Love And Pain, Me And Her - Bab 232 Arogan

Melihatnya langsung berkata dengan lugas, aku pun tidak banyak berbicara. Dengan sedikit mengangguk kepadanya, berkata, "Oke, apa yang ingin anda tanyakan."

Viali berbicara dengan cepat,nada bicaranya cukup keras. Seolah-olah aku bukanlah teman adiknya, namun bawahan atau pelanggannya.

"Bagaimana bisnis toko bunga Robi?"

aku sedikit menggelengkan kepala, " Waktu pembukaan untuk sementara waktu sangat baik, Namun saat ini biasa saja!"

aku menjawab dengan jujur.

Viali menganggukkan kepala kemudian dia bertanya lagi, "Setahu saya, Robi membuka toko bunga ini dengan meminjam uangmu, Apakah benar?"

aku mengangguk. Di mata orang sukses seperti Viali, seratus ribu yuan hanyalah uang kecil. aku mengira dia pasti akan menggantikan Robi membayarkan uang ini. Ini juga baik, setidaknya aku tidak perlu hidup dengan tekanan.

Ketika Viali melihatku menganggukkan kepala, Dia menatapku dan tiba-tiba berkata, "Ugie, sebagai teman paling baik dari Robi. Sudah jelas dia membuka sebuah toko yang tidak menghasilkan. aku ingin tahu mengapa anda masih meminjamkannya uang? Bukan membujuknya untuk menghilangkan keinginannya ini? "

aku benar-benar terperangah! Sangat tidak masuk akal? Dia bukan saja tidak berencana untuk membayar uang itu, dia bahkan menginterogasi aku mengapa meminjamkan Robi uang? Kesombongan Viali sedikit tidak masuk akal.

Nada bicara Viali sangat tidak ramah. aku tersenyum dingin menatapnya dan balik bertanya, "Sejauh yang aku tahu, Anda juga memberinya uang ratusan ribu. Anda sebagai sepupunya, mengapa juga tidak membujuknya?"

Wajah Viali tidak berubah ketika menghadapi sarkasme dan argumentasi saya. Dia menatap aku dan melanjutkan, "Alasan mengapa aku memberinya uang adalah karena dia berjanji kepada aku bahwa selama toko bunga tidak menghasilkan. Dia akan kembali ke Beijing. Sementara uang yang anda pinjamkan kepadanya, bisa digunakan olehnya untuk memperpanjang kehidupannya di kota kalian. Tujuan kita sama sekali berbeda, sehingga pertanyaan retoris anda sama sekali tidak valid! "

Evaluasi aku terhadap Viali saat ini adalah dia memiliki cara berpikir logis, mumpuni, sangat istimewa, namun pada saat yang sama sangat kuat..

Tidak menunggu aku berbicara, Viali kembali berkata, "Saya masih ingin bertanya kepada Anda. Sebagai seorang yang dianggap Robi sebagai sahabatnya, apakah lebih baik jika dia kembali berkembang di beijing atau terus membuang waktu di kota kalian ?Saya ingin tahu, apakah anda pernah mendiskusikan masalah ini dengannya? Anda sebagai seorang teman, pernahkah peduli dengannya? Membujuknya untuk kembali ke Beijing ? "

aku menjadi lebih tertekan dengan serangkaian pertanyaan yang ditanyakan oleh Viali. Bahkan aku yang tidak membujuk Robi untuk kembali ke Beijing,menjadi salah satu alasan pertanyaannya kepada aku. Namun apa hubungannya semua ini denganku? Mengapa Viali melampiaskan semua ketidakpuasannya kepadaku.

aku tidak segera menjawabnya. Namun aku mengeluarkan ponsel terlebih dahulu, Melihat waktu, kemudian menatap Viali, aku juga mengatakannya tanpa ekspresi, " Presdir Via, kita sudah menghabiskan waktu sembilan menit dari pertama kali kita bertemu hingga saat ini, Dalam sembilan menit ini, anda sudah menanyakan kepada aku delapan pertanyaan. Namun nampaknya semua jawaban yang aku jawab tidak ada yang membuat anda puas. Jadi selanjutnya, aku berencana untuk tidak menjawab pertanyaan anda. Kali ini aku datang ke Beijing adalah karena permintaan dari Robi. Dia pada utamanya ingin menyampaikan dua hal. Pertama, dia berharap anda tidak terlalu bekerja keras, perhatikan kehidupan dan kesehatan anda sendiri. Tentu saja perkataan awal darinya sangat tidak enak didengar. Dia berkata jika anda terus sibuk bekerja seperti ini, mati-matian bekerja seperti ini, di masa depan tidak ada lelaki yang menginginkan anda. ""

Pada saat itu, Robi pernah mengatakan bahwa kakak sepupunya ini sangat keras, Saat itu aku sama sekali tidak menganggapnya dengan serius. Ternyata aku bisa merasakannya langsung ketika bertemu dengannya hari ini.

aku menyampaikan perkataan asli dari Robi, aku pada awalnya ingin menyerang sisi arogan dari Viali. Namun perkataan ini nampaknya tidak berpengaruh banyak pada Viali, dia masih memandangku dengan ekspresi yang tenang dan tidak berekspresi.

aku melanjutkan, "Kedua, dia meminta aku untuk memberitahu Anda,semoga anda bisa meluangkan waktu lebih untuk mengunjungi orang tuanya. Dia jauh dari rumah dan belum ada rencana untuk kembali. Jadi untuk masalah ini dia meminta tolong pada anda."

Ketika menyebutkan orang tuanya, Ekspresi Viali sedikit menghangat. Dia baru saja akan berbicara namun langsung aku potong, " Presdir Via, perkataan yang Robi minta aku sampaikan sudah aku sampaikan. aku tahu Presdir Via sangat sibuk, aku pun tidak akan mengganggu waktu Presdir Via yang berharga. aku pun harus berterima kasih kepada Presdir Via sudah meluangkan lima belas menit dari waktunya yang berharga kepada saya. Namun Presdir Via mungkin tidak tahu, demi bertemu anda lima belas menit ini. aku harus pulang pergi menggunakan taxi, ditambah menunggu anda, Total sudah membuang waktu aku lebih dari dua jam. Tentu saja nilai waktu kami tidak berharga. Waktu bagi Presdir Via lah yang berharga hingga setiap detiknya. "

Setelah mengatakan ini, aku kembali melihat jam, dan berkata kepada Viali, "Sudah lima belas menit, aku juga harus pamit. Presdir Via silahkan anda lanjutkan kesibukan anda?"

aku melampiaskan semua ejekan, sindiran dan keluhan aku kepadanya.

Viali yang awalnya tidak berekspresi, Menjadi sedikit kaget ketika melihat aku selesai berbicara. Melihat aku bangkit berdiri, dia pun ikut berdiri. Sambil mengernyit dia berkata,

"Ugie, tunggu sebentar! Apakah aku bisa mengobrol lebih panjang denganmu?"

Nada bicara Viali sudah menghangat. Namun aku masih belum senang, aku memandangnya, mengangkat bahu dan berkata, "Maaf, Presdir Via. Apa yang harus dikatakan sudah aku sampaikan. Walaupun anda sudah memberi aku waktu lima belas menit, Namun mohon maaf, aku tidak bisa memberikan satu menit lebih pun untuk anda. Karena di dunia ini, bukan saja direktur seperti kalian yang sibuk. Kami orang biasa pun memiliki kesibukannya sendiri. Baiklah aku pamit dulu. "

Setelah mengatakan itu, aku tidak melihat ke belakang dan langsung meninggalkan ruang pertemuan kecil ini.

aku tidak membenci orang kaya, tetapi aku membenci orang yang karena kekayaan dan status mereka, memberi orang lain perasaan bahwa mereka lebih penting. Seakan-akan mereka lah penguasa dunia ini. aku sama sekali tidak menghormati orang-orang seperti ini.

Setelah meninggalkan bangunan dan melihat cuaca yang gelap di luar, Namun suasana hati aku menjadi jauh lebih nyaman dibanding ketika berada di ruang pertemuan tadi. Ketika akan melangkah keluar, aku mendengar seorang yang memanggil aku dari belakang, "Pak Ugie, tunggu sebentar"

Ketika aku berbalik, aku melihat asisten yang baru saja menjemput aku berlari dengan nafas terengah-engah. Ketika dia sudah sampai di sisi saya, Dia langsung tersenyum kepada aku dan berkata, "Pak Ugie, Presdir Via telah mengaturkan supir untuk mengantar anda ke hotel. Mobil sebentar lagi akan sampai, mohon anda tunggu sebentar ya.

Senyum asisten ini kali ini lebih tulus daripada sebelumnya. Namun aku tidak tahu apakah Viali merasa bersalah atas perkataan yang aku ucapkan atau memiliki pemikiran lain. Semua ini sudah tidak ada hubungannya denganku.

aku mengeluarkan dua buah koin dari saku dan mengayunkannya di depan asisten itu, Sambil tersenyum berkata, "Terima kasih! Tapi aku lebih nyaman menggunakan bus."

Asisten itu sama sekali tidak terkejut dengan penolakan aku, dia pun bertanya lagi, "Pak Ugie, karena anda tidak membutuhkan mobil. Bisakah aku tahu hotel tempat Anda menginap?"

aku memandangnya dengan aneh. Tidak tahu apa yang dimaksud dari pertanyaannya ini.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu