Love And Pain, Me And Her - Bab 181 Mencari Sesuatu Untuk Dipermasalahkan

Perhiasan tidak bisa dibandingkan dengan barang-barang lain. Ada banyak orang yang mungkin seumur hidupnya hanya membeli beberapa buah perhiasan saja, jadi ketika orang biasa memilih perhiasan pasti akan memilih dengan teliti. Dan sebagai konsumen kelas menengah, biasanya pasti akan memilih merk perhiasan internasional, jarang ada orang yang mau membeli perhiasan biasa. Sedangkan perhiasan biasa paling disukai oleh konsumen yang kebanyakan bekerja sebagai karyawan. Jadi, target pelanggan yang diutarakan oleh Amori sudah benar, malah sebaliknya Abby yang tidak mau berunding.

Abby menoleh ke arahku, wajahnya penuh dengan kemarahan, lalu berkata dalam bahasa Inggris, “kamu sangat kasar.

Maksudnya aku ini tidak sopan. Dia kira dengan berbicara beberapa patah kata bahasa Inggris saja dia merasa sombong.

Aku tertawa dingin, lalu menatap dirinya, aku benar-benar ingin membalas perkataannya. Namun aku tahu betapa pentingnya proyek ini untuk Isyana, jadi aku hanya bisa menahan amarah dan tidak berkata apa-apa.

Tetapi Abby sepertinya malah masih belum selesai, dia melotot ke arahku sambil berkata dengan nada gusar, “Lantas apakah aku tidak tahu dimana posisi merk perusahaan kami sendiri, sehingga dirimu perlu mengingatkanku?”

Aku tetap tidak menjawab, aku menahan diri dalam diam.

Amori akhirnya tidak bisa menahan diri untuk menjelaskan begitu melihatku membantunya bicara, “Direktur Abby, di beberapa proposal sebelumnya aku juga mentargetkan pasar konsumen yang sama”

Maksudnya Amori cukup jelas, sebelumnya kamu bilang target konsumen tidak ada masalah, akan tetapi sekarang malah berbeda. Jadi jelas-jelas ini namanya mencari sesuatu untuk dipermasalahkan.

Abby berdeham, baru saja dia mau berbicara seorang pria disampingnya mengingatkan, “Direktur Abby, janji temu dengan pelanggan anda sudah hampir tiba waktunya, apakah kita berangkat sekarang atau nanti?”

Abby melotot ke arahku dan Amori, dia berkata dengan nada angkuh, “Kita berangkat sekarang”

Dia berbicara sambil berdiri.

Aku benar-benar terpana, kalau begini bagaimana nasib proposal kita? Pembicaraan tadi berlangsung tidak sampai setengah jam. Dan setengah jam itu sepenuhnya dihabiskan untuk melihat sandiwaranya, poin utama proposalnya saja belum dibahas dia malah mau pergi.

Isyana sudah mulai tidak sabaran, dia pun bergegas bangun tapi dia tetap bertanya dengan nada lembutnya, “Direktur Abby, kalau begitu kapan anda punya waktu untuk melihat proposal kami?”

Abby masih tetap memasang ekspresi wajah angkuh, “Kirimkan proposalnya melalui email! Besok pagi aku akan kembali ke Beijing, jadi setelah pulang nanti akan aku lihat”

Speechless! Aku terdiam seribu bahasa! Ekspresi wajah Isyana juga pelan-pelan berubah. Dia terlihat canggung dan tertekan.

Aku pun semakin bingung, Abby sengaja datang kemari dari Beijing selain menyiksa Amori dengan beberapa kali revisian proposalnya dia tidak melakukan hal yang lain. Sikapnya yang seperti itu bukan sikap ingin bekerja sama, akan tetapi dia sengaja datang untuk menyiksa PT Nogo.

Terlihat sorot mata Isyani yang kehilangan semangat, dia melirikku, lalu berkata pada Abby, “Kalau begitu kami tidak mengangggu anda, aku akan meminta staff kami untuk mengirimkan proposal tersebut melalui email. Kemudian, beberapa hari lagi aku akan datang ke Beijing untuk mengunjungi anda”

Isyani masih tetap sopan seperti biasa, sedangkan Abby mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan mendengus, dia menjawab Isyani dengan isyarat seperti itu.

Isyani juga tidak berkata lebih lanjut, dia berbalik dan pergi, kami pun mengikutinya dari belakang. Ketika sampai di depan pintu, tiba-tiba terdengar suara Abby dari belakang, sepertinya dia sedang berbicara dengan staffnya,

“Lelaki itu sangat menyebalkan”

Lelaki yang dia maksud adalah aku.

Akan tetapi aku malah tidak merasa marah sedikitpun, malah aku dan Lulu saling bertukar pandang, dan kami berdua diam-diam tertawa. Orang asing palsu ini malah mengucapkan sebuah kata dengan dialek Timur Laut, jadi perempuan ini sebenarnya ABC atau bukan? Bahkan dialek Timur Lautnya sangat lancar.

Ketika berjalan keluar dari hotel, Amori langsung menghampiri Isyana, dia berkata dengan ekspresi penuh penyesalan, “Presdir Mirani, lebih baik anda mengganti orang untuk mengerjakan proyek ini, aku sudah tidak sanggup lagi, aku sudah tidak tahu lagi bagaimana merevisi proposal ini”

Amori sudah dibuat putus asa oleh Abby, sebenarnya Amori masih terbilang orang yang sabar, kalau itu aku, mungkin sudah sejak awal aku melepaskan proyek ini. Bukannya aku tidak menghargai bisnis ini, tapi masalahnya calon pelanggan yang memang sengaja mencari masalah. Bahkan target konsumennya sendiri pun tidak jelas, bagaimana mau bekerja sama.

Isyana tertawa, dia menghibur Amori, “Kamu jangan terburu-buru dulu. Pulang nanti kirimkan dulu proposalnya pada Abby, kalau memang masih ditolak, kita akan pikirkan cara yang lain. Dimana ada kemauan disitu ada jalan”

Amori tersenyum getir, dia pun hanya mengangguk mendengar Isyana berkata begitu.

Di perjalanan pulang, Isyana terus menatap ke luar jendela sambil mengerutkan kening, dan tidak berbicara. Diam-diam aku melirik ke arah kaca spion, tadinya aku ingin mengatakan sesuatu padanya, akan tetapi waktunya tidak tepat.

Setelah beberapa saat barulah Isyana mengalihkan pandangannya ke arahku, dia bertanya, “Ugie, menurutmu apa maksud Abby? Apakah dia tidak ingin memberikan proyek ini pada kita, atau dia memang tidak puas dengan proposal yang kita ajukan?”

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Isyana, karena sejak meninggalkan hotel itu aku terus memikirkan masalah ini. Sikap Abby yang seperti ini tidak bisa diprediksi, aku telah terjun di bisnis periklanan selama tiga tahun tapi belum pernah bertemu dengan pelanggan seperti dia.

Melihat aku diam saja, Lulu menimpali dengan suara kecil, “Jangan-jangan dia menginginkan komisi secara diam-diam?”

Komisi merupakan salah satu persyaratan tidak tertulis di dunia periklanan, tapi biasanya urusan seperti ini berlangsung diam-diam, dan diurus oleh bagian penjualan, atau poin diskonnya disimpan oleh pelanggan untuk digunakan nanti. Perihal ini jarang disentuh oleh manajemen perusahaan, karena hal tersebut menyangkut urusan hukum.

Begitu Lulu selesai berkata, Isyana langsung menggeleng, “Kita tidak boleh menjalankan bisnis yang melanggar hukum! Meskipun proyek ini tidak diberikan pada kita, akan tetapi kita tidak boleh menggunakan cara tersebut untuk mendapatkan order”

Aku setuju dengan pendapat Isyana, aku menoleh ke belakang dan mengutarakan pemikirkanku.

“Isyana, aku merasa ada dua kemungkinan. Yang pertama, dia sedang memaksa kita untuk melepaskan proyek ini. Mungkin sejak awal dia sudah punya kenalan perusahaan periklanan yang dia sukai, tapi demi memberikan image baik pada Presdirnya, maka dia datang kemari untuk sekedar formalitas”

Ketika aku selesai menjelaskan poin pertama, Isyana terdiam sejenak, lalu mengangguk-angguk. Dia menatapku dan balik bertanya, “Kalau memang itu yang dia inginkan maka urusannya akan panjang. Lantas, apakah ada kemungkinan yang lain?”

Aku mengangguk, kemudian segeraj menjelaskan poin kedua, “Yang kedua adalah, mungkin saja dia cuma numpang nama menjabat sebagai Direktur, tapi dia sama sekali tidak punya kuasa untuk membuat keputusan, jadi dia datang kemari hanya sekedar untuk bertemu dengan kita, tidak ada makna lainnya. Namun, ini semua hanya perkiraanku saja, apalagi kita tidak mengerti kondisi internal perusahaan CB”

Isyana menghela napas, lalu mengangguk sekali lagi.

Aku meneruskan ucapanku, “Masih ada satu lagi, ini hanya tebakanku saja, bisa jadi dia adalah seorang pembohong yang datang kemari membohongi kita supaya bisa mendapatkan fasilitas secara gratis”

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu