Love And Pain, Me And Her - Bab 387 Langit Mendung Yang Berubah Menjadi Langit Cerah

Setelah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Eddy. Kami pun sepakat akan langsung menjalankan rencana marketing ini pada keesokan harinya.

Setelah semua nya sudah diselesaikan dengan sempurna, aku , Isyana dan Lulu pun turun meninggalkan bangunan.

Mobil Isyana terparkir di tempat parkir di depan pintu masuk. Dia ingin mengantarku dan Lulu untuk kembali ke kantor. Namun Lulu segera menggelengkan kepala, sambil menatap Isyana berkata , "Presdir Mirani, aku masih memiliki tugas yang harus dikerjakan. Silahkan anda mengantar Pak Ugie ke kantor terlebih dahulu."

Walaupun Lulu sudah bukan asisten dari Isyana. Namun aku bisa merasakan rasa hormatnya kepada Isyana seperti sebelumnya, dengan adanya Isyana disini, dia bahkan tidak berani menyebut namaku dan langsung memanggilku Pak Ugie.

Aku dan Isyana mengerti kali ini Lulu memberi kesempatan untuk kita bisa menghabiskan waktu berdua. Kami berdua pun secara otomatis tidak menolak niat baik darinya ini. Ketika Lulu sudah pergi, aku dan Isyana pun naik ke dalam mobil.

Aroma mobil ini masih terasa aroma yang sangat akrab. Aku duduk di kursi penumpang sambil menatap jendela sementara Isyana mengendarai mobil sambil bertanya kepadaku," Ugie, apakah kamu tahu kapan aku paling suka melihat dirimu?"

Aku dengan bingung menatapnya singkat dan sedikit menggelengkan kepala.

Isyana tersenyum, dengan pandangan yang masih menatap ke depan dia dengan tersenyum berkata," Aku paling suka melihatmu yang sedang bekerja. Kamu yang sedang bekerja seperti berubah menjadi orang yang berbeda. Terutama ketika sedang bernegosiasi akan suatu proyek, ekspresimu yang tenang, kepercayaan dirimu, pemikiran yang menyeluruh, dan ucapan yang logis. Semua itu membuatmu terlihat sangat menggoda."

Aku pun tersenyum, memandangnya dan sengaja bertanya kepadanya," Walaupun aku sangat menggoda, bukankah kamu juga tidak akan setuju aku menjadi pacarmu?"

Isyana tersenyum. Aku sudah lama tidak melihatnya yang tersenyum bahagia seperti ini. Pandangannya masih tidak beralih menatap ke depan dan pada saat yang sama dengan berbisik berkata," Ugie, apakah kamu benar-benar ingin aku menjadi pacarmu?"

Nada bicara Isyana sangat natural. Aura yang santai dan bisa berbicara apapun ini bagi aku dan Isyana adalah hal yang sudah lama tidak pernah terjadi.

Perasaan hatiku pun berubah menjadi jauh lebih baik. Sambil menatap Isyana, berpura-pura dengan sedih menghembuskan nafas, sambil berpura-pura tidak senang berkata," Ai! Tentu saja ingin! Sangat ingin hingga sulit untuk makan, sulit untuk tidur. Namun semua itu hanyalah khayalan kosong belaka."

Aku mulai bercanda dengan Isyana. Candaan ini hampir setiap hari kami lakukan ketika kami mulai berkenalan. Namun sejak mengundurkan diri dari Nogo, pembicaraan di antara kami berdua hanyalah mengenai pekerjaan saja. Sudah cukup lama tidak pernah merasakan rasa santai yang bebas seperti ini.

Setelah aku mengatakannya, Isyana menggelengkan kepala, dia tersenyum sambil berpikir sesuatu sambil memandang ke depan. Setelah beberapa saat baru dengan sedikit nakal berkata," Ugie, sebenarnya jika ingin aku menjadi pacarmu sangat sederhana . Asalkan kamu terus bersikap baik kepadaku, membuatku gembira. Aku rasa aku tidak akan pernah menolak pria yang menggoda sepertimu."

Sambil mengatakannya, Isyana tersenyum. Sepertinya, Isyana sudah benar-benar keluar dari masalah CB ini. Aku pun tersenyum puas, menatap Isyana dan bertanya kembali kepadanya," Kalau begitu apakah aku yang saat ini masih kurang baik?"

Isyana terdiam sesaat, dia mengalihkan pandangannya dan menatapku. Pandangannya terkandung kehangatan, setelah beberapa saat dia baru dengan ringan berkata," Ugie, kamu sudah melakukannya dengan baik! Jika aku masih memintamu untuk melakukan hal lain, itu berarti aku adalah wanita yang serakah dan tidak pernah puas. Namun aku saat ini masih belum bisa menerimanya, tolong berikan aku sedikit waktu ya?"

Penolakan dari Isyana ini sudah berada di dalam pemikiranku. Aku sudah sejak awal terbiasa dengan penolakannya yang seperti ini, Aku tersenyum pahit dan bertanya," Kalau begitu menurutmu aku harus menunggu berapa lama?"

Isyana masih melihat ke depan, tiba-tiba di dalam pandangannya muncul sebuah keputusan. Setelah memikirkannya sejenak, dia dengan perlahan berkata," Setelah aku selesai mengurus persoalan dengan perusahaan."

Perkataan Isyana ini membuatku bingung. Aku dulu pernah memikirkan bahwa dia pergi ke perusahaan pasti bukan semudah mencari sebuah pekerjaan saja. Karena dia memiliki saham perusahaan, bonus setiap tahun sudah bisa mencukupi biaya kehidupannya . Dia sebenarnya tidak perlu pergi ke perusahaan untuk menghadapi wanita menyebalkan disana.

Aku menatap Isyana, mencoba bertanya dengan hati-hati kepadanya," Kamu ingin mengurus masalah apa di sana?"

Ketika menyebutkan topik ini. Isyana mengerutkan keningnya, ekspresi wajahnya seperti seorang yang sulit untuk mengucapkannya. Setelah beberapa saat dia baru menghela nafas dan berkata dengan perlahan," Ugie, persoalan ini sangatlah rumit. Tunggu aku sudah bergabung dan sudah memiliki pemikiran yang lebih teratur, aku akan menceritakannya secara detail kepadamu."

Aku sedikit menganggukan kepala. Karena Isyana saat ini tidak ingin menceritakannya kepadaku, aku pun secara otomatis tidak bertanya lagi kepadanya. Namun dapat dirasakan di dalam hatiku, kondisi kesehatan ayahnya saat ini tidak bagus sehingga sudah jarang datang ke perusahaan. Ini adalah perkataan yang diceritakan oleh Djoko kepadaku. Namun Isyana memilih pada waktu ini untuk bergabung dengan perusahaan, sangat besar kemungkinan berkaitan dengan masalah kepemilikan perusahaan.

Aku pun tidak bisa menahan diri dan khawatir terhadap Isyana, Dia baru saja keluar dari bayangan kegagalan di Nogo dan akan masuk kembali ke mulut harimau. Harus diketahui bahwa bekerja di Grup Djarum dan memegang posisi yang tinggi bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sementara Isyana masih sangat muda, pengalaman profesionalnya juga tidak banyak. Aku khawatir dia tidak akan bisa menghadapi persaingan di dalam Grup Djarum.

Aku pun hanya menatap keluar jendela tanpa mengucapkan apapun, sambil memikirkan dalam diam perkataan yang diucapkan oleh Isyana.

Karena lampu merah, mobil Lexus ini pun berhenti jalan.

Isyana memalingkan kepalanya dan menatapku. Walaupun aku bisa merasakan pandangannya namun aku tidak memalingkan kepala.

Hal yang tidak aku sangka adalah, Isyana tiba-tiba menjangkau tangannya dan menggenggam tanganku. Kemudian suaranya yang hangat berdering di samping telinga," Ugie, percayalah padaku, hari itu akan datang dengan cepat!"

Aku sedikit kaget dan menjadi lebih bersemangat, aku mengalihkan pandangan menatap Isyana. Ini adalah pertama kalinya dia dengan aktif melakukan tindakan yang romantis kepadaku. Aku merasa tersanjung dan pada saat yang sama juga merasa gelisah. Aku merasa bahwa semua ini sangat tidak nyata.

Tangan Isyana masih hangat dan lembut seperti sebelumnya.

Aku dengan ringan memegang tangannya, menundukkan kepala dan mencium tangannya dengan singkat. Kemudian mengangkat kepala dan sambil tersenyum berkata kepadanya," Isyana , Kamu lakukan saja apa yang harus kamu kerjakan dengan normal! Tenang saja, aku akan seperti sebelumnya terus menunggumu."

Isyana tersenyum gembira. Dia menganggukan kepala, dia menggenggam tanganku dengan lebih erat.

Dengan adanya perlakuan hangat dan perkataan dari Isyana ini. Membuat hatiku menjadi lebih tenang. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bisa ditukar dengan sedikit balasan. Mungkin langit mendung yang berubah menjadi langit cerah ini akan segera datang.

Kebahagiaan selalu datang dengan singkat, ketika kita sedang bergandengan tangan dalam diam ini. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil dari belakang. Aku dan Isyana baru menyadari ternyata lampu sudah berubah menjadi hijau.

Aku dan Isyana saling memandang dan dengan canggung tersenyum singkat.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu