Love And Pain, Me And Her - Bab 339 Ingkar Janji

Asisten Bona baru saja menekan bel, tiba-tiba pintu besar berwarna abu-abu keperakan itu terbuka. Dan aku melihat Presdir Hartono mengantar sendiri kedua orang tamunya keluar.

Ketika menengadahkan kepala, Presdir Hartono melihatku dan dia memberi salam dengan menganggukan kepalanya. Sementara dia dengan membelakangiku mengantar tamunya, aku tidak bisa melihat wajah dari kedua tamu itu. Namun aku bisa melihat bayangan salah satu tamu itu yang terasa sangat akrab.

Aku pun mendengar suara Presdir Hartono yang sambil tersenyum berkata kepadaku," Bu Viali, aku tidak mengantarmu. Sesuai dengan apa yang anda katakan, jika anda memimpin dan melakukan investasi pada proyek ini, aku pun akan ikut berinvestasi.

Ketika perkataan Presdir Hartono ini keluar dari bibirnya, hatiku mulai terasa mengambang.

Semua orang mengatakan setiap orang pasti memiliki takdir bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ditemui, kalimat ini sangat tepat. Paling utama adalah pertemuan ini adalah hal yang paling tidak aku inginkan.

Sampai mati pun, aku tidak akan pernah berpikir bahwa aku akan bisa bertemu dengan Viali di tempat seperti ini.

Aku dalam hati terus berdoa," Jangan membalikkan kepala, Jangan berbalik!"

Namun aku akhirnya menyadari bahwa harapan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Ketika aku sedang berdoa seperti itu, Viali pun membalikkan kepalanya.

Ketika dia melihatku, matanya melotot seakan-akan yang dilihatnya bukanlah manusia melainkan sebuah mahluk aneh. Kemudian dia berteriak namaku," Ugie, bagaimana bisa kamu ada disini?"

Aku hanya bisa tersenyum dengan canggung, sebelum aku menjawab Presdir Hartono sudah bertanya terlebih dahulu,

"Bu Viali, apakah kalian saling mengenal?"

Selesai Presdir Hartono bertanya, aku mendengar suara dengusan dari Viali berkata," Tidak hanya kenal"

Sambil mengatakan ini dia kembali bertanya kepadaku," Presdir Hartono, apakah dia tamu anda?"

Presdir Hartono pun tidak menyembunyikannya, dia menganggukan kepala dan langsung berkata," Ya, aku tidak puas dengan rencana pemasaran dari anak perusahaan di korea. Sehingga aku ingin mendengar saran dari Ugie."

Viali tersenyum dengan aneh, dia menatap Presdir Hartono dan bertanya kepadanya," Presdir Hartono , jika tidak keberatan bolehkah aku ikut mendengarkan?"

" Tentu saja boleh."

Presdir Hartono pun menyetujui dengan cepat.

Namun aku mengeluh dalam hatiku. Viali seperti seorang siluman, karena terakhir kali aku melanggar janji mengenai masalah Robi. Dia pasti tidak akan berbicara hal baik untukku untuk membalas dendam pada pertemuan kali ini. Namun Presdir Hartono sudah menyetujuinya, aku tidak berani untuk membantah dan hanya bisa menebalkan muka dan ikut masuk dengan mereka ke dalam kantor.

Kantor dari Presdir Hartono sangat mewah, disana terdapat sebuah aquarium yang besar, membuat kami seperti berada di dalam miniatur dunia laut. Disampingnya terdapat jendela partisi dari langit-langit hingga ke lantai dan disana juga telah diletakkan beberapa pot yang bernilai tinggi.

Ruang tamu di dekor dengan gaya eropa. Aku pun duduk di sofa yang cantik, aku tidak berani menatap Viali. Saat ini satu-satunya harapanku adalah Viali tidak menyulitkanku dengan mengingat aku adalah teman baiknya dari adiknya.

Walaupun kantor ini hangat, namun punggungku masih terasa dingin. Sekretaris menyajikan beberapa gelas kopi, Presdir Hartono pun melihat Viali dan bertanya," Bu Viali, bagaimana bisa anda mengenal Ugie?"

Viali tersenyum singkat,"Pak Ugie sangat terkenal. Dia adalah teman sekelas dari adikku yang sialan, tentu saja aku bisa mengenalnya."

Perkataan Viali dipenuhi sindiran yang langsung aku mengerti. Presdir Hartono juga merasakan ada yang tidak beres, dia menatapku singkat dan tidak berkata apapun lagi.

Situasi di dalam kantor menjadi canggung, aku hanya bisa menebalkan muka dan berkata," Bu Viali, sangat kebetulan ya. Aku tidak menyangka anda dan Presdir Hartono kenal akrab?"

Sudut bibir Viali terangkat, dia dengan dingin berkata," Tentu saja! Presdir Hartono adalah senior dalam bidang investasi, dia saat ini masih menjadi malaikat investasi yang mandiri, kami sangat akrab, bahkan aku bisa memberitahumu, keakraban kami hingga aku bisa menolak keputusan salah yang dilakukan oleh perusahaan mereka. contohnya rencana marketing yang tidak sesuai."

Perkataan Viali ini sudah jelas ditujukan kepadaku, dia mencibir dan mengancamku. Namun aku tidak berani membalas, bagaimanapun juga dengan hubungannya dengan Presdir Hartono. Mungkin hanya dengan perkataannya bisa membatalkan proyekku ini.

Walaupun Presdir Hartono merasakan ada sesuatu yang terjadi antara aku dan Viali. Namun dia sebagai seorang Presdir tidak mungkin bergosip. Sehingga dia hanya dengan santai berkata," Aku tidak terlalu dekat dengan Ugie. Namun aku tahu anak muda ini sangat berbakat, dia memiliki pemikiran yang unik. Hanya saja ada satu kelemahannya dia mengerjakan sesuatu terlalu menggunakan perasaan."

Walaupun sikap Presdir Hartono sudah menghangat. Sepertinya gosip yang beredar pada konferensi berita itu meninggalkan ingatan yang cukup baik mengenaiku. Namun ketika ucapannya selesai, Viali langsung mendengus dan sambil menatap Presdir Hartono berkata kepadanya," Presdir Hartono, mungkin anda tidak tahu. Tidak hanya Ugie suka menggunakan perasaan dalam bekerja, namun dia juga memiliki penyakit yaitu tidak menepati janjinya."

Beberapa kata dari Viali ini membuat seluruh tubuhku tidak nyaman. Presdir Hartono menatapku. Pengingkaran janji bertemu pada hari itu bisa tergolong tidak memegang janji ditambah dengan Viali yang menambahkan dengan berlebihan membuat Presdir Hartono mengerutkan keningnya dan dengan sedikit tidak puas menatapku.

Aku memaki Viali dan juga membawa Robi di dalam hatiku. Mengapa kakak sepupumu ini seperti roh gentayangan yang terus mengikuti dan menyiksaku.

Aku mengambil nafas dengan dalam, jika saat ini aku tidak menjelaskannya ,Aku takut proyek ini akan hilang dari genggaman. Aku pun menatap Presdir Hartono dan langsung berkata kepadanya," Presdir Hartono biarkan aku menjelaskannya padamu mengapa pada hari itu aku mengingkari janji bertemu, sebenarnya hari itu aku berencana untuk pergi ke KIMFAR namun tiba-tiba aku mendapat sebuah pesan bahwa ada orang yang akan melamar wanita yang aku sukai, sehingga aku.."

Ketika mengucapkan ini, aku mulai terbata-bata. Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan masalah ini karena terasa sangat memalukan. Dan aku pun langsung menambahkan," Kemudian, aku pergi ke bandara mengejar anda. Sayangnya anda sudah berada di dalam.. Dalam hal ini memang adalah kesalahanku, aku."

Sebelum aku selesai berkata, Presdir Hartono langsung memotong dan sambil memandangku bertanya," Lalu bagaimana?"

Aku dengan aneh bertanya kepadanya," Maksudnya bagaimana?"

Presdir Hartono mengerutkan keningnya," Apakah wanita itu setuju lamaran dari pria lain?"

Aku pun tersenyum. Aku tidak menyangka Presdir Hartono dengan rambut yang sudah memutih itu bisa sangat peduli dengan masalah seperti ini. Aku pun menggelengkan kepala dan berkata yang sebenarnya," Tidak. lamarannya tidak berhasil!"

Tidak tahu apa alasannya, Presdir Hartono tersenyum pahit. Dia menatap ke luar jendela dan terdiam sambl berpikir.

Melihatnya yang tidak berbicara, Viali tiba-tiba bertanya kepadaku," Ugie, siapa wanita yang kamu sukai itu?"

Awalnya aku sudah ingin mengucapkan ini adalah*** milikku. Namun sebelum aku mengucapkannya, Viali melanjutkan dan berkata," Dia terlalu sial bisa disukai orang sepertimu."

Ketika dia mengucapkannya, Presdir Hartono langsung tertawa terbahak-bahak, sambil menatapnya berkata," Bu Viali, mulutmu ini masih setajam pisau ya!"

Setelah mengobrol beberapa saat, aku dengan gembira menemukan, sikap Presdir Hartono kepadaku masih sangat baik, setidaknya dia tidak menyulitkanku karena masalah pengingkaran janji bertemu itu. Dan saat ini satu-satunya hal yang aku sesali adalah Viali ada di ruangan ini.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu