Love And Pain, Me And Her - Bab 55 Tidak Berdaya

Setelah kembali ke kantor departemen penjualan. Tidak tahu kenapa, hatiku jadi mulai gelisah dan tidak tenang. Keuntungan yang ditawarkan oleh Bong Casa terlalu menggoda. Tidak peduli pilihan mana saja yang dia tunjukan untuk aku pilih, semuanya seratus kali lebih bagus dibandingkan kehidupanku sekarang.

Dulu, mungkin aku adalah pria yang hanya santai mengikuti arus kehidupan saja. Tapi sejak putus dengan Raisa. Aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku harus berjuang dan berusaha sekeras mungkin. Aku tidak akan membiarkan siapapun meremehkanku.

Tapi hatiku sedikit tidak rela dan sedih ketika terpikir untuk meninggalkan Nogo Internasional. Pikiran pertama yang muncul adalah Isyana! Aku telah janji aku akan membantunya. Jika sekarang aku tiba-tiba pergi, apa yang akan dia pikirkan tentangku?

Semakin aku memikirkan ini, aku jadi semakin kacau. Aku pun keluar untuk merokok dan aku memutuskan pergi menemui Isyana di kantornya. Aku juga tidak tahu untuk apa aku menemuinya, tapi pokoknya aku ingin melihatnya.

Setibanya di depan kantornya, aku melihat Lulu yang jalan di depan. Begitu dia melihatku, dia langsung menghampiriku dan memiringkan lehernya lalu bertanya dengan suara pelan kepadaku, “Ugie, kamu sebenarnya kapan mau mentraktirku sih?”

Aku pun tersenyum melihat gadis itu dan berkata, “Kamu saja yang menetapkan waktunya, aku kapanpun bisa.”

Mendengar ini, gadis itu pun tersenyum puas lalu memujiku, “Bagus sekali sikapmu. Layak untuk dipuji!”

Aku pun tersenyum lalu bertanya, “Oh iya, Apakah Presdir Mirani ada ? Aku ingin menemuinya.”

Lulu menoleh ke arah kantor Isyana, dia mengangguk lalu berkata, “Ada kok, Dia tadi baru saja memintaku pergi ke departemen penjualan memeriksa apa kamu sudah kembali. Tapi saat itu kamu tidak ada.”

Aku tertegun. Mungkin juga Isyana juga ingin tahu kenapa sebenarnya Bong Casa mencariku.

Melihat Isyana ada di kantornya, aku pun langsung ingin pergi. Tapi siapa yang tahu tiba-tiba Lulu menarik lenganku dan berkata dengan nakalnya, “Ingat ya, traktir makan!”

Aku mengangguk terus dan dengan begini barulah gadis itu melepasku.

Aku mengetuk pintu lalu masuk. Isyana sedang duduk melamun bersandar di bangku sambil memegang secangkir kopi. Melihatku masuk, dia pun tersenyum menyapa lalu menunjuk bangku di hadapannya dan berkata, “Duduklah, kapan kamu kembali?”

Aku tersenyum lalu duduk di hadapannya dan memberitahunya kalau aku baru saja kembali. Isyana mengangguk lalu meletakkan kopi yang ada di tangannya lalu bertanya lagi kepadaku, “Kenapa? Apa ada urusan menemuiku?”

Aku menggelengkan kepala dengan pelan lalu menghela nafas dan berkata, “Tidak ada apa-apa, aku datang cuma ingin melihatmu.”

Isyana menundukkan kepalanya menghindari pandangan mataku lalu berkata dengan lembut, “Lihat aku apa bagusnya coba.”

Aku terkekeh lalu berkata dengan sengaja, “Kamu semuanya bagus!”

Isyana tidak peduli dengan gombalanku. Dia hanya memutar bola matanya lalu menundukkan kepala memeriksa dokumen dengan bibir yang bergumam, “Jangan bicara sembarangan. Sekarang masih jam kerja.”

Ucapan Isyana ini membuat hatiku tersentuh. Perasaan semacam ini sangat nyaman seolah-olah kami adalah pasangan kekasih di kantor yang mengambil kesempatan ketika tidak ada orang untuk diam-diam memadu kasih. Isyana semakin lama semakin maklum denganku. Pada awalnya dulu, jika aku bercanda seperti ini dengannya, dia pasti akan menatapku dingin dengan mengerutkan wajahnya. Tapi sekarang, dia seolah sudah terbiasa tidak terlalu menganggapnya serius.

Aku kira Isyana akan menanyaiku kenapa Bong Casa mencariku. Tapi Isyana malah tidak mengatakan apa-apa. Hal ini cukup mengejutkanku.

Sementara waktu, kami berdua tidak bicara. Aku berusaha memikirkan topik pembicaraan lalu mengobrol sebentar dengan Isyana. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu, Isyana berkata, “Masuk.”. Melihat Direktur Keuangan Adel mendorong pintu lalu masuk.

Isyana dulu pernah berkata kepadaku, Ada tiga orang yang paling dia percayai di Nogo Internasional yaitu Lulu, aku dan Direktur Keuangan Adel .

Adel berumur dua puluhan tahun. Sudah lima enam tahunan bekerja di perusahaan. Dia sangat berpengalaman dan bisa diandalkan. Selama ini dia begitu pendiam, jarang melihatnya bicara. Tapi siapa juga yang tahu ternyata jabatannya di Nogo Internasional ini tidak biasa.

Begitu melihatku, Adel langsung berkata, “Presdir Mirani ada tamu. Kalau begitu kalian mengobrollah dulu, aku akan datang lagi nanti.”

Isyana malah tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu dia melirikku dan langsung berkata kepada Adel , “Kemarilah, Direktur Keuangan Adel . Tidak ada orang luar juga, katakan saja ada urusan apa.”

Aku tidak menyangka Isyana akan berkata seperti ini di hadapan Adel . Hatiku dalam sekejap langsung jadi hangat. Sedangkan Adel cukup terkejut dan tidak menyangka lalu dia melirikku dan duduk di bangku sampingku. Dia sekali lagi berkata kepada Isyana, “Presdir Mirani, aku ingin melaporkan kondisi keuangan perusahaan akhir-akhir ini kepadamu.”

Orang bodohpun bisa mendengarkan jelas kalau maksud Adel adalah memintaku keluar. Bagian keuangan bagaimanapun adalah hal yang sangat rahasia dalam perusahaan. Aku pun langsung berdiri dan bersiap untuk pergi. Siapa juga yang tahu Isyana melambaikan tangannya kepadaku dan berkata, “Ugie, kamu duduklah dengarkan ini bersama-sama.”

Aku pun akhirnya duduk lagi. Adel mendengar Isyana berkata seperti itu, dia pun akhirnya tidak mengkhawatirkan keberadaanku dan langsung berkata, “Presdir Mirani, laporan keuangan bulan ini sudah keluar. Benar-benar tidak seperti yang kita inginkan.”

Sambil bicara, dia memberikan sebuah dokumen kepada Isyana. Isyana mengerutkan kening menundukkan kepala dan memeriksa laporan keuangan dengan serius. Sedangkan Adel lanjut menjelaskan, “Berdasarkan dengan anggaran keuangan pada awal tahun ini, sampai sekarang, selain dana saluran iklan dan pemeliharaan saluran itu, kita sudah tidak punya dana lain lagi. Ini berarti, jika berdasarkan dengan perkembangan sekarang maka bulan depan takutnya perusahaan mungkin akan mengalami masalah dalam pembayaran gaji karyawan.”

Ucapan Adel membuat hatiku tertegun. Aku tahu kalau Nogo Internasional saat ini berada dalam masa sulit, tapi aku tidak menyangka, Nogo Internasional sekarang sudah mencapai tahap sulit seperti ini.

Kedua alis Isyana Miranti sudah mengerut dengan erat. Dia membolak-balik laporan keuangan itu mendongak dan berkata kepada Adel , “Gaji karyawan tidak boleh menunggak! Apa bisa ditutup dulu dengan dana lainnya untuk mengatasinya sementara?”

Adel menggelengkan kepalanya dulu. Tapi kemudian dia berkata lagi, “Hanya ada satu cara, tapi aku tidak menyarankan untuk menggunakannya. Yaitu dengan menggunakan dulu dana saluran iklan. Tapi begitu dana ini dipakai maka hasilnya, tidak akan ada uang untuk pengerjaan prohek baru. Dan itu berarti, meskipun ada dan mendapatkan projek baru, kita tidak akan bisa mengerjakannya.”

Adel sangat berhati-hati, dia mengatakan semua resiko yang mungkin bisa terjadi ke Isyana.

Isyana meletakkan laporan keuangan itu di sampingnya lalu dia mengerutkan keningnya. Tidak lama kemudian, dia melihatku lalu berkata lagi ke Adel , “Direktur Keuangan Adel , urusan uang biarkan aku yang akan cari solusinya. Dana saluran iklan jelas tidak boleh dipakai.”

Adel mengangguk lalu melihat ke Adel dan berkata, “Presdir Mirani, bulan lalu kamu sudah menyumbang satu juta yuan dengan uangmu sendiri. Jika terus begini, meskipun kamu punya banyak uang tapi semuanya malah akan habis untuk perusahaan. Ini bukanlah solusi jangka panjang.”

Isyana mencubit keningnya, dia terlihat sangat lelah. Tidak lama kemudian, dia pun berkata dengan tidak berdayannya, “Tapi selain begini, apa kita masih punya cara lain?”

Adel juga ikut mengerutkan kening. Dia melihat ke Isyana lalu tidak lama kemudian menghela nafas dan berkata, “Presdir Mirani, Jika memang sudah tidak baik. Kita mem-PHK karyawan dulu saja.”

PHK adalah cara yang sering digunakan oleh perusahaan dalam menyelesaikan beban yang dimiliki. Walaupun aku baru bekerja di Nogo Internasional tapi berdasarkan pemahamanku mengenai perusahaan iklan, Karyawan di Nogo Internasional tidak termasuk terlalu banyak, jadi tidak sampai harus ke tahap PHK.

Semua yang aku pikirkan ini, pasti juga telah terpikirkan oleh Isyana. Dia langsung menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak boleh! Jika tidak terpaksa sekali, tidak boleh dengan mudahnya mem-PHK karyawan. Jika di saat ini mem-PHK karyawan, maka pesaing kita tidak perlu menekan kita, karena bagian intern perusahaan akan kacau lebih dulu”

Apa yang diucapkan Isyana cukup masuk akal. Adel juga mengangguk. Dia sebagai Direktur Keuangan pasti hanya akan mempertimbangkan dalam sudut keuangan. Tidak akan bisa seperti Isyana yang akan memikirkan seluruh proses operasi perusahaan.

Sementara waktu, Adel juga tidak punya cara lain lagi. Dia sama saja denganku hanya diam melihat Isyana. Isyana berpikir sejenak dan kelihatannya juga tidak punya ide lagi. Dia pun mengangguk ke kami dan berkata, “Kalian kembali saja dulu. Masalah uang biar aku yang cari solusinya. Ada satu lagi, kondisi keuangan perusahaan ini, selain hanya karyawan departemen keuangan yang tahu, usahakan jangan sampai menyebar ke luar.”

Isyana berkata tidak menyebarkan, tapi berdasarkan dengan pengalaman kerjaku selama ini, takutnya tidak lama kemudian, semua orang di perusahaan akan tahu masalah ini. Karena bagaimanapun di departemen keuangan yang bekerja bukan hanya Adel seorang. Melihat sosok Adel sekarang yang sudah sedih dan lelah, tanpa sadar hatiku mulai mengkhawatirkannya. Tapi mau bagimana lagi aku benar-benar memang tidak berdaya.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu