juga dapat melanjutkan gaya CEO lama. Menyuruh Direktur baru yang baru saja tiba di grup untuk menjabat sebagai Presdir, aku khawatir akan sulit meyakinkan publik."

Wajah Tyas semakin jelek. Dia mungkin tidak terduga orang yang duluan mengambil masalah adalah dua pria tua dengan saham kecil. Sutan di sampingnya tetap tidak berkata, tetapi ekspresinya menjadi semakin suram.

Tyas terdiam beberapa saat dan tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke Sinarmas. Melihat Sinarmas, Tyas bertanya langsung "Direktur Mirani, bagaimana menurutmu?"

Sinarmas selalu menundukkan kepala melihat file di tangannya. Seolah-olah semua yang terjadi saat ini tidak ada hubungan dengannya. Melihat Tyas memanggil namanya, dia duduk tegak, menatap Tyas dan berkata perlahan "CEO Mikra, mengenai pencalonan Presdir, aku tidak ingin mengeluarkan pendapat apapun, aku menyerah!"

Kata-kata Sinarmas mengejutkan semua orang. Semua orang menyangka dia akan mendukung Isyana. Bagaimanapun juga, dia adalah paman kandung Isyana. Tapi tanpa terduga, dia menyerah.

Begitu selesai berkata, Pak Karman melirik Sinarmas dengan tidak puas dan berkata "Sinar! Apaan sikapmu ini? Djarum Grup didirikan oleh kakakmu, dalam situasi seperti saat ini. Kamu ingin menyerah? Apakah ini sikap yang harus dimiliki seorang Direktur grup?"

Meskipun Pak Karman hanyalah pemegang saham kecil. Tapi dia adalah Direktur tua dalam grup, jadi dia berani memarahi Sinar di depan umum seperti ini.

Sinar tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun, menundukkan kepala melihat file di tangannya. Pak Karman mendengus marah. Memutar kepala dan tidak menatapnya lagi.

Melihat Sinar menyerah dalam pemungutan suara, Tyas mengalihkan perhatiannya ke arah Djoko dan bertanya "Direktur Santoso, bagaimana pendapatmu?"

Pandangan Tyas menunjukkan tampilan waspada. Karena hari ini aku muncul bersama Eddy. Tyas menyangka Djoko mungkin telah memihak ke Isyana. Tapi sebagai CEO, dia harus menanyakan pendapat para Direktur.

Djoko berdeham lagi. Kali ini, dia tidak terus diam, tapi berkata dengan suara rendah "Karena semua orang memiliki pendapat yang berbeda, jadi menurutku kita tetap mengikuti prosedur direksi. Memilih dua calon dan melakukan pemilihan."

Begitu Djoko selesai berkata, Pak Karman segera menjawab "Oke, aku setuju."

Tyas tidak pernah berpikir untuk melakukan pemilihan, kalau tidak dia juga tidak akan duluan mengusulkan Sutan sebagai Presdir. Awalnya dia ingin membiarkan Djoko mengungkapkan pendapatnya, tanpa terduga, Djoko malah mengusulkan untuk melakukan pemilihan.

Sangat jelas, hal-hal sudah di luar kendali. Wajah Tyas yang cerah seolah-olah ditutupi lapisan es yang tipis. Saat dia hendak berkata, Sutan tiba-tiba berkata, "Para Direktur yang terhormat, tolong berikan kesempatan padaku sebagai pendatang baru untuk mengatakan sesuatu, oke?"

Begitu Sutan berkata, semuanya langsung terdiam. Pandangan semua orang tertuju padanya, bahkan aku juga fokus menatapnya. Sutan berkata perlahan "Bagi Djarum Grup, aku adalah pendatang baru. Tetapi sekarang aku telah bergabung dengan grup, aku pasti akan bekerja keras untuk grup. Hanya saja aku tidak begitu mengerti dan ingin bertanya pada kalian semua."

Pak Karman tidak puas dengan Sutan. Melihat Sutan berkata dengan nada sombong, dia mendengus dan berkata dengan tidak puas "Katakan saja apa yang ingin kamu katakan, tidak perlu berpura-pura."

Sutan tersenyum, dia juga tidak peduli dengan sindiran Pak Karman. Dia berkata secara langsung "Djarum Grup memiliki sistem tanggung jawab CEO dan CEO memiliki hak veto. Aku merasa poin ini, kalian lebih jelas dariku. Dan yang membuatku bingung saat ini adalah CEO Mikra telah mengajukan calon, apa gunanya kalian melakukan pemilihan?"

Sangat jelas, Sutan takut akan pemilihan. Karena satu-satunya orang yang mendukungnya saat ini, hanyalah Tyas.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu