Love And Pain, Me And Her - Bab 60 Khawatir Berlebihan

Sesampainya di rumah, aku tidur terlebih dahulu. Setelah bangun, aku pergi ke sebuah pusat pembelajaan terbesar. Begitu aku tiba disana, aku langsung pergi ke toko kosmetik. Sebagai seorang pria, aku merasa canggung berada di toko kosmetik sendirian. Karyawan toko yang berada di belakangku mengira bahwa aku disana untuk membelikan kosmetik untuk pacarku. Dia pun mulai menawarkan barang-barangnya.

Aku tidak mendengarkannya dan melihat ke sekeliling. Lalu, aku berbalik dan memintanya untuk mengambil satu set kosmetik dari semua jenis obat-obatan herbal. Meskipun karyawan itu merasa heran, tetapi dia juga membawakan barang-barang itu dengan senang hati.

Ada empat atau lima set kosmetik, dan aku mengira bahwa harganya tidak akan mahal. Tetapi ketika aku hendak membayarnya, harganya lebih dari enam juta rupiah. Ketika mendengar harga itu, aku sangat ingin mengembalikan barangnya, tetapi aku pikir bahwa ini semua untuk pekerjaan. Terlebih lagi, jika perusahaan tidak memberiku reimburse, Bong Casa juga akan memgembalikannya kepadaku. Jadi, aku pun membelinya.

Aku membeli kosmetik ini hanya untuk satu tujuan. Karena bahan utama kosmetik KIMFAR adalah obat herbal, jadi aku ingin membandingkannya dengan jenis kosmetik yang sama. Karena jika aku tidak membandingkannya, aku tidak akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

Pada saat aku keluar dari pusat pembelanjaan, waktu juga sudah menunjukkan lebih dari jam lima. Ketika aku hendak pergi mencari camilan, tiba-tiba ponselku berdering. Dan ternyata itu adalah panggilan dari Lulu. Tepat di waktu ini, Lulu juga baru pulang kerja.

Ketika panggilan tersambung, Lulu bertanya kepadaku : “ Ugie, kemana saja kamu sore ini sampai tidak datang bekerja? ”

Aku tertawa dan bercanda padanya : “ Ternyata kamu sangat memperdulikanku juga ya. ”

Tetapi siapa sangka Lulu pun berkata dengan nada bicara sedikit centil : “ Huh, siapa yang peduli padamu. Yang aku pedulikan adalah traktiranmu. Katakanlah, ada hal apa yang membuatmu sampai menraktirku makan? ”

Aku baru kepikiran bahwa aku telah berjanji padanya akan menraktirnya makan. Gadis ini juga telah menanyakannya, jadi aku tidak mungkin tidak menraktirnya. Kebetulan aku juga belum makan, jadi aku pun bertanya dimana dia sedang berada dan aku pergi menemuinya.

Kita janjian untuk bertemu di Mall Paragon. Ketika aku tiba, Lulu juga telah tiba lebih dulu. Melihatku membawa begitu banyak kosmetik, dia pun melebarkan matanya, lalu dengan kaget berkata : “ Ugie, kamu cukup menraktirku makan, tidak perlu membelikanku kosmetik. ”

Gadis itu berbicara sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil barang-barang itu. Aku segera menyembunyikan kosmetik itu di belakangku dan mundur selangkah, lalu berkata : “ Ini adalah produk tes, kamu jangan mengira yang aneh-aneh. ”

Lulu tertawa dan menyampiriku untuk mengambil kosmetik itu.

Lulu memiliki satu keunggulan yaitu, dia adalah gadis yang polos dan tidak pernah memasukkan perkataan kita ke dalam hati. Sehingga kita bisa bercanda dengannya tanpa tekanan.

Ketika kami sedang bercanda, tiba-tiba ponselku berdering lagi. Lulu segera berdiri diam, menunjukku dan berkata : “ Ugie, tidak peduli siapapun yang mencarimu hari ini, kamu tidak boleh pergi. Kamu telah berjanji untuk menraktirku hari ini! ”

Gadis itu melototiku dan mulai mengancamku.

Aku mengeluarkan ponsel dan melihatnya. Lalu menunjukkan kepada Lulu dan berkata : “ Ini Presdir Mirani! ”

Lulu tidak melihatnya dengan jelas. Tetapi begitu dia mendengar bahwa itu adalah Isyana, dia langsung merengek.

Aku juga tidak mempedulikannya. Aku mengangkat telepon dan berkata “ Halo ”, dan langsung mendengar suara Robi yang berkata : “ Sudah pulang kerja? Ayo kita bertemu malam ini. Aku menghasilkan sedikit uang tambahan dua hari ini, dan bahkan telah mengejar target. Aku mau mengajakmu keluar untuk bersantai sejenak. ”

Yang menelepon adalah Robi. Aku melirik Lulu dan melihatnya cemberut dan merajuk, jadi aku pun berkata kepada Robi : “ Lain kali saja, aku sedang bersama dengan rekan kerja. ”

Mendengar penolakanku, tatapan Lulu kembali cerah. Tetapi kemudian dia memukul lenganku. Dia sudah menebak bahwa yang menelepon bukanlah Isyana.

Robi berkata dengan tidak puas : “ Aku sudah tidak tertarik lagi di lain hari. Bukankah hanya seorang rekan kerja? Bawa dia datang jika dia adalah wanita, tetapi jika dia pria, males ah. ”

Aku berpikir bahwa aku juga sudah lama tidak bertemu dengan Robi, jadi aku pun langsung menyetujuinya. Aku meletakkan ponselku dan meminta Lulu pergi bersama denganku. Lulu tidak ragu dan langsung menyetujuiku.

Aku naik taksi pergi menemuinya. Begitu aku masuk, aku melihat Robi sedang minum bir bersama seorang pelayan di bar. Melihatku masuk, dia melambaikan tangan ke arahku. Aku membawa Lulu pergi menyampirinya. Pada saat Robi melihat Lulu, dia tidak menungguku untuk memperkenalkannya dan langsung berkata : “ Adik kecil, apakah kamu sudah dewasa? Mengapa kamu datang ke bar? ”

Perkataan Robi selalu sangat terus terang. Namun, apa yang dia katakan tidak semuanya tidak masuk akal. Lulu mengenakan rok, stoking putih dan ransel dengan wajahnya yang imut, sama seperti siswa SMA.

Robi baru pertama kalinya bertemu dengan Lulu. Aku khawatir Lulu tidak terbiasa dengan omong kosong Robi. Tetapi siapa sangka Lulu langsung meletakkan tasnya, duduk di kursi, lalu menatap Robi dan berkata : “ Ketika aku pergi ke bar, mungkin kamu masih bermain kelereng dengan Ugie. ”

Dia menyerang Robi dan juga membawaku bersamanya. Robi menatapku, lalu tertawa dan berkata : “ Yo, gadis ini menarik juga! ”

Aku tersenyum tak berdaya. Ketika dua orang dengan mulut yang tajam sedang bersama, mungkin akan terjadi percikan masalah.

Awalnya, Robi juga mengajak Sutan dan Veni. Tetapi pada saat ini perusahaan Sutan sedang ada masalah, Veni juga tidak datang. Jadi, hanya tersisa kami bertiga yang minum sambil mengobrol. Elisna juga datang untuk bekerja. Dia duduk di panggung dan bernyanyi. Dan dia juga melambai ke arah kami.

Ketika sedang mengobrol, tiba-tiba Lulu berkata kepadaku : “ Ugie, sayang sekali kamu tidak datang bekerja sore ini. ”

“ Hah? ”

Aku memandang Lulu dengan heran. Aku tidak mengerti apa yang dia maksud. Lulu juga tidak basa-basi dan langsung memberitahuku : “ Besok kita akan menandatangani kontrak dengan KIMFAR. Aku juga mendengar bahwa akan diadakan konferensi pers. Presdir Mirani sangat senang, dia menghabiskan sepanjang sore dengan rekan-rekan dari departemen perencanaan dan administrasi untuk mempelajari masalahnya. Dia mengatakan bahwa kali ini bukanlah penandatanganan biasa, tetapi hubungan kerja sama. Kamu tidak tahu bahwa ada beberapa rekan yang telah menulis surat pengunduran diri mereka, tetapi akhirnya dibuang dan kembali bekerja dengan gembira. ”

Lulu belum tahu bahwa aku yang berkontribusi dalam hal ini. Aku tahu tujuan Isyana melakukan ini adalah untuk menstabilkan karyawannya. Bagaimanapun, orang-orang di PT. Nogo Internasional sedang dalam kegelisahan. Jelas-jelas ini adalah sesuatu hal yang menyenangkan, tetapi tidak tahu mengapa, aku merasa sedikit tidak tenang.

Aku bertanya kepada Lulu : “ Maksudmu semua orang di perusahaan tahu bahwa kita akan mengadakan konferensi besok? ”

Lulu mengedipkan matanya dan mengangguk.

Aku meneguk bir dan bayangan Sutan muncul di bayanganku. Kejadian waktu itu membuatku curiga. Selama belum menandatangani kontrak, aku selalu merasa belum tenang.

Aku melihat jam dan waktu sudah hampir menunjukkan jam tujuh malam. Aku berpikir sejenak dan kemudian menghubungi Bong Casa. Begitu panggilan tersambung, aku langsung bertanya kepadanya : “ Presdir Bong, berapa banyak eksekutif perusahaan KIMFAR yang akan menghadiri konferensi besok? ”

Bong Casa tertegun dan kemudian berkata dengan ragu : “ Bukankah kantor Presiden telah menghubungi kalian sore ini? Apakah kamu tidak tahu? ”

Aku segera menjawab : “ Oh, mungkin aku lupa. aku akan menanyakannya lagi. Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu anda lagi. Sampai jumpa besok! ”

Alasan mengapa aku menghubungi Bong Casa adalah untuk memastikan apakah ada perubahan di pihak KIMFAR. Melihat semuanya baik-baik saja, aku pun merasa senang. Sepertinya aku yang telah khawatir berlebihan.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu