Love And Pain, Me And Her - Bab 295 Tidak Ada Hal Yang Mutlak!

Rehan terlihat acuh tak acuh, dia duduk di kursi antik di seberangku. Pelayan menuangkan teh untuk kami berdua, kemudian diam-diam mundur dan keluar.

Di dalam ruangan privat itu hanya tersisa kami berdua. Rehan mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan kemudian menghisap rokok tersebut. Menatapku, berkata dengan cuek, "Katakanlah, kamu mencariku untuk apa?".

Aku menatap Rehan. Ekspresinya yang cuek membuatku kesal. Tetapi aku masih berusaha untuk tenang dan berkata, "Pak Bastar, mengenai masalah penghapusan iklan KIMFAR, Apakah kamu merupakan hantu di belakangnya?".

Aku tidak ingin basa-basi dengannya, langsung ke topik pembicaraan.

Hal yang membuat aku tidak terduga adalah Rehan menatapku, dia mengangguk dengan tegas berkata, "Iya, aku yang melakukannya!".

Sikap Rehan membuatku sangat terkejut. Sepertinya dia menjebakku merupakan masalah yang biasa.

Aku semakin marah, tetapi aku berusaha tetap tenang dan bertanya, "Mengapa?"

Rehan mencibir, "Mengapa? Tidak perlu begitu banyak alasan".

Setelah berkata, Rehan merokok dan menatapku berkata, "Aku tidak senang terhadapmu dan membencimu. Apakah alasan ini boleh?".

Aku tidak terpikir sikap Rehan begitu sombong. Aku memegang cangkir teh itu dengan sedikit bergetar. Pada saat ini, aku benar-benar ingin melemparkan cangkir teh itu dan memukulnya dengan kuat. Tetapi aku menahannya.

Aku mengertakkan gigi, menatap Rehan, dan berkata dengan getir, "Rehan Bastar, sebelumnya kamu merebut Raisa dariku. Hal itu sudah menyebabkan penghinaan terbesar bagi seorang pria. Aku menahannya, dari awal hingga akhir aku selalu berpikir bahwa aku yang tidak kompeten, sehingga Raisa ingin meninggalkan aku. Tetapi kamu justru semakin sadis, terus menjebakku di belakang. Apakah kamu benar-benar berpikir aku tidak bisa menetangmu?".

Setelah aku selesai mengatakan, Rehan juga semakin emosi. Dia mengangkat nadanya dan berteriak padaku, "Kamu jangan membahas Raisa di depanku! Kamu tidak pantas menyebutkan namanya! Aku memberitahumu dengan jelas hari ini, selama kamu masih berhubungan dengan Raisa, aku akan terus menagetkanmu. Sampai kamu keluar dari kota ini selamanya! ".

Kesombongan Rehan telah mencapai tingkat yang tidak masuk akal.

Aku memelototinya, mengancam dan berkata, "Rehan, kamu menyebabkan kerugian besar bagi KIMFAR dan PT.Nogo dalam iklan kemarin! Presdir Casa belum tahu, apakah kamu tidak takut."

Aku menggunakan cara yang sama untuk mengancam Rehan seperti mengancam Armin. Yang mengejutkan aku adalah Rehan tidak peduli sama sekali. Sebelum aku selesai berbicara, dia berkata sambil mencibir,

"Oke, kamu menelepon Presdir Casa sekarang! Kamu juga bisa memberitahu kepada Raisa bahwa aku yang melakukan semua ini! Telepon saja".

Setelah mengatakan itu, Rehan mendorong teleponnya, dan telepon itu meluncur di depanku.

Pandangan Rehan sama sekali tidak merasa ketakutan, dia menatapku dengan sangat ganas. Tapi aku menjadi ragu-ragu. Aku dapat memberitahu kepada Bong Casa, dan jika Bong Casa telah mengetahuinya dia pasti akan memecat Rehan.

Tetapi sosok bayangan Raisa muncul dibenakku. Aku sedikit khawatir tentang Raisa. Begitu Rehan keluar dari KIMFAR, hal ini pasti akan mempengaruhi Raisa.

Aku mengakui bahwa ideku sangat sadis! Ketika Raisa meninggalkan aku, dia tidak peduli dengan perasaanku sama sekali. Tetapi sekarang, aku justru ragu karena dia.

Beberapa orang mengatakan bahwa jika mencintai seseorang, maka harus mentoleransi segalanya. Meskipun aku tidak lagi mencintai Raisa, tetapi bagaimanapun kami benar-benar pernah mencintai. Dalam hatiku, dia sudah menjadi kerabat yang tidak dapat terpisahkan dalam hidupku.

Aku menatap Rehan sejenak, kemudian bergumam, "Rehan Bastar, aku bisa melewati masalah ini. Tetapi aku harap kamu bisa memperlakukan Raisa dengan baik!"

Rehan tiba-tiba terkekeh. Sikapnya tidak sesombong tadi. Dia menatapku dan bertanya lagi, "Ugie, apakah kamu mengira kamu benar-benar mengenal Raisa? Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, kamu sama sekali tidak mengenalnya. Aku juga dapat memberitahumu bahwa aku akan memperlakukan Raisa dengan baik. Aku akan memperlakukannya dengan baik sepanjang hidup. Tetapi semua itu tidak ada kaitan denganmu! ".

Setelah mengatakan itu, Rehan berdiri. Dia berjalan perlahan menuju pintu. Ketika melewatiku, dia mengulurkan tangan dan mengambil teleponnya. Kemudian dia mengatakan kalimat ini,

"Ugie, suatu hari kamu akan menyesalinya! Karena kamu telah kehilangan gadis terbaik di dunia ini".

Setelah mengatakan kalimat ini, Rehan langsung pergi.

Dan aku masih duduk di sana dengan bodoh dan pemikiranku dipenuhi dengan kalimat Rehan tadi. Aku tidak tahu apa maksudnya, sebelumnya aku juga sependapat dengannya yaitu Raisa merupakan gadis terbaik di dunia. Tetapi setelah dia mengkhianatiku, aku baru tahu bahwa baik atau tidak hanya sekedar perkataan saja. Karena di dunia ini, tidak ada hal yang mutlak!.

Negosiasi dengan Rehan jelas merupakan negosiasi yang gagal. Sebenarnya aku bisa menang, bisa membuatnya kehilangan reputasinya dan tidak dapat bertahan di dalam lingkaran pekerjaan ini. Tetapi aku menyerah, karena Raisa!.

Saat ini, renovasi bar BOSS berjalan dengan lancar. Karena hanya perubahan parsial, sehingga berlangsung sangat cepat. Dalam beberapa hari, renovasi sudah selesai semua. Untuk menghemat uang, setelah tim dekorasi selesai. Aku tidak mencari pekerja kebersihan, aku membersihkan sendiri, sapu dan mengepel.

Aku mulai pada siang hari, hingga malam jam tujuh lebih dan belum selesai membersihkan semuanya. Aku berencana untuk datang lebih awal keesokan paginya, ketika aku hendak pergi, pintu bar tiba-tiba terbuka. Aku melihat ke belakang dan tertegun. Aku tidak menyaka Isyana akan datang tiba-tiba pada larut malam begini.

Ketika dia melihat aku terpana, Isyana tersenyum dan bertanya, "Sebentar lagi kamu akan menjadi Presdir Ugie. Kamu sepertinya tidak berkenan jika mantan bos datang?".

Aku tersenyum menatap Isyana, ini merupakan senyuman yang tulus. Sejak aku meninggalkan PT.Nogo, hari ini adalah pertama kalinya Isyana bercanda denganku.

"Kenapa kamu datang begitu malam?".

Aku tersenyum dan bertanya pada Isyana.

Isyana mengangkat bahu dan menjawab dengan santai, "Kebetulan lewat saja, dan melihat lampu masih menyala, sehingga masuk untuk melihat".

Rumah Isyana tidak sejalur dengan lokasi ini, dan perusahaan juga tidak sejalur. Namun, dia mengatakan dia melewati sini, sehingga aku mulai berpikir, apakah dia sengaja datang mengunjungiku? Begitu gagasan ini muncul, aku segera menyangkalnya lagi. Sikap angan-angan ini bukanlah sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.

Ketika Isyana melihat bahwa aku masih memegang pel di tangan, dia kemudian meletakkan tas di meja samping dan berjalan ke arahku, berkata, "Mengapa kamu tidak meminta teman cantik kamu untuk membantumu membersihkan, sebaliknya kamu malah melakukan sendiri?".

Aku tersenyum pahit dan menggelengkan kepala dengan pelan.

"Baiklah, lagipula hari ini aku juga bosan! Aku menemani kamu melakukan bersama".

Setelah mengatakan itu, Isyana langsung mengambil pel dariku.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu