Love And Pain, Me And Her - Bab 472 Sebuah Email Masuk

Menunggu saat aku tiba di area bawah gedung Veni. Isyana, Robi dan Raisa sudah tiba disana. Raisa belakangan karena sibuk dan jarang pergi ke rumah sakit. Mungkin karena Veni tidak bisa dihubungi, sehingga Robi menelepon ke Riasa. Oleh karena itu, Raisa juga terburu - buru datang kemari.

Aku dan Lulu turun dari mobil, buru - buru berjalan kedepan beberapa orang ini. Aku langsung tahu Veni pasti tidak berada dirumah ketika melihat ekspresi gelisah mereka.

Isyana melihatku diam, berkata dengan gelisah, " Ugie, Veni tidak berada dalam rumah, menurut kamu dia pergi kemana ? "

Isyana sama sekali tidak mempunyai ide, melihat kearahku penuh harap. Tetapi aku juga bagaimana bisa tahu ? Aku melirik ke Robi, dalam pikiran aku tiba - tiba teringat, Wulandari pernah menjenguk Veni kemarin. Respon pertama aku akankah Veni sedang bersama dengan Sutan ?

Meskipun keduanya sudah putus. Tapi aku tahu dengan jelas dalam hati. Veni sama sekali tidak bisa melepaskan Sutan. Lagipula hubungan yang terjalin hampir sembilan tahun, bagaimana mungkin mengatakan melepaskannya dalam semalam, lalu terlepaskan.

Teringat ini, aku mengeluarkan hp. Langsung menelepon ke Sutan, setelah telepon berdering terdengar suara Sutan dari ujung telepon sana, " Sutan, kamu berada dimana ? "

Aku tidak langsung menanyakan apakah dia sedang bersama dengan Veni. Menurut pemikiran aku, jika mereka tidak sedang bersama. Dan terlanjur mengatakan ini dengan gegabah, khawatirnya akan menyebabkan masalah yang tidak perlu.

Sutan sedikit tertegun, lalu segera menjawab, " Aku di kantor, kenapa, ada masalah apa ? "

Tempat Sutan sana sangat tenang, aku bahkan bisa merasakan tempatnya kosong hampa saat dia berbicara. Aku merasakan ada keganjalan dan langsung berkata, " Kamu berbohong kepadaku bukan, kamu tidak sedang di kantor. "

Begitu mendengar perkataanku ini, Sutan menjadi sedikit canggung, dia batuk pelan sebentar. Dan berkata lagi, " Ugie, kamu sebenarnya ada keperluan apa ? Jika tidak ada, aku matikan telepon dulu. Aku masih harus kerja. "

Yang pasti adalah, Sutan memang berbohong kepadaku. Aku langsung bertanya, " Sutan, apakah kamu sedang bersama dengan Veni. Jika sedang bersamanya, beritahu dia, bahwa kami semua sangat merindukannya dan telepon kembali ke kami. "

Sutan menolak untuk mengatakan yang sebenarnya dan kami sangat cemas. Karena dalam keadaan darurat begini, pada akhirnya aku hanya bisa mengatakan masalah sebenarnya.

Mendengar perkataan aku nada bicara Sutan berubah menjadi tinggi, dia bertanya dengan cemas kepada aku, " Ugie, apa yang kamu katakan ? Veni kenapa ? Apakah kalian tidak bisa menemukannya ? "

Sutan bertanya satu demi satu. Dia sangat cemas, bahkan lebih cemas dibandingkan kami. Tapi semakin dia seperti ini, hati aku semakin kecewa. Karena bisa dirasakan, Sutan bukan sedang berpura - pura. Kecemasannya muncul dari dalam hati. Dengan kata lain, Veni tidak sedang bersamanya.

Melihatku tidak berbicara, Sutan bertanya lagi, " Ugie, aku sedang bertanya kepada kamu. Ada apa dengan Veni ? "

" Tidak apa - apa. "

Aku langsung mematikan telepon Sutan tanpa peduli seberapa cemasnya dia.

Secercah harapan terakhir, terpadamkan sepenuhnya. Aku meletakkan hp dan kami saling pandang. Siapapun tidak mempunyai ide. Raisa berpikir sebentar, lalu berkata kepada aku, " Ugie, menuruti kamu akankah Veni pulang ke kampung halaman ? "

Veni juga bukan orang lokal. Beberapa tahun ini, dia selalu mengikuti kemana Sutan berada. Tapi aku menggelengkan kepala, karena aku sangat paham akan semua yang terjadi antara Veni dan Sutan.

Dulu saat Veni membawa Sutan pulang ke kampung halaman bertemu dengan orang tuanya, sebenarnya orang tua Veni tidak terlalu menyetujui mereka bersama. Alasannya sangat sederhana, karena keluarga Sutan berasal dari desa. Sebaliknya orang tua Veni keduanya berpendidikan tinggi. Mereka tidak keberatan dengan keadaan ekonomi Sutan melainkan karena perbedaan latar belakang budaya, yang nantinya mudah menyebabkan konflik dalam hidup. Tapi Veni terus bersikeras sehingga kedua orang tuanya tidak mengatakan apa - apa lagi. Sekarang keduanya sudah berpisah, dengan karakter Veni, dia pasti tidak akan kembali ke kampung halamannya.

Aku dan Robi masing-masing menyalakan sebatang rokok dan kami berdua merokok tanpa suara, memikirkan ke mana Veni pergi.

Setelah beberapa saat, nada peringatan telepon aku tiba-tiba berdering. Aku mengeluarkannya dan melihatnya. Sebuah email masuk. Melihat nama pengirimnya, ternyata itu adalah Veni.

Aku buru-buru berkata kepada yang lain, " Veni mengirim email kepadaku, baru saja dikirim. "

Mendengar itu, Robi segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Veni. Sayangnya telepon dimatikan setelah dua kali tersambung. Saat telepon lagi, Veni sudah mematikan hpnya.

Aku membuka email, beberapa yang lain segera mengelilingiku ikut melihat bersama. Dalam email tertulis : " Ugie, sebagai salah satu teman terbaikku, berkomunikasi dengan kamu melalui email termasuk sangatlah istimewa. Tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat aku katakan dengan bertatap muka langsung. Oleh karena aku memilih untuk memberikannya kepadamu atau boleh dikatakan aku meninggalkan email ini untuk kalian.

Alasan mengapa aku memilih untuk mengirimkan email ini kepada kamu sebenarnya karena di dalam kelompok teman - teman kita, kamulah yang paling layak. Meskipun Sutan sedikit lebih tua dari kamu, tapi dia sebenarnya juga mengakui bahwa hanya kamu yang dapat mempersatukan kami. Oleh karena itu sebaiknya kamu yang menyampaikan email ini kepada semua.

Ugie, aku sungguh ingin berterima kasih kepada kalian. Bukan semata - mata karena kalian selalu menemaniku setelah aku putus dari Sutan. Melainkan berterima kasih karena sejak perkenalan kita, kalian sudah mulai membantuku dan Sutan tanpa pamrih.

Aku ingat ketika masih kuliah, ekonomi Sutan tidak baik. Setiap kali pergi makan selalu bilang bayar masing - masing. Tetapi kamu dan Robi selalu mencari berbagai macam alasan untuk bertaruh, kalian sengaja membiarkan Sutan menang sehingga biaya makan ini menjadi tanggungan kamu dan Robi. Kalian tidak hanya mempertahankan martabatnya, tetapi juga membantunya menghemat banyak biaya. Aku tidak tahu apakah Sutan masih mengingat hal-hal ini, tetapi aku mengingatnya dengan jelas. Mungkin kalian merasa ini hanya masalah kecil. Tetapi bukankah hidup memang seperti itu ? Mana mungkin masalah besar lebih banyak ?

Ugie, mengenai perpisahan aku dan Sutan, aku berharap kalian tidak menyalahkannya. Sungguh, aku sama sekali tidak menyalahkannya. Mungkin aku dan Sutan tidak mempunyai ikatan jodoh yang cukup. Sebenarnya Sutan sangat bersusah payah, selama bertahun-tahun ini, tekanan dan tanggung jawab yang di pikulnya jauh lebih besar daripada kamu dan Robi. Kalian selalu mengatakan bahwa sutan sangat percaya diri, memang dia selalu menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan. Tapi hanya aku yang tahu bahwa kepercayaan dirinya hanya pura - pura. Semacam penyamaran akan pesimis dirinya sendiri. Sutan selalu beranggapan dia berasal dari pedesaan dan tidak mempunyai latar belakang. Jika ingin sukses di kota keras ini hanya bisa mengandalkan kerja keras sendiri. Tentu saja dia terus giat bekerja keras. Kenyataannya sangat disayangkan usahanya berulang kali tidak menghasilkan apa-apa, dalam kegagalannya yang tak terhitung ini membuat karakter dan pemikirannya perlahan juga berubah. Terutama karena aku tidak bisa hamil, ditambah operasi ayahnya dan ekspresi keputusasaan keluarganya setelah tahu bahwa aku tidak bisa hamil. Tekanan bermacam - macam ini membuat dia tidak bisa bernapas. Dan saat ini kemunculan Wulandari, bisa memenuhi semua visi masa depannya. Dia bisa dengan mudah menjalani kehidupan yang dia inginkan. Oleh karena itu, ini adalah pilihan dia dan aku sangat menghargainya "

Membaca tulisan Veni ini, membuat hatiku sakit. Gadis bodoh, yang dipikirkannya saat ini masih tetap mengerti akan keadaan Sutan.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu