Love And Pain, Me And Her - Bab 259 Harus Bangkit Kembali

Sebenarnya Robi tidak tahu. Hal yang paling melukaiku bukanlah kesalahpahaman dari Isyana. Namun perkataan Isyana bahwa aku mengejarnya hanya untuk menjadi menantu dari Djarum Grup.

Ketika aku pertama kali mengejar Isyana, aku juga sempat mengalami kebimbangan karena perbedaan status kami. Namun pada akhirnya aku mengalahkan iblis di dalam hatiku dan mulai mengejarnya. Aku tidak peduli dengan orang lain yang salah paham kepadaku, hanya Isyana lah satu-satunya yang tidak boleh seperti itu!

Melihatku yang tidak berbicara, Robi tidak menyerah dan melanjutkan, "Tidak peduli Isyana percaya atau tidak, tetapi Sutan tetap harus pergi mencari Isyana untuk menjelaskan! Bagaimanapun juga kamu mendapat masalah ini karena membantunya, jika dia tidak pergi menjelaskan akan sangat tidak masuk akal."

Aku masih terdiam. Semua ini sudah tidak penting bagiku.

Lulu duduk di kursi di seberangnya. Sepasang mata polos itu saat ini terlihat bingung. Setelah beberapa saat, dia baru menatapku dan berkata, "Ugie, lebih baik aku cari waktu dan pergi menceritakan apa yang kamu katakan ini kepada Presdir Mirani! Tapi harus menunggu karena saat ini dia sangat sibuk. Selain itu perasaannya juga sedang hancur. Aku khawatir jika sekarang mengatakan ini kepadanya, dia akan curiga bahwa aku adalah orang yang kamu kirim dan kebalikannya hanya akan merugikan dirimu sendiri. "

Lulu dan Robi datang mengeluarkan ide untuk menolongku. Namun aku masih menggelengkan kepala.

Setelah mengobrol sejenak, melihat aku yang masih tertekan. Robi menepuk pundakku dan bertanya, "Ugie, apa rencanamu selanjutnya? Kamu tidak bisa terus diam seperti ini kan?"

Aku menghela nafas! Aku mengingatkan diriku sendiri bahwa aku tidak bisa terus tertekan seperti saat aku berpisah dengan Raisa. Setidaknya, aku harus rajin bekerja untuk mendapatkan uang, mungkin dengan karir yang sukses, Akhir burukku dan isyana ini tidak akan terjadi lagi.

Aku terus merokok, memikirkan kapan aku harus menghubungi Bong Casa. Saat ini aku bisa dengan jelas memberitahunya bahwa aku ingin bergabung dengan KIMFAR!

Melihatku yang masih tidak mengatakan apa-apa, Robi kembali berkata, "Saranku kamu bergabung denganku untuk membuka toko bunga saja! Uang 200 juta yang kamu pinjamkan akan aku anggap sebagai biaya bergabung, Aku akan dengan berbesar hati memberimu 50% saham, bagaimana?"

Robi terus berkata sambil menatapku dengan seringai nakal. Aku memiringkan kepala ke arahnya. Toko bunga yang suram itu, aku tidak akan mengerjakannya!

Lulu juga menatap Robi, memarahinya dan berkata, "Kamu tidak punya malu, pada saat seperti ini kamu masih mau mengambil keuntungan dari Ugie!"

Robi menyeringai, sengaja berpura-pura berwajah sedih, dia menyipitkan matanya ke arah Lulu, "Jika tidak mengambil keuntungan darinya, aku ambil keuntungan darimu saja ya! Adik kecil, kamu harus berhati-hati ya!"

Sebelum selesai mengucapkannya , asbak rokok di meja teh itu pun terbang ke arah Robi. Robi segera menghindar dan masih terus tertawa. Sementara Lulu masih dengan marah berkata kepada "Robi, jika kamu masih terus bercanda seperti ini denganku, pergi saja dari pandanganku, Menyebalkan!"

Keduanya masih saling bercanda. Sebenarnya ini jelas adalah situasi yang konyol. Namun aku sama sekali tidak bisa tertawa. Di dalam pandanganku hanya ada bayangan dari Isyana , Aku masih teringat kejadian di pintu masuk bar saat itu, ketika dia dan Don Juan muncul. Don Juan terlihat sangat menjaganya! Mungkin hanya pria seperti Don Juan yang pantas menjadi pasangan Isyana!

Aku terus memikirkan Isyana. Saat ini apa yang sedang dikerjakannya?

Beberapa hari berikutnya, aku menjalani kehidupan sebagai seorang bujangan. Namun aku tidak lagi terus berdiam diri di dalam rumah. Setiap malam, aku akan pergi duduk di Bar Boss. Tidak minum hingga mabuk hanya minum dua hingga tiga botol bir sambil mendengarkan Elisna yang menyanyi di atas panggung dalam diam. Dan kadang masih mengobrol singkat dengan Elisna.

Elisna selalu mengira bahwa aku kesepian sehingga datang ke sini setiap hari. Kenyataannya dia tidak tahu, aku terus berharap akan bisa bertemu kembali dengan Isyana di Bar Boss.

Tidak ada orang yang mengetahui perasaan hatiku saat ini. Aku sangat ingin bertemu dengan Isyana namun pada saat yang sama juga takut jika bertemu dengannya. Aku terus melewati setiap hari dipenuhi kontradiktif seperti ini!

Hidup tidak akan terhenti hanya karena kesedihanku. Waktu terus berlalu dan aku masih terus menjilati luka dalam hatiku sendirian.

Tidak terasa setengah bulan pun sudah berlalu, selain kadang berbicara lewat telepon dengan Robi, aku bisa dikatakan memutuskan hubungan dengan dunia luar.

Pada pagi hari ini ketika bangun tidur, langit kembali dituruni salju. Aku berdiri di depan jendela memandang salju yang melayang turun. Tiba-tiba aku memutuskan, hari ini aku akan mencari Bong Casa. Supaya dia bisa membawaku untuk bertemu dengan CEO Rudy.

Aku ingin bekerja! Aku ingin menghasilkan uang! Aku ingin membuat Isyana tahu, saat itu aku mengejarnya bukan karena latar belakang keluarganya. Aku ingin membuktikan kepada semua orang bahwa tanpa orang lain pun aku masih bisa hidup dengan baik!

Ketika memikirkan ini, aku segera mandi dan pergi ke salon untuk memotong rambut. Setelah semua sudah terlihat rapi, aku melihat diriku di depan kaca, sepertinya aku lebih kurus dari sebelumnya namun aku masih tetap percaya diri.

Ketika aku meninggalkan salon, aku mengeluarkan telepon dan menelepon Bong Casa. Ketika terhubung, aku mendengar suara kuat Bong Casa di ujung telepon yang berkata, "Ugie! Tepat sekali kamu menelponku, beberapa hari ini aku ingin bertemu denganmu."

Aku tersenyum dan segera berkata, "Kalau begitu aku pergi ke kantor anda sekarang! Saat ini aku sudah bebas. Aku ingin berbicara dengan anda tentang rencana pemasaran yang belum dibicarakan pada pertemuan kita yang terakhir."

Aku berpikir Bong Casa akan terkejut aku sudah mengundurkan diri. Namun dia menjawab dengan ekspresi yang datar. Terlihat dia sudah mengetahui hal ini sejak awal.

Setelah meletakkan telepon, aku menggunakan bus umum langsung pergi ke KIMFAR.

Ketika berada di dalam bus, aku berusaha untuk memusatkan pikiran kepada KIMFAR. Namun ketika melihat pemandangan jalan di luar, aku masih tidak bisa menahan diri dan memikirkan Isyana!

Isyana bagi diriku seperti seorang wanita yang menjadi mimpi buruk. Dia pernah membawaku keluar dari jurang putus cinta. Namun saat ini dia sendiri yang mendorongku jatuh ke dalam tebing itu lagi. Mungkin inilah dunia yang berputar.

Resepsionis KIMFAR masih merupakan gadis yang sama. Ketika melihatku, dia langsung mengeluarkan senyuman dengan giginya yang putih dan berkata, "Pak Ugie, pak Bong ada di kantor. Anda bisa naik sekarang"

Senyuman manis dari gadis itu membuat hatiku merasa lebih nyaman. Bagaimanapun dalam hidup ini tidak selalu diisi oleh kegelapan namun juga ada senyuman yang hangat seperti sinar matahari.

Ketika sampai di depan kantor Bong Casa, aku mengetuk pintu dan masuk ke dalam. Aku melihat Bong Casa yang sedang mengerutkan kening, memegang cangkir teh di satu tangan dan di tangannya yang lain sedang memegang dokumen dengan serius. Ketika dia melihatku masuk, dia segera meletakkan dokumen dan menunjuk sofa di sebelahnya dan berkata, "Cepat sekali sudah sampai? Ayo duduklah."

Aku sangat menyukai pria seperti Bong Casa. Ketika bekerja dia sangat teliti dan perhitungan. Namun dalam hubungan pribadi dia seperti seorang kakak senior yang sangat perhatian kepada orang yang membutuhkan bantuan.

Bong Casa menuangkan teh untukku dan memberikanku sebatang rokok. Setelah menyalakan rokok dan menghisapnya, dia baru memandangku dan berkata sambil tersenyum, "Aku mendengar kamu sudah mengundurkan diri dari Nogo?"

Aku sedikit menganggukkan kepala dan berkata sambil mengejek diri sendiri, "Hal baik jarang diketahui oleh orang lain, namun berita buruk akan tersebar dengan sangat cepat. Aku tidak menyangka Pak Bong dengan cepat sudah mengetahui masalah ketidakberuntungan ini."

Ketika Bong Casa mendengar aku selesai berbicara dia hanya tertawa terbahak-bahak.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu