Love And Pain, Me And Her - Bab 554 Wulandari Selingkuh

Tetapi aku memilih untuk menahannya. Karena aku tahu, meskipun aku menghubunginya dan bahkan Sutan mengakuinya atau tidak, semua itu tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Yang terpenting adalah mencari solusi untuk menemukan pelanggan tersebut.

Aku dan Papang mengurusi masalah ini sepanjang hari. Papang mulai menggunakan hubungan pribadinya untuk menanyakan tentang Luluk melalui berbagai jalur. Dan aku juga sedang memikirkan segala solusi. Tetapi sampai malam hari pun masih belum ada kemajuan.

Setelah bekerja seharian, hasilnya masih sama dan tidak mendapatkan apa-apa. Setelah pulang kerja, aku dan Papang bertemu lagi. Setelah menyelidikinya cukup lama, akhirnya kita mencapai kesepakatan. Jika besok masih sepert ini, maka Papang akan pergi ke Kantor polisi untuk meminta bantuan melalui jalur pribadi. Tetapi kita berdua juga tahu bahwa meskipun kepolisian setuju untuk membantu, namun hasil yang akan kita dapatkan juga akan sangat minimal.

Pada saat keluar dari perusahaan, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Cuacanya semakin dingin. Begitu keluar, angin sejuk langsung bertiup dan membuatku menggigil kedinginan.

Dalam perjalanan pulang, perutku tiba-tiba keroncongan. Pada saat ini, aku baru teringat bahwa ternyata aku belum makan sejak siang hari. Jika aku kembali sekarang, rumah juga tidak ada makanan. Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk pergi ke restoran barat terdekat. Aku selalu datang ke restoran ini bersama dengan Isyana sebelumnya. Isyana sangat menyukai foie gras di restoran itu dan aku paling menyukai pasta mereka. Karena sudah sangat larut, aku juga tidak menghubungi Isyana lagi dan pergi sendirian.

Restoran ini adalah restoran di bawah hotel berbintang lima. Pelayanan 24 jam. Kebanyakan orang yang datang ke restoran ini adalah pekerja kantoran dan tamu hotel. Aku memesan pasta tomat dan foie gras dengan keju, ham dan potongan daging babi goreng dan salad, cocok untuk makanan satu orang.

Terkadang aku juga merasa lucu ketika memikirkannya. Pada awalnya, aku sangat membenci makanan barat. Aku selalu merasa bahwa makanan barat tidak lebih baik daripada Chinese food. Tetapi secara perlahan, dengan peningkatan status, aku menjadi semakin jatuh cinta dengan rasa makanan ini.

Setelah selesai makan, waktu sudah menunjukkan lebih dari jam sepuluh. Aku pun keluar dari restoran dan bersiap untuk pulang. Begitu naik ke mobil, aku tiba-tiba melihat seorang pria dan wanita keluar dari hotel.

Sebenarnya ini adalah hal yang wajar, tetapi aku masih saja terpana. Karena pada malam hari seperti ini, wanita itu masih memakai kacamata hitam. Yang terpenting, meskipun wanita itu memakai kacamata hitam, aku masih dapat mengenali siapa dia.

Wanita itu adalah Wulandari, istri Sutan. Dan pria di sampingnya bukanlah Sutan, melainkan seorang pria muda yang berusia dua puluhan. Wulandari memegang lengan pemuda itu dan bersandar pada tubuhnya. Mereka berdua berbicara sambil tertawa dan berjalan ke arah tempat parkir di depan pintu. Aku dapat merasakan bahwa hubungan di antara mereka berdua sangat tidak wajar.

Setelah tiba di depan mobil, aku melihat Wulandari membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Pemuda itu tidak masuk ke dalam mobil dan hanya berdiri di luar mobil dengan pintu terbuka. Lalu, mereka berdua berciuman dan kemudian Wulandari melambaikan tangannya kepada pemuda tersebut. Pada saat ini, Wulandari baru bersiap untuk menutup pintu.

Melihat tingkah mereka berdua, aku tiba-tiba membunyikan klakson mobil. Mobilku tepat berada di depan mobil Wulandari. Dan suara klakson mobilku membuat mereka terkejut dan kemudian mereka pun melihat ke arah mobilku. Wulandari tidak mengenal mobilku dan tidak melihat apapun. Lalu, dia segera menutup pintu mobilnya dan bersiap untuk pergi.

Aku membuka pintu mobil dan langsung berjalan keluar dari mobil. Melalui jendela, aku dan Wulandari saling memandang. Karena Wulandari mengenakan kacamata hitam, jadi aku tidak dapat melihat ekspresi wajahnya. Tetapi aku dapat menebak, pada saat ini dia pasti sangat terkejut.

Aku berjalan ke arah Wulandari secara perlahan. Wulandari tetap tidak bergerak dan hanya menoleh ke arahku.

Tepat di depan mobilnya, sebelum Wulandari berbicara, pemuda itu langsung bertanya padaku “Siapa kamu? ”

Aku menolehnya dan tidak berkata apa-apa. Wulandari juga tidak bisa mengemudi dan hanya menatap ke depan. Aku sudah berjalan ke depan mobil dan melihat Wulandari duduk di kursi pengemudi, lalu mengetuk jendelanya.

Pemuda itu bertanya lagi padaku “Sebenarnya siapa kamu? Ada apa? ”

Aku menoleh dan melihatnya dengan tatapan dingin tanpa berkata sepatah katapun. Harus diakui bahwa pemuda itu terlihat sangat tampan. Tampangnya hanya terlihat seperti dua puluh tiga tahun. Melihat wajah mudanya, tidak tahu kenapa aku tiba-tiba merasa sedih.

Pemuda itu terlihat gemetaran ketika aku melihatnya. Bagaimanapun, dia dan Wulandari sedang berselingkuh dan hati nuraninya pasti merasa bersalah. Melihatku melihatnya seperti itu, dia pun langsung mundur.

“ Pergi. Jika kamu mengucapkan satu kata lagi, aku akan menghabiskanmu hari ini! ”

Aku sengaja menakutinya dengan melontarkan kalimat kejam padanya.

Pemuda itu terlihat ketakutan.

“ Ugie, apa yang ingin kamu lakukan? ”

Akhirnya Wulandari membuka pintunya. Meskipun aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia mengenakan kacamata hitam, tetapi aku dapat merasakan sikapnya yang dingin dari suaranya yang dingin.

Meskipun aku dan Sutan sudah mencapai tahap ini, tapi masalah Wulandari juga tidak ada hubungannya denganku. Tetapi tidak tahu kenapa, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk menghadapi Wulandari.

Aku melihat Wulandari sambil tersenyum dan kemudian mencibir “Ibu Wulandari, seharusnya aku memanggilmu kakak ipar. Kenapa kamu memakai kacamata hitam pada malam hari, apakah kamu tidak ingin dikenali? ”

Menurut pemikiranku, Wulandari dan pemuda itu berselingkuh sehingga dia sengaja memakai kacamata hitam karena takut dikenali orang lain. Tetapi apakah dia tidak tahu bahwa memakai kacamata hitam pada malam hari akan membuat orang semakin penasaran.

Wulandari menatapku dan diam sejenak. Kemudian, dia menoleh ke pemuda yang sedang tercengang di sebelahnya, lalu berkata “Tidak apa-apa, kamu kembali dulu. Aku akan menghubungimu nanti. ”

Pemuda itu terlihat seperti seorang penakut. Mendengar perkataan Wulandari, dia pun langsung mengangguk. Lalu, dia berbalik dan berjalan pergi. Dalam beberapa menit, dia sudah menghilang di tengah malam yang gelap ini.

Di tempat parkir, hanya tersisa aku dan Wulandari. Wulandari menatapku dan masih belum melepas kacamatanya. Lalu dia berkata padaku dengan nada memohon “Ugie, apakah kamu akan memberitahu Sutan tentang masalah ini? ”

Sebenarnya, aku sama sekali tidak berniat untuk memberitahu Sutan. Aku dan Sutan telah sampai pada hati ini, sudah tidak sesederhana orang asing lagi. Dia menganggapku sebagai musuh, bagaimana aku bisa memberitahunya tentang hal ini? Tetapi aku tidak menjawab Wulandari dan hanya menatapnya dengan dingin. Tujuanku sangat sederhana, yaitu hanya ingin membuatnya merasa cemas.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu