Love And Pain, Me And Her - Bab 604 Rapat Dewan

Aku cukup familiar dengan orang yang duduk di belakang Tyas. Orang ini tetap terlihat dingin, seolah-olah seluruh dunia berhutang padanya. Orang ini adalah mantan dokter kesehatan Djarum, Asisten Han.

Ketika melihatku, Sutan terkejut. Kemudian, sudut mulutnya terangkat, menunjukkan senyuman menghina. Mungkin dalam pandangannya, aku dan Isyana hanyalah makanan dalam piringnya, selama dia mau, dia bisa memakannya kapan saja.

Tyas melirikku, lalu mengalihkan pandangannya ke Eddy di sampingku. Kemudian, memutar kepala menatap Djoko dengan waspada dan bertanya secara langsung "Pak Santoso, mengapa Tuan muda Santoso datang tanpa menyapa?"

Djoko berdeham. Semua orang menyangka dia akan berbicara, tapi dia malah duduk tegak dan memandang ke depan, sama sekali tidak melihat Tyas, apalagi menjawab pertanyaannya.

Tyas adalah orang pintar, dari sikap Djoko, dia dapat menilai ada sesuatu hal yang tidak normal. Melihat Djoko menolak untuk melayaninya, dia langsung menatapku dan berkata dengan arogan "Pak Ugie, hari ini adalah rapat dewan yang diadakan Djarum Grup. Apa maksudmu datang tanpa diundang?"

Aku tidak melihat Tyas, tapi melirik ke arah Sutan di sampingnya. Sutan juga menatapku, kami saling bertatapan, wajah Sutan sekali lagi menunjukkan ekspresi jijik.

Aku juga tersenyum dingin, memandang Tyas dan perlahan-lahan berkata "Aku sudah lama mendengar dewan direksi Djarum Grup berbeda dengan perusahaan lain, jadi sengaja datang ke sini untuk belajar, CEO Mikra, akankah kamu mengusirku?"

Aku mengatakannya dengan nada bercanda. Karena, pertanyaan yang diajukan Tyas padaku terlalu sulit dijawab. Bagaimanapun, hari ini adalah rapat dewan direksi Djarum Grup. Tidak ada hubungannya denganku sebagai orang luar.

Tyas mendengus dan berkata dengan dingin, "Aku benar-benar tidak menyangka Direktur Cantique sama sekali tidak memahami aturan dalam industri. Aku masih belum pernah melihat ada orang yang bisa belajar dari dewan direksi perusahaan lain. Karena kamu begitu tidak mengerti aturannya, aku juga tidak harus bersikap sopan padamu."

Selesai berkata, Tyas memiringkan kepalanya, menunjuk Asisten Han di belakangnya dan berkata dengan dingin "Asisten Han, panggil penjaga keamanan dan mengusir mereka keluar."

Sikap Tyas sangat keras. “Mereka” yang dia maksud tentu juga termasuk Eddy. Dia melihat, Djoko telah berdiri di hadapannya.

Asisten Han sangat patuh, begitu Tyas selesai berkata, dia segera bangkit dan hendak berjalan ke arah pintu. Begitu dia bergerak, tiba-tiba melihat Sutan mengangkat tangannya. Tanpa melihat ke belakang, dia berkata pada Asisten Han di belakangnya "Tunggu sebentar."

Asisten Han ragu-ragu, tapi tetap mendengar kata-kata Sutan, berdiri di tempat tanpa bergerak.

Sutan memutar kepala dan menatap Tyas, dia tersenyum dan berkata, "CEO Mikra, karena Pak Ugie telah menjelaskan niatnya. Dia ingin belajar, biarkan saja dia tinggal! Kita Djarum Grup telah berada di ibukota provinsi selama bertahun-tahun, emangnya bisa takut sebuah Perusahaan internet datang untuk belajar?"

Seperti yang dikatakan Sutan, dia perlahan berdiri. Pandangannya menyapu ke sekeliling dan berkata dengan penuh ironis "Semuanya, tidak tahu apakah kalian mengetahuinya atau tidak. Pak Ugie dari Cantique ini adalah mantan teman sekelasku dan juga sebagai pacar Isyana, wakil Presdir dari perusahaan kita. Aku telah menyaksikan perjalanan cinta keduanya. Kalau ada kesempatan, aku akan menceritakannya untuk kalian semua."

Saat berkata, dia memutar kepala dan menatap Tyas, lalu tersenyum dan berkata, "CEO Mikra, kita seharusnya memberikan wajah untuk wakil Presdir Isyana, mengizinkan Pak Ugie untuk tinggal di sini, bagaimana menurutmu?"

Tyas tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tetapi dari sikapnya, semua orang tahu ini sebagai tanda setuju.

Melihat Tyas setuju, Sutan menunjuk ke posisi Isyana dan berkata "Luangkan dua posisi untuk Pak Ugie dan biarkan mereka duduk di sana, lebih dekat dengan wakil Presdir Mirani."

Sutan benar-benar berpenampilan penuh sindiran. Dia mengizinkanku tetap tinggal di sini, berpartisipasi dalam dewan direksi mereka, sebenarnya alasannya sangat sederhana, karena dia cukup percaya diri. Dia ingin menunjukkan padaku, bagaimana mereka mengusir Isyana keluar.

Orang-orang di belakang Isyana segera berdiri. Aku memandang Sutan dan tersenyum, lalu mengangguk berkata, "Terima kasih Tuan Sutan, kalau begitu aku tidak akan segan lagi."

Kemudian aku dan Eddy berjalan menuju ke arah belakang Isyana.

Sebelum sampai di tempat, langsung melihat Sutan menyentuh dahinya dan menunjukkan penampilan kaget dan berkata "Hey, aku tiba-tiba teringat sesuatu. Kematian Tuan Djarum, mantan CEO kita, sepertinya berhubungan dengan Pak Ugie, kan? Aku mendengar sepertinya tersinggung oleh Pak Ugie. Pak Ugie, apa benar ada masalah seperti ini?"

Meskipun kematian Djarum tidak ada hubungannya denganku. Tetapi di bawah propaganda Tyas, semua orang dari Djarum Grup telah menganggap insiden ini disebabkan olehku. Mereka mulai menggosip, ini juga merupakan alasan utama mengapa Isyana tidak ingin berkontak denganku untuk sementara waktu.

Sutan mengungkit kembali hal-hal lama, dalam ruang rapat mulai menjadi berisik. Banyak orang mulai menggosip tentangku. Meskipun merasa sangat tidak nyaman, tapi aku tetap menahannya. Namun orang yang paling tidak nyaman adalah Isyana, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya sedikit gemetar.

Aku diam-diam berjalan ke samping tempat duduk, sebelum duduk, langsung mendengar Sutan meneriakiku lagi "Pak Ugie, aku sedang bertanya padamu? Apa benar ada hal seperti ini?"

Ini sangat mempermalukan Isyana dan aku, Sutan sepertinya sangat menikmatinya. Dia berkata sambil tersenyum memiringkan kepala menatap kami berdua. Dan aku juga menatap Sutan dan berkata dengan dingin "Pak Sutan, kalau kamu ingin mengetahui kebenaran, sebenarnya sangat sederhana. Kamu bisa bertanya langsung pada mantan CEO."

Begitu aku berbicara, beberapa karyawan menutup mulut mereka tersenyum. Sedangkan Sutan mendengus dingin dan berpenampilan acuh tak acuh, dia tidak banyak bicara, hanya duduk kembali.

Ruang rapat kembali sunyi. Setelah melihat ke arahku, Tyas mengalihkan pandangannya. Duduk tegak dan berkata dengan bangga "Kita lanjut rapat kita hari ini! Tadi, para wakil Direktur telah melaporkan situasi grup di kuartal sebelumnya. Adapun tahap kerja grup selanjutnya, kita akan mengadakan pertemuan bisnis khusus untuk melakukan pengaturan. Hari ini, aku tidak akan banyak bicara di sini."

Selesai berkata, Tyas sengaja berhenti sejenak. Pandangannya menyapu ke sekitar dan berhenti di tubuh Isyana. Dia perlahan-lahan berkata “Sekarang kita akan membahas hal terakhir dari pertemuan kita hari ini. Itu adalah pemberitahuan tentang pengangkatan dan pemecatan personel grup. Semua orang tahu, setelah CEO kita meninggal, semua pekerjaan CEO dan Presdir jatuh padaku. Penyerahan sementara semacam ini tidak kondusif bagi perkembangan grup.”

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu