Love And Pain, Me And Her - Bab 193 Direktur Cantik

Aku mengabaikan Armin dan langsung pergi ke ruangan Kalin. Sayangnya Kalin tidak berada di tempat, jadi aku hanya bisa naik ke lantai atas dan kembali ke ruanganku sendiri. Setelah membuat satu pot teh, aku menelpon kepada Kalin dan yang membuat aku kaget adalah Kalin menutup telpon pada saat telpon baru saja terhubung.

Pada saat aku sedang merasa aneh, aku mendengar suara 2 wanita yang familier dari lobi. 2 wanita itu adalah Isyana dan Kalin. Sepertinya Kalin sedang berbicara dengan Isyana, makanya dia mematikan telponku. Aku menebak dia akan datang mencari aku nanti.

Sesuai ekspetasi, setelah beberapa saat, Kalin mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan aku. Seperti biasa, dia terlihat memikat dan mempesona dengan tampilan yang menakjubkan.

Setelah masuk, Kalin pun bertanya kepada aku, "Ugie, beberapa hari tidak bertemu, kamu terlihat semakin tampan dari dulu. Sepertinya ini adalah efek samping dari jatuh cinta?"

Aku udah terbiasa dengan ejekan Kalin.

Setelah menuangkan segelas teh untuk Kalin dan berbicara beberapa saat, Kalin pun bertanya, "Ugie, kamu tidak akan menelpon aku tanpa masalah. Katakan saja, kamu mencari aku untuk apa?"

Aku tertawa dengan wajah yang agak malu. Kalin lumayan mengerti aku, biasanya aku memang tidak berani menelpon Kalin kalau tidak ada masalah. Aku bisa menerima kalau dia mengejek aku, tetapi kelakuan dia sengaja menggoda aku membuat aku terasa agak tidak nyaman.

Aku mium teh sebelum bertanya dengan Kalin, "Kalin, apakah kamu dekat dengan orang Store Nirami?"

Kalin menggembangkan bibirnya dan tertawa dengan dingin, "Sesuai dengan ekspektasi. Kamu tidak akan menelpon aku kalau tidak ada urusan. Kalian semua cowok itu sama saja, kalau bukan ada urusan atau sedang nafsu, kalian tidak akan teringat dengan aku"

Sepertinya Kalin mengalami masalah yang tidak bagus hari ini. Padahal hal ini adalah masalah yang normal, tetapi sepertinya Kalin bersikap terlalu emosional. Mungkin ada pria yang membuat dia marah dan dia melampiaskan emosinya kepada aku.

Aku tertawa dengan canggung dan tidak tahu harus berkata apa.

Kalin tidak melanjutkan topik itu lagi, "Tentu saja dekat! Dulu iklan mereka semuanya ditangani oleh kami. Aku pernah berinteraksi dengan kebanyakan manajer mereka. Tetapi setelah Presdir Mirani datang, dia menolak semua pesanan itu dan kontak aku dengan mereka pun mengurang. Kenapa, kamu ada urusan mau mencari mereka?"

Sebelum aku berbicara, tatapan Kalin tiba-tiba bercahaya, "Ugie, apakah Presdir Mirani meminta kamu untuk mengambil pesanan 嘉安商场 kembali? Kalaiu begitu, kamu tidak boleh melupakan aku"

Meskipun Kalin salah menebak tujuan aku. Aku tetap merasa kagum kepadanya, paling tidak sebagai sales, kepekaan dia terhadap pekerjaannya sangat tinggai. Sembarang beberapa kata saja dia sudah berhubung ke pekerjaan.

Aku menggelengkan kepalaku sambil tertawa,"Bukan! Aku ada satu teman, mereka ada produk yang ingin masuk ke dalam 嘉安商场. Tetapi dia tidak memiliki jalur dalam, jadi aku mau meminta bantuan kamu"

Setelah itu aku pun menjelaskan kepada Kalin tentang masalah Sutan.

Setelah itu, Kalin tiba-tiba tertawa. Dia mengulurkan tangannya dan menunjuk ke arah ruangan Isyana, "Ugie, apakah kamu sedang menyusahkan dirimu? Satu telpon dari Presdir Mirani sudah bisa menyelesaikan masalah ini. Buat apa kamu meminta bantuan aku?"

Aku tidak tahu Kalin itu sengaja menolak aku, tidak ingin membantu, makanya dia mengatakan tentang Isyana atau apa. Jadi aku pun langsung berkata terus terang, "Masalah ini tidak bisa mencari Presdir Mirani. Kamu juga tahu, Presdir Mirani menolak semua pesanan mereka, dia tidak mungkin mencari orang-orang itu lagi demi masalah kecil ini"

Aku merasa penjelasan aku sangat masuk akal. Siapa tahu Kalin malah tertawa dan memiringkan kepalanya sebelum menatap aku dengan alsi terangkat, "Bisa jadi tidak! Bisa jadi demi kamu, Presdir Mirani mau membantu"

Aku tertawa dengan canggung.

Melihat aku tidak berbicara, Kalin pun berkata lagi, "Baik, kalau bgitu aku akan menelpon manajer Nirami. Kalau dia ada waktu, nanti kita pergi ke sana saja. Masalah seperti ini lebih bagus dibicarakan di depan muka"

Aku mengangguk dan Kalin pun berdiri, "Kalau tidak ada masalah lain, aku mau kembali dulu. Tunggu telpon aku saja"

Aku sibuk berdiri dan mengantar Kalin keluar dari ruangan.

Tindakan Kalin sangat cepat. Setelah beberapa saat aku sudah menerima telpon darinya. Dia meminta aku untuk menunggu dia di lantai parkir pada jam 10, dia mau membawa aku ke Nirami. Awalnya aku mau mengajak Sutan pergi juga, tetapi Kalin berkata lebih bagusnya kami berduga pergi menyapa dulu, kalau memang bisa baru membawa Sutan ke sana lagi untuk berbincang lebih lanjut. Kalin lebih pintar mengatur masalah seperti ini, jadi aku pun menuruti dia dan tidak menelpon ke Sutan.

Setelah waktu perjanjian tiba, aku pun pergi ke ruang Isyana untuk meminta izin bersamanya. Sayangnya Isyana tidak berada di tempat, bahkan Lulu juga tidak berada di tempat. Sepertinya mereka berdua keluar bersama. Jadi aku pun langsung turun ke lantai bawah dan bermaksud menelpon Isyana nanti. Karena jam sekarang masih jam kerja, aku harus meminta izin kepada Isyana kalau aku mau keluar.

Tiba di lantai parkir, aku melihat Kalin sudah menunggu aku di dalam mobil. Pada saat aku baru membuka pintu mobil, aku mendengar suara teriakan, "Ugie!"

Aku menoleh ke belakang dan melihat Lulu dengan Isyana di belakangnya.

Awalya satu kaki aku sudah masuk ke dalam mobil Kalin, tetapi aku langsung berjalan ke mereka berdua dan Lulu pun melirik ke mobil Kalin, sengaja mengejek aku, "Ugie! Bukannya kamu sudah tidak berposisi Departemen Penjualan? Mengapa masih keluar masuk bersama Direktur cantik kami?"

Lulu ini benar-benar sangat jahal, dia masih bercanda seperti ini ketika Isyana jelas berada di samping.

Aku memasang wajah tidak peduli sebelum berkata kepada Isyana, "Isyana, aku memiliki sedikit urusan untuk meminta bantuan Kalin. Tadi aku ada pergi ke ruangan kamu untuk meminta izin, tetapi kamu tidak berada di tempat"

Isyana mengangguk dan tersenyum, "Baik, aku tahu. Kamu pergi saja"

Melihat sikap Isyana yang damai, hatiku yang menggantung baru terasa tenang. Pada saat mau aku berputar balik badanku, Isyana tiba-tiba berkata, "Oh iya, Ugie, kamu harus belajar bersikap bijaksana, harus menjaga Direktur cantik kita dengan baik"

Suasana hati Isyana tampak baik, dia bercanda bersama aku di depan Lulu. Lulu juga ikut tertawa dengan wajah jahat. Tetapi aku sama sekali tidak bisa keluar, malahan aku merasakan hawa dingin di bagian belakangku. Karena Isyana sudah beberapa kali pernah berkata Kalin lumayan baik terhadap aku. Hal ini membuat aku takut dia akan salah paham.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu