Love And Pain, Me And Her - Bab 182 Undangan

Begitu aku selesai mengatakan itu, Isyana dan Lulu tertawa, Isyana menggelengkan kepalanya sedikit, tersenyum dan berkata, "Ini benar-benar mustahil! Kalau dia mau menipu kita, seharusnya bukan dengan cara itu, Tidak perlu membuat kita mengubah proposal terus menerus berulang kali, Lebih baik membiarkan proposal kita disetujui, Dia juga bisa mendapatkan sedikit manfaat dari segi lain, Selain itu, aku pernah ke perusahaan CB itu sendiri, Dia tidak mungkin seorang penipu. "

Hal terakhir yang aku katakan itu hanyalah lelucon biasa, Hanya saja aku masih merasa agak aneh, Bagaimana mungkin seorang direktur pemasaran sebuah perusahaan perhiasan terkenal di China bisa membuat kesalahan dalam hal target kepuasan pelanggan? Apakah dia itu sengaja?

Begitu Isyana selesai berbicara, dia sendiri menghela nafas sedikit, lalu berkata dengan tak berdaya, "dalam kasus ini, tampaknya kita mau tak mau harus mencari cara untuk menghubungi Presdir mereka, hanya mengawasi Abby saja, diperkirakan tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan."

Aku sepenuhnya setuju dengan apa yang dikatakan Isyana, Melihat sikap Abby hari ini, aku tidak melihat ada sedikitpun ketulusan dari bentuk kerja samanya, Sebaliknya, aku malah merasa bahwa dia sedang mempermainkan kami.

Apa yang akan dilakukan dan tindak lanjut oleh Isyana terhadap masalah perusahaan CB ini? Isyana tidak memberitahuku lagi, beberapa hari ini, Isyana sangat sibuk, Dia jarang terlihat di perusahaan kecuali di pagi hari saja, awalnya aku ingin meneleponnya dan bertanya, tetapi akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengganggunya karena jadwal dia yang begitu padat.

Pembagian tanggung jawab aku telah diperjelas, Selain urusan sehari-hari, aku juga membantu presiden dan wakil Presdir untuk membuat keputusan tentang masalah utama perusahaan, lebih jelasnya lagi, aku ini bertanggung jawab atas strategi, saran, implementasi, koordinasi, manajemen tambahan, dll.

Sore ini, ketika aku sedang sibuk melihat dokumen di kantor, terdengar suara sepatu hak tinggi dan melewati pintu kantorku, aku merasa sangat akrab dengan suara itu, Itu pasti Isyana, Dia seharusnya baru saja kembali dari luar.

Setelah kantorku pindah ke samping kantor Isyana, aku tidak ada tambahan keahlian apa pun, Tapi minimal sekarang aku dapat dengan jelas membedakan suara sepatu hak tinggi Isyana dan Lulu.

Aku sengaja mengambil dokumen di meja, bangkit dan pergi ke kantor Isyana. Sebenarnya, Isyana tidak perlu melihat dokumen ini lagi, aku hanya ingin mencari alasan untuk menemuinya saja.

Setelah mengetuk pintu dan masuk, aku melihat Lulu sedang berdiri di depan meja Isyana. Isyana sedang memegang sebuah undangan yang berwarna ungu lavender, sambil melihat sambil tersenyum, Begitu Lulu melihat aku masuk, dia berkata sambil tersenyum, "Kebetulan kamu ada di sini, jadi aku tidak perlu antar ini ke tempat kamu lagi."

Sesudah itu, Lulu mengambil undangan lain yang di tangannya dan memberikan kepadaku, sementara di tangannya masih tersisa satu undangan, dan aku membuka dan melihatnya, aku merasa penasaran, aku mengira kolega mana yang akan menikah atau sejenisnya, Tetapi begitu aku membuka undangan itu, aku langsung tertawa membaca kata-kata di dalam undangan itu.

Teks dalam undangan sepenuhnya ditulis dengan tangan, Jenis hurufnya adalah sejenis tulisan kaligrafi dengan gaya penulisan yang indah dan elegan. Teks dalam undangan tertulis: "Dengan hormat mengundang Tuan Ugie, Aku bukan orang yang berbakat, aku baru terjun ke masyarakat dan hanya mempunyai pengalaman beberapa tahun saja, karena sekarang kita sedang menghadapi gelombang kewirausahaan, aku juga tidak mau ketinggalan, aku mencurahkan semua aset pribadiku , dan bersedia mengambil resiko tinggi dari platform hutang, dan mengabdikan diri untuk kewirausahaan, aku buka sebuah kafe kecil-kecilan dengan nama kafe Bunga Kecil, soft opening pada hari Sabtu ini.

Aku telah banyak belajar dengan Tuan Ugie selama beberapa tahun, punya hubungan yang baik dan akrab, seperti tangan dan kaki, Sekarang aku mengundang Tuan Ugie, semoga bisa meluangkan sedikit waktu dari jadwalnya yang sangat padat untuk hadir pada hari peresmian kafe, Jika demikian, kafe kecil aku akan penuh dengan kemegahan karena kedatangan tamu yang sangat aku agungkan dan hormati ini.

Lalu ada lagi, aku juga mendengar bahwa Tuan Ugie telah dipromosikan menjadi asisten Presdir baru-baru ini, aku memberikan selamat dan mendoakan yang terbaik kepada anda, aku berharap Tuan Ugie selalu mengingat hubungan pertemanan kita, karena kita pernah menjadi teman sekolah, Ketika kamu datang ke kafe, jangan lupa untuk menyiapkan angpao tebal untuk aku! Terima kasih banyak, ya! Ini adalah acara besar, aku berharap kamu jangan lupa! Jangan lupa! Jangan lupa! "

Di tempat paling bawah undangan, ada tanda tangan dan nama Robi.

Aku tidak bisa menahan diri tertawa setelah membaca undangan ini, Robi ini bertele-tele panjang lebar, tetapi sebenarnya dia hanya menginginkan sebuah angpao tebal saja, Melihat aku sambil tertawa sambil membaca undangan itu, Lulu mendatangi aku dan bertanya dengan suara rendah, "Dia tulis apa aja?"

Aku hanya terawa kecil dan balik bertanya padanya, "Bagaimana dengan punya kamu?"

Isyana telah menerima undangan, dan Lulu pasti juga dapat, Itu sebabnya aku bertanya padanya.

Lulu merebut undangan di tanganku, lalu dengan enggan menyerahkan undangannya kepadaku, Begitu dia membuka undangan aku, Lulu berteriak dengan tidak puas, "Kok begitu? Mengapa dia menulis begitu banyak untuk kamu, tapi dia hanya menulis satu baris kalimat untuk aku! Keterlaluan!"

Aku membuka undangan Lulu, dan aku tertawa lagi, Lulu benar, hanya satu baris kalimat saja, "Adik Lulu, Kafe buka pada hari Sabtu ini, ada anggur yang enak dan hidangan lezat cukup berlimpah. Datang atau tidak? Datang atau tidak? Datang atau tidak?"

Robi menulis kalimat terakhir sebanyak tiga kali, dan menggambar emoji air liur di akhir kalimat.

Aku tertawa terbahak-bahak! Robi benar-benar berbakat, bisa fasih dalam bicara, tulis, nyanyi dan gambar, hanya untuk sebuah undangan yang biasa, kalau sampai di tangannya, dia dapat membuat pola yang berbeda-beda.

Yang paling membuat aku lebih penasaran adalah undangan untuk Isyana, Robi dan Isyana tidak akrab, tetapi Robi juga memberinya undangan, Aku menyerahkan undangan milik Lulu ke Isyana dan berkata sambil tersenyum,

"Kamu lihat milik Lulu dan aku mau melihat undangan milikmu."

Isyana buka udangan aku, Dia juga tidak bisa menahan tawa.

Aku membuka undangan Isyana, tertulis dengan kalimat yang sangat formal: " Presdir Mirani : Aku bernama Robi, aku merasa cukup beruntung bisa bertemu dengan Presdir Mirani beberapa kali, Setelah berpisah, aku selalu bisa terbayang keanggunan, kelembutan dan kecantikan Presdir Mirani . Namun, aku hanya bisa tak berdaya dan hanya bisa menyesali ketidakadilan Tuhan yang menciptakan manusia, Presdir Mirani sudah memiliki semua keindahan dari sang pencipta, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelola perusahaan, ada berapa banyak wanita yang cantik dan pintar seperti kamu di dunia ini?

Maka dari itu, aku semakin iri pada Ugie, aku jadi cemburu, tetapi tidak benci. Saudaraku bisa mengemban tanggung jawab dan mematuhi perintah yang diberikan atasan secantik anda, Itu pasti adalah berkat dari kehidupan sebelumnya dia, karena bisa mendapatkan kepercayaan dari atasan secantik anda.

Sekarang, aku telah membuka sebuah kafe yang aku beri nama Bunga Kecil , aku mengundang Presdir Mirani meluangkan waktu dari jadwal yang sangat padat untuk datang ke sini pada akhir pekan, Bunga segar mendampingi wanita cantik, dengan kecantikan Presdir Mirani , tentunya tidak akan kalah dengan bunga segar! "

Di tempat paling bawah undangan, ada tanda tangan dan nama Robi.

Aku harus mengakui bahwa sanjungan Robi sangat brilian, Tidak heran Isyana melihat undangan sampai tidak bisa menutup mulutnya karena tertawa terus.

Kami bertiga bergantian melihat undangan yang Robi berikan kepada kita, dan kita semua memuji bakatnya. Tapi yang paling tertekan adalah Lulu, karena undangan Robi hanya menulis sebuah kalimat saja, dan menggoda dia dengan makanan lezat, Itulah yang membuatnya sedikit tidak senang.

Setelah ngobrol sejenak, Lulu akhirnya keluar dari kantor Isyana, aku duduk di seberang Isyana, memandangnya, dan bertanya sambil tersenyum, "Isyana, kamu sangat sibuk akhir-akhir ini, Kafe Robi akan diresmikan sabtu ini, Apakah kamu punya waktu untuk pergi?"

Isyana mengambil undangan itu lagi, Dia tersenyum dan berkata, "jika aku tidak pergi, aku akan merasa sangat bersalah pada undangan Robi ini."

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu