Love And Pain, Me And Her - BAB 109 Cita-Cita Hidup

Di atas panggung masih begitu ramai.

Tapi suara didepan, sepertinya tidak ada hubungan dengan Isyana. Isyana melihatku, dia tiba-tiba menghela napas, berbisik, “Ugie, kalau kelak suatu hari, kamu sudah mempunyai bisnis, berharga ratusan miliar. Apakah kamu akan membuat acara lelucon seperti ini?”

Aku melihat Isyana, kata-katanya membuat hatiku merasa sangat lega. Setidaknya menurut dia, cara Don Juan memperlihatkan kekayaannya seperti ini, semuanya adalah lelucon. Dan Isyana, sama sekali tidak menyukai seperti ini.

Aku pelan-pelan menggeleng, melihat Isyana dan berkata, “Aku sejak kecil tidak memiliki cita-cita yang besar. Dulu sewaktu masih kecil orang tua bertanya pada anaknya, apa cita-citamu? Ada anak yang menjawab dokter, ingin menjadi artis,. Orang tuaku bertanya padaku, aku katakan pada mereka, keinginanku adalah menjadi seorang chef ternama. Mereka bertanya kenapa? Aku jawab karena bisa makan daging”

Isyana tertawa, dia melihatku, mengangguk berkata, “Aku merasa cita-citamu ini terlalu besar”

Aku tertawa melanjutkan,”Sebenarnya pemikiranku sangat sederhana. Aku hanya berharap aku tidak kekurangan makan dan minum. Ada satu rumah yang menghadap ke pantai, sewaktu-waktu bisa dengan orang yang kucintai berjalan-jalan di tepi pantai, menikmati hembusan angin pantai. Dia melakukan hal yang dia ingin lakukan, dan aku, di rumah membuatkan makanan enak untuknya”

Saat kata-kataku keluar, Isyana termenung, tapi wajahnya langsung merah. Dia melihatku, menatap tajam, memajukan bibirnya berkata, “Kamu cita-cita saja menyalin punya orang, membosankan!”

Aku tertawa, beberapa hari yang lalu aku bertanya pada Isyana, apa cita-cita hidupnya, dia menjawab seperti itu. Tapi saat itu aku dan dia masih tidak akrab. Dan sekarang, aku mengubah pemeran utama pria dalam cita-citanya menjadi aku. Hal yang membuatku paling senang adalah, Isyana tidak marah. Dia masih merasa malu.

Pemenang hadiah kedua sudah selesai diundi. Mulai hadiah pertama. Tapi untuk berapa pemenang, apa hadiahnya aku tidak mendengar. Aku bertanya pada Isyana, “Isyana, jika kamu memenangkan hadiah, kamu akan bagaimana?”

Isyana tertawa, dia menggeleng, “Tidak pernah aku pikirkan”

“Kalau begitu pikirkan sekarang”

Aku terus bertanya.

Isyana memiringkan kepala, dia melihat ke panggung, berkata sambil tertawa,”Aku akan memberikan hadiahnya padamu, apa kamu puas dengan jawaban seperti ini?”

Aku tertawa. Isyana sama sekali tidak memikirkan hadiah.

Diikuti dengan ketiga orang yang memenangkan hadiah dan tertawa bahagia turun dari panggung. Pembawa acara menaikkan nada suaranya, dia melihat ke bawah panggung, berkata dengan gembira, “Para hadirin. Hari ini momen yang paling menyentuh sudah tiba, sekarang kita mulai mengundi pemenang untuk hadiah yang ditunggu-tunggu. Sekarang, silakan Nona berseragam membawa naik hadiah ke atas panggung”

Diikuti dengan suara musik yang sangat menyentuh. Kedua wanita cantik berkaki panjang yang mengenakan cheongsam berjalan ke depan panggung, mereka berdua bersama-sama memegang sebuah kotak persegi. Di atasnya ditutup dengan kain merah.

Pembawa acara melanjutkan menggunakan nada bicara yang gembira, “Sekarang kita berikan tepuk tangan yang meriah, mengundang Direktur SHOPI Tuan Don Juan, naik ke atas panggung mengumumkan hadiah”

Don Juan yang sebelumnya tidak bahagia sudah terlupakan. Dia sedikit tersenyum naik ke atas panggung, sedikit tersenyum ke arah orang-orang. Lalu dia berjalan ke depan hadiah, tangannya mengambil kain merah, membuka dengan kuat. Terlihat ditengah kotak persegi, muncul sebuah sinar yang menyilaukan mata.

Orang-orang dibawah panggung terkejut. Pembawa acara melanjutkan berkata, “Aku pikir sudah ada orang yang bisa melihat. Tidak salah, ini adalah kalung berlian Tiffany. Dan berapa harganya, tidak perlu aku katakan. Aku rasa semuanya sudah tahu”

Memang benar, produk Tiffany mempunyai dua kelebihan, hasil kerjanya cantik, dan harganya sangat mahal. Di dunia bisnis terkenal sebagai raja dari toko berlian. Bahkan kerajaan Inggris, dan artis Hollywood terkenal adalah penggunanya.

Berlian di kalung berlian ini tidak besar. Tapi satu buah kalung ini, paling murah harus 600 juta rupiah ke atas.

Menunggu sampai kerumunan orang tenang, Pembawa cara berkata lagi, “Para hadirin, apakah kalian merasa hadiah yang ditunggu-tunggu hanya ada satu? Kalau begitu kalian salah. Aku bisa memberitahu kalian semua. Selain kalung berlian Tiffany yang di desain khusus ini, masih ada hadiah tambahan”

Kerumunan orang bertepuk tangan meriah. Semuanya memuji Don Juan atas kemurahan hatinya ini. Dan Don Juan sangat menikmati, dia berada di atas panggung, wajahnya penuh senyum melihat kerumuna orang ramai.

Pembawa acara lanjut berkata, “Hadiah tambahannya adalah, jika pemenangnya adalah pria. Tuan Don Juan dari SHOPI, akan memberikan satu kontrak iklan. Harga kontrak paling rendah adalah 6 M”

Kerumunan orang merasa terkejut lagi. Orang-orang ini semua berada di industri periklanan, dibandingkan berlian, kebanyakan orang lebih peduli pada kontrak iklan.

“Kalau pemenang adalah wanita”

Kerumunan orang langsung terdiam. Dan pembawa acara mulai jual mahal. Dia sengaja berhenti sebentar, tangannya menunjuk keluar. Sebentar saja, dia dengan wajah tersenyum berkata, “Sekarang diluar sungai, ada kapal pesiar yang berhenti. Wanita yang menang tidak hanya bisa makan malam dengan Tuan Don Juan, menikmati pemandangan. Masih bisa mendapatkan hadiah tambahan, dan hadiah tambahan ini, aku tidak tahu apa. Kalian harus bertanya pada Tuan Don Juan”

Kerumunan orang tertawa. Hadiah pria adalah kontrak yang besar. Tapi tidak disangka, hadiah wanita lebih murah hati.

Kata-kata pembawa cara, akhirnya membawa menghidupkan suasana di tempat kejadian. Semua orang ingin mencoba, berharap malam ini bisa menjadi pemenang utama.

Tentu saja, selain Isyana. Dia melihat ke segala arah, sama sekali tidak memperhatikan kejadian di atas panggung.

Dan Kalin tersenyum sambil berpikir, dia berbisik ditelingaku dan berkata, “Ugie, kenapa aku merasa hadiah utama ini, sepertinya di buat untuk Presdir Mirani ”

Aku berpikir sebentar, pelan-pelan menggeleng, aku melihat Kalin, dengan suara rendah berkata, “Aku tidak berpikir begitu. Aku rasa nanti pemenangnya adalah kamu”

Kalin memajukan bibir, dia memutar bola matanya, berkata, “Sudahlah, kamu hari ini sudah mengatakan beberapa kali. Aku sudah sangat gembira, jadi tidak perlu mengerjaiku lagi. Kalau tidak kita taruhan saja, kalau Presdir Mirani yang menang bagaimana?”

Aku melihat Kalin, berbalik bertanya padanya, “Kamu bilang mau bagaimana?”

Kalin berpikir sebentar, dengan serius berkata, “Aku sekarang tidak bisa memikirkan ingin taruhan apa. Begini saja, jika Presdir Mirani menang, kamu penuhi satu permintaanku. Kalau bukan Presdir Mirani yang menang, aku penuhi satu permintaanmu. Begini adilkan?”

Aku mengangguk, berkata dengan ringan,”Sangat adil, begitu saja!”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu