Love And Pain, Me And Her - Bab 276 Menjadi Teman Baik

Perkataan Isyana, seketika membuatku tidak mengetahui apa yang harus diriku jawab. Untuk menutupi rasa seperti itu, aku mengambil cangkir, dan meminum teh.

Baru saja ingin mengambil cangkir itu, Isyana tiba-tiba mengulurkan tangannya. Isyana meraih cangkirku. Seketika, kami berdua berpegangan tangan. Tangannya masih seperti dulu, yang terasa dingin.

Isyana meletakkan cangkir itu di samping, dan dia menuangkan teh yang panas untukku. Dengan sambil mengatakan, “Ugie, aku mempercayai bahwa kamu tidak membawa namaku untuk pergi mencari Gao Le. Tetapi kamu pergi menemuinya di belakang aku, dan juga makan bersama dengan Jane. Semua ini, aku tidak ingin menerimanya. Terkadang aku juga memikirkan, apakah aku terlalu picik. Tetapi meskipun setelah aku mendapatkan jawaban yang pasti. Aku juga tidak dapat merubah perasaan yang ada di dalam hatiku. Ugie, aku adalah seorang wanita. Wanita yang sederhana, aku memiliki rasa keserakahan, kebencian, dan kebodohan”

Isyana berhenti berkata. Wajahnya terlihat penuh dengan ekspresi keraguan.

Kemudian, aku menatap Isyana, dan berkata dengan tulus, “Isyana, aku mengakui diriku tidak memikirkan dua hal ini dengan baik. Ataupun aku hanya memikirkan untuk membantu teman, dan telah mengabaikan perasaanmu. Aku meminta maaf padamu!”

Setelah aku selesai berkata, Isyana tiba-tiba tersenyum. Perlahan Isyana menggelengkan kepala, dan menghela nafas sambil berkata, “Kamu tidak perlu meminta maaf! Sebenarnya kamu tidak berbuat salah apa pun, mungkin permintaanku yang terlalu banyak. Sehingga membuat kamu merasa dipersulitkan”

Aku pun terdiam. Beberapa bulan ini ketika bersama dengan Isyana, kami berdua saling menyesuaikan diri. Banyak masalah, Isyana menghargai aku, dan aku juga menghargainya. Tentu saja, akan terdapat perselisihan di antara kami. Aku hanya tidak menyangka bahwa, perselisihan kali ini begitu parah.

Aku masih sedikit tidak puas, dan bertanya dengan hati-hati, “Isyana, bagaimana kita kalau begitu? Apakah masih mungkin?”

Setelah aku mengatakannya, seketika aku menjadi tidak tenang. Bahkan aku tidak berani untuk menatap Isyana. Pertemuan hari ini, membuat aku yang awalnya sudah menyerah, kembali memiliki harapan. Aku berpikir bahwa Isyana sudah mengetahui semua kronologis masalah ini, kalau begitu apakah kami dapat kembali lagi seperti semula?

Isyana tersenyum pahit, ekspresinya menjadi lebih ragu. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Ugie, apakah kamu mengetahui? Aku menyukai perasaan ketika bersama denganmu, aku senang ketika mendengarkan kamu mengatakan sesuatu yang tidak penting, aku juga menyukai kamu yang tampak diam ketika mabuk. Bahkan suka mendengarkan cerita kamu pada masa lalu, termasuk cerita Raisa. Aku juga pernah membiarkan kamu memasuki duniaku, agar kamu memahami perasaanku. Tetapi semakin lama kita bersama, dan perasaanku kepadamu yang semakin dalam. Kamu membuat aku merasa tidak aman. Rasa seperti ini membuat aku menjadi sangat takut. Di dalam keadaan seperti ini, aku juga menjadi semakin tidak bahagia. Ugie, kamu pernah mengatakan. Jika menyukai seseorang, maka harus membuatnya merasa bahagia. Tetapi kamu tidak berhasil melakukannya”

Setelah Isyana mengatakan ini, suaranya menjadi sedikit terisak-isak. Dan hatiku menjadi sangat kacau. Yang dikatakan Isyana benar, aku tidak dapat memberikan apa yang dia inginkan. Hubungan seperti ini, apakah patut untuk diteruskan?

Hatiku sangat sakit. Sebelumnya, aku sangat ingin mengetahui, apa kekuranganku. Tetapi saat ini, tampaknya semua yang dilakukan oleh diriku, belum mencapai kondisi yang diinginkan oleh Isyana.

Isyana menderita, aku juga menderita, dan aku juga sedikit capek!

Setelah Isyana menenangkan dirinya, hingga air matanya menghilang, lalu dia berkata, “Beberapa hari yang lalu aku menghitung, kita mulai bersama hanya beberapa bulan. Tetapi kita sudah bertengkar hampir tujuh kali, dan setiap kalinya menjadi lebih parah. Aku tidak mengetahui bahwa, jika kita bersama lagi, apa yang menunggu kita di depan?”

Kemudian, Isyana menatap aku, dan dia berkata dengan sedih, “Ugie, aku sangat takut! Jadi, lain kali jangan menanyakan pertanyaan ini kepada aku lagi, boleh?”

Aku tersenyum, senyumanku penuh dengan rasa sakit hati. Tidak menanyakan berarti bahwa semuanya sudah berlalu, dan masa lalu kami, juga akan menjadi sebuah kenangan, bahkan selamanya tidak dapat kembali lagi.

Setelah selesai berkata, Isyana menundukkan kepalanya, sambil menatap cangkir. Setelah sejenak kemudian, Isyana kembali mengangkat kepalanya, dan berusaha untuk menunjukkan senyumannya. Isyana tidak mengetahui bahwa, senyumannya yang seperti ini, kembali membuat hatiku menjadi sangat sakit.

Isyana berkata dengan pelan, “Ugie, kita membahas topik lain saja! Seperti kamu dengan Lulu, yang menjadi teman baik. Terkadang berkumpul bersama, untuk mengatakan sesuatu dengan santai. Apakah boleh?”

Aku tersenyum pahit dan mengangguk. Sebenarnya aku ingin membantah Isyana, aku tidak dapat memperlakukannya seperti Lulu. Karena bagaimanapun, aku pernah mencintainya dengan tulus. Melainkan aku dengan Lulu, yang hanya merupakan teman baik. Tetapi aku tidak mengatakannya, karena aku tidak ingin membuat Isyana menjadi sedih lagi.

Isyana memegang cangkir, dan bertanya kepadaku dengan berpura-pura tenang, “Ugie, bukannya kamu mengatakan sebelumnya KIMFAR ingin merekrutmu? Apakah kamu tidak pergi mencari Presdir Bong?”

Masalah aku dengan KIMFAR, aku tidak pernah mengatakan kepada siapa pun. Tetapi menghadapi Isyana, aku hanya dapat memberitahunya. Kemudian aku pun mengatakan semua yang dikatakan oleh Bong Casa pada hari itu dengan terperinci kepada Isyana.

Setelah mendengarkan perkataanku, Isyana tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya, lalu dia menghela nafas, dan berkata, “Hei! Semua karena aku, jika pada saat itu aku tidak melarangmu. Saat ini kamu sudah menjadi Presdir anak perusahaan KIMFAR”

Aku juga tersenyum pahit. Yang dikatakan Isyana benar, tetapi aku tidak pernah menyesal terhadap masalah ini. Yang seperti aku tidak pernah menyesal, untuk mencintai Isyana.

Isyana tiba-tiba menatap aku, dan berkata, “Ugie, jika tidak aku meminta bantuan kepada ibuku saja. Dia memiliki banyak teman yang membuka perusahaan, apakah kamu mau agar ibuku mengatur sebuah jabatan untukmu?”

Aku mengetahui, Isyana ingin membantuku dengan tulus. Tetapi, aku tidak membutuhkannya.

Aku dan Isyana terus berkata dengan santai, dan aku bertanya kepadanya, “Bagaimana keadaan proyek cb?”

Isyana menatapku, dengan mengangkat sudut bibirnya, dan berkata dengan pelan,

“Semuanya berjalan dengan lancar. Iklannya masih sedang diproses. Seharusnya sudah hampir selesai. Saluran pemasaran juga berjalan dengan lancar”

Setelah selesai berkata, Isyana mengalihkan topik, dan dia menatapku sambil menanyakan,

“Ugie, aku ingin mengetahui. Kenapa kamu selalu memperhatikan proyek cb, tampaknya kamu tidak bersikap optimis terhadap mereka?”

Isyana bertanya dengan tulus. Dan pertanyaannya, adalah sebuah pertanyaan yang tidak memiliki jawaban. Karena dulu aku pernah memikirkannya, tetapi diriku juga tidak mengetahui apa jawabannya. Tetapi aku tetap menjawab pertanyaan Isyana dengan berkata, “Perasaan! Mungkin karena perasaan! Seperti kalian sebagai wanita, intuisi”

Isyana tersenyum, dan berkata dengan pelan,

“Tetapi sayang sekali, kali ini kamu salah”

Aku juga tersenyum, dan mengangguk sambil berkata, “Aku juga berharap aku salah!”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu