Love And Pain, Me And Her - Bab 460 Pertemanan Yang Mulai Hancur

Sambil berjalan, Sutan memperkenalkan kepadaku, "Ugie, ini adalah kantor kecil dari Indoma kami. Fungsi utamanya untuk melayani beberapa klien penting. Jangan lihat luasnya kecil, seperti tidak sebanding dengan aula yang di luar. Tetapi semua yang dibutuhkan ada di sini. Contohnya koki, meskipun kita tidak memiliki koki, tetapi kita memiliki koneksi dengan hotel-hotel besar yang ada di kota. Hanya dengan satu panggilan telepon saja, koki hotel bintang lima, akan langsung membawa orang ke sini. Secara pribadi menjadi koki utama di kantor kami. Makan malam hari ini kamu jangan pulang, nanti aku akan menyuruh mereka untuk menyiapkan, makanlah di sini."

Sudut mulutku bergerak, sedikit tersenyum. Menatap Sutan, aku berkata dengan pelan,

"Sutan, kamu seharusnya masih mengingat sebuah peribahasa, yaitu pakaian mewah berjalan pada malam hari! Yaitu mengatakan orang yang telah kaya, tetapi hanya bisa berjalan di malam hari, orang yang tidak berani mengekspos. Mengapa aku merasa, kamu seperti orang yang seperti ini. Secara khusus memanggilku ke sini, apakah ingin memperlihatkan pakaianmu yang indah kepadaku?"

Sutan secara otomatis mengerti ejekanku. Dia tertawa dingin lalu menghela napas dan berkata, "Ugie, Ugie, jika kamu ingin memakiku, maka langsung saja. Apaan pakaian mewah berjalan pada malam hari, mengapa kamu tidak mengatakan aku adalah monyet yang memakai topi?"

Sutan benar-benar bisa menghina diri sendiri. Aku menganggukkan kepala, tanpa ekspresi dan berkata, "Peribahasamu ini, pemakaiannya lebih tepat daripadaku!"

Sutan melirikku, dia tidak lagi berbicara.

Setelah masuk ke vila, dia membawaku ke sebuah ruangan teh di lantai dua. Begitu masuk, aroma teh langsung menyentuh wajah. Ruang teh ini didekorasi dengan gaya antik, kursi kayu dan meja persegi model tua. Bahkan dupa juga terbuat dari kayu cendana emas.

Kita berdua baru duduk. Seorang pelayan muda dan cantik mengetuk pintu dan masuk. Begitu masuk, pelayan ini telebih dahulu sedikit membungkuk kepada kami. Kemudian, berjalan kemari menyeduh teh untuk kami.

Pada saat ini, aku dan Sutan, siapa pun tidak berbicara. Hanya berhadapan dan merokok seperti ini. Setelah pelayan selesai menyeduh teh, Sutan juga tidak melihatnya. Melambaikan tangan terhadapnya, lalu pelayan ini pergi dengan hati-hati.

Hanya tidak bertemu belasan hari saja, tetapi Sutan yang di depan, seolah-olah telah berubah seperti orang lain. Jika aku tidak mengenalnya, penampilannya hari ini, pasti akan membuatku merasa dia adalah orang kaya yang dingin dan sombong.

Sambil memegang cangkir teh, Sutan menyesap dengan lembut. Kemudian, dia sedikit menggelengkan kepala. Dia terlihat seperti benar-benar mabuk dalam aroma teh ini.

Tetapi aku tidak menyentuh cangkir teh, menatap Sutan, kemudian bertanya, "Kamu secara khusus membawaku ke sini, bukan hanya demi mentraktirku minum secangkir teh, bukan?"

Pada saat ini Sutan baru menengadahkan kepala dan menatapku, dia sedikit tersenyum, kemudian berkata, "Tentu saja bukan. Ugie, aku mencarimu, karena ada yang perlu aku tanyakan."

"Katakan!"

Aku berkata terus terang.

Sutan mengisap rokok, memiringkan kepala dan menatapku, berbicara dengan pelan, "Kemarin kami menerima informasi dari Store Nirami, mengatakan Djarum Grup mengajukan dokumen, meminta untuk menyingkirkan semua produk Indoma kami."

Sutan berbicara sampai sini lalu berhenti. Dia mengisap rokok sambil menengadahkan kepala melihatku.

Ekspresiku masih tenang dan dingin, tetapi dalam hatiku sedikit tertegun. Pada awalnya aku, Sutan dan Wulandari pergi mencari Gao Le di Store Nirami, dengan begitu produk Indoma baru dapat dijual di Store Nirami. Mengapa tiba-tiba Mirani meminta untuk menyingkirkan produk mereka?

Melihat Sutan, aku tiba-tiba mengerti, pantas saja tadi di telepon dia mengatakan ada hubungannya dengan Isyana. Ternyata, dia mengira aku yang menyuruh Isyana untuk melakukan hal ini. Jadi, baru mengajakku keluar.

Aku mencibir dalam hati, tetap berkata dengan dingin, "Sutan, kamu salah mencari orang bukan? Produk perusahaanmu disingkirkan, kamu sepertinya harus pergi mencari orang Mirani. Bagaimana tiba-tiba terpikir untuk mencariku?"

Sutan menghisap rokok, kemudian, lalu mematikan puntung rokok di asbak. Dia menengadahkan kepala, menatapku dan berkata, "Ugie, kamu benar-benar tidak mengetahui masalah ini?"

Aku menyeringai, menatap Sutan, kemudian berkata, "Sutan, katakanlah terus terang, tidak perlu ditutup-tutupi, kamu tidak meragukanku, telah melakukan sesuatu terhadap sini, bukan?"

Sutan menengadahkan kepala dan melihatku. Kali ini, dia tidak bertele-tele lagi, tetapi langsung berkata, "Ugie, aku langsung mengatakan kepadamu saja. Kami, Indoma selalu berhubungan baik dengan Mirani. Setelah hal tersebut terjadi, aku langsung menghubungi Gao Le, penanggung jawab Store Nirami. Balasan yang dia beri kepadaku adalah, masalah ini ada perintah dari grup. Store hanya bisa menjalankannya. Dan aku juga memahaminya dari sumber tidak langsung, orang Djarum Grup yang memberikan perintah ini adalah paman Isyana, Sinarmas Mirani. Jadi..."

Berbicara sampai sini, Sutan berhenti lagi. Dia menatapku dan tidak mengatakan hal berikutnya.

Aku menyeringai, melanjutkan perkataannya, "Jadi, kamu curiga Isyana mencari pamannya, untuk menyingkirkan produk grup kalian, bukan? Kamu bahkan curiga, itu adalah ide yang aku berikan kepada Isyana, jadi dia baru bisa berbuat seperti ini, bukan?"

Begitu aku berbicara, Sutan segera berkata, "Ugie, dengarkan aku."

Aku segera mengangkat tangan, memotong Sutan, lalu melanjutkan, "Sutan! Aku juga tidak akan berbohong kepadamu, dalam masalah kamu dengan Veni, aku memang marah terhadapmu, bahkan memandang rendah kamu. Tetapi sebagai saudara bertahun-tahun, aku masih berharap kamu dapat hidup dengan baik. Jadi, aku akan memberi tahu kepadamu dengan jelas. Pertama, aku tidak sekejam yang kamu bayangkan, mengkhianati seorang teman, berbuat jahat kepada teman sendiri. Kedua, jika aku benar-benar ingin kalian, Indoma, aku tidak akan menggunakan cara yang begitu sederhana. Lagipula, cara ini hanya akan menyebabkan sedikit kerugian kepada kalian. Jika aku ingin melakukannya, aku pasti akan membuat kalian tidak memiliki ruang untuk kabur."

Begitu aku selesai berkata, aku bertanya kepada Sutan lagi, "Aku telah mengatakan apa yang seharusnya aku katakan, jika kamu tidak ada urusan lagi, aku akan pergi! Aku terlahir miskin, aku tidak nyaman berada di tempat yang begitu bagus."

Sutan juga dapat melihat, sikapku sangat buruk, dia sedikit menghela napas. Dia terlihat sangat kasihan. Kemudian, mengambil rokok dan menyalakan sebatang lagi, pada saat ini dia baru menatapku dan berkata, "Ugie, aku percaya padamu, tetapi aku tidak percaya dengan Isyana. Tolong beri tahu kepada Isyana, menyuruhnya untuk tidak membuat permainan yang membosankan seperti ini lagi. Kamu beri tahu kepada dia, jika masalah ini tidak segera diselesaikan, Indoma pasti akan menyelesaikannya melalui jalur hukum, jika benar-benar sampai ke pengadilan, Djarum Grup juga tidak terhormat."

Sudut mulutku bergerak, sedikit menyeringai. Melihat Sutan, aku langsung bertanya kepadanya, "Apakah kamu sedang mengancam?"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu