Love And Pain, Me And Her - Bab 77 Peringatan Dengan Niat Baik

Ketika tiba di perkotaan, waktu sudah jam sepuluh lebih, aku bertanya pada Lulu mau pergi ke mana? Lulu menatapku dengan gugup dan berkata, "Aku juga tidak tahu."

"Apa?"

Aku menatap Lulu dengan terkejut, dan bertanya dengan bingung, "Kamu mau pergi menjemputnya di bandara, atau mau pergi ke mana? Mengapa kamu tidak tahu? Kamu setidaknya harus memberiku sebuah alamat, oke?"

Lulu sangat gugup, dia terlihat gelisah di sepanjang jalan. Setelah Lulu mendengar aku berkata begitu, dia menatapku dengan senyum pahit, dan berkata dengen pelan, "Ugie, pesawat dia jam enam sore."

Aku menatap Lulu dengan terdiam, pesawat yang tiba jam enam sore, dia pagi-pagi sudah mendesakku untuk turun gunung, aku baru saja mau berbicara, dan Lulu segera melambaikan tangannya dan berkata,"Ugie, kamu jangan mengomeliku lagi, aku gugup sekali."

Aku terdiam, aku benar-benar terdiam! Ada orang yang berkata bahwa begitu seorang wanita jatuh cinta, maka IQ-nya akan turun, dulu aku tidak percaya, tapi sekarang sepertinya pernyataan ini cukup dapat diandalkan.

Aku tidak bisa kembali ke villa di gunung lagi, bolak-balik membutuhkan waktu lima jam, aku tidak ada solusi lain lagi, aku hanya bisa mengantar Lulu pulang terlebih dahulu, setelah itu aku pulang sendirian dan datang menjemput Lulu lagi pada sore hari.

Hari itu aku buru-buru untuk naik gunung, dan aku juga tidak membersihkan rumah, aku menyiram dua pot bunga di rumah, setelah itu aku mulai sambil merokok sambil membersihkan rumah. Ketika hampir siang hari, ponselku tiba-tiba berdering, setelah aku melihatnya, itu adalah panggilan dari Kalin, Kalin juga tahu bahwa aku sedang menyusun proposal di gunung, mengapa dia tiba-tiba meneleponku?

Setelah mengangkat teleponnya, suara Kalin yang manja terdengar dari telepon, "Ugie, apakah kamu masih bekerja di luar? Apakah kamu sibuk?"

Aku tidak mengerti apa yang diinginkan Kalin, dan aku menjawab dengan santai, "Aku tidak sibuk sekarang, aku baru saja kembali untuk melakukan sesuatu."

Ketika mendengar bahwa aku sudah kembali, Kalin sepertinya sangat bahagia, dia segera berkata, "Ayo kita makan siang bersama, aku ingin beritahu kamu sesuatu."

Setelah aku pikir-pikir, aku juga tidak sibuk pada siang hari, ditambah lagi Kalin masih merupakan atasanku, jadi aku mengangguk dan setuju, kebetulan aku juga ingin melihat ada apa dengan Kalin.

Tempat yang Kalin tetapkan adalah restoran ikan di tepi sungai, restoran ini lumayan terkenal, menu utamanya adalah ikan dikukus dengan air sungai, tentu saja, air sungai telah diproses melalui sistem penyaringannya sendiri.

Ketika aku tiba, Kalin sudah selesai memesan makanan dan dia sedang menungguku. Begitu melihat aku masuk, dia langsung melambaikan tangan padaku, aku berjalan ke sana dan duduk. Setelah aku duduk, Kalin tidak berbicara, dia meletakkan tangannya di atas meja dan menatapku dengan sepasang mata yang menawan.

Sejujurnya, Kalin memang menawan, terutama sosok badannya, depan menonjol belakang montok, dia juga pintar berpakaian dan tahu cara untuk menunjukkan keunggulannya. Oleh karena itu, dia sering mengenakan pakaian berkerah rendah, payudaranya yang putih dan bulat setengah terbuka, dan dia sama sekali tidak peduli dengan tatapan serakah dari pria.

"Direktur Kalin, kenapa kamu hari ini begitu bebas dan ingin mentraktirku makan?"

Dia tidak berbicara, jadi aku mau tidak mau harus mencari topik pembicaraan untuk mengobrol dengannya, siapa tahu Kalin mengangkat alisnya, kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ugie, kita sudah begitu akrab, jangan panggil aku direktur, panggil aku Kalin saja."

Aku tersenyum, dan aku benar-benar tidak tahu seberapa akrabnya aku dengannya.

Setelah mengobrol sebentar, pelayan menyajikan makanan. Karena aku membawa mobil, jadi aku tidak minum anggur, Kalin juga tidak keberatan, dia memesan dua gelas jus buah, kami mengobrol sambil makan.

Setelah makan sebentar, Kalin memegang jus buahnya, lalu tersenyum padaku dan berkata, "Ugie, aku hari ini mencarimu, sebenarnya aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, kontrak PT Nogo dan KIMFAR kali ini sebenarnya tidak ada hubungannya denganku, tetapi kamu menambahkan namaku "

Aku tertawa dan menyentuh gelasnya, kami minum jus bersama, kemudian Kalin melanjutkan, "Minggu ini dua proyek periklanan dengan KIMFAR sudah dimulai, untuk komisi penjualan kita, Presdir Isyana juga sudah menandatanganinya, diperkirakan akan segera dicairkan, totalnya 500 juta, karena aku tidak mengeluarkan usaha apapun, jadi aku ambil 200 juta saja, 300 juta sisanya milikmu, bagaimana menurutmu? "

Aku bahkan tidak mendengarkan apa yang dikatakan Kalin di belakang, aku benar-benar tercengang! Ternyata komisinya 500 juta!

Aku tidak mengerti pemasaran, dan aku sebelumnya juga tidak pernah melakukannya, aku dengan bingung ditarik oleh Isyana ke PT Nogo untuk menjadi seorang marketing, aku bahkan tidak bertanya tentang rasio komisi. Meskipun aku tahu bahwa komisinya tidak sedikit, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa komisinya akan begitu banyak, dan ternyata komisinya 500 juta! Jika aku tahu bahwa komisinya begitu banyak, aku mending menyinggung Kalin daripada menambahkan namanya.

Sayangnya, semuanya sudah terlambat! Haihs, sudah terlambat untuk menyesal!

Aku tersenyum dengan terpaksa, lalu menatap Kalin dan berkata, "Kalin, karena ini adalah hasil penjualan dari kita berdua, maka komisinya tentu saja harus satu orang 50%, hal ini tidak perlu dikatakan lagi."

Karena aku telah berpura-pura murah hati, maka aku mending berpura-pura sampai akhir, lagipula juga tidak banyak perbedaannya antara 300 juta dengan 250 juta.

Kalin tentu saja semakin bahagia, dia mengucapkan terima kasih beberapa kali, tetapi dia mana mungkin bisa tahu bahwa hatiku sedang meneteskan darah.

Setelah makan sebentar, Kalin menyeka mulutnya dengan serbet, dia menatapku dan berkata, "Ugie, ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan denganmu."

Melihat wajah Kalin yang serius, aku sedikit aneh, sejak terakhir kali makan bersama Bong Casa, ini adalah pertama kalinya Kalin berbicara dengan sangat serius padaku.

Kalin menatapku dan langsung berkata, "Ugie, kamu sekarang sangat hebat, dan kamu juga sangat penting bagi PT Nogo, tetapi tahukah kamu? Semakin kamu hebat dan penting, maka hari kamu meninggalkan PT Nogo juga akan semakin dekat "

Aku sedikit mengerutkan kening dan menatap Kalin dengan bingung, argumen seperti apa ini? Kenapa jika aku hebat, maka aku harus meninggalkan PT Nogo?

Kalin tersenyum dengan penuh arti, dia bertanya balik padaku, "Apakah kamu pikir aku sedang menakutkanmu?"

Aku menatap Kalin, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, kemudian menggelengkan kepala, dan bertanya padanya lagi, "Kalin, apakah kamu mendengar sesuatu? Atau Presdir Isyana tidak puas denganku?"

Aku belum selesai berbicara, dan Kalin langsung memotong pembicaraanku, "Itu tidak ada hubungannya dengan Presdir isyana!"

Aku bahkan lebih bingung lagi, jika Isyana tidak memiliki pendapat padaku, mengapa Kalin bisa berkata bahwa semakin aku hebat, maka semakin cepat aku akan meninggalkan PT Nogo?

Kalin meminum jus, lalu memiringkan kepalanya dan menatapku, dia berkata dengan serius, "Ugie, baru berapa lama kamu datang ke PT Nogo? Apakah kamu benar-benar mengerti situasi PT Nogo? Aku beritahu kamu, air PT Nogo sangat dalam, dan kamu baru saja melihat sedikit ombak di permukaan, tirai yang sebenarnya masih belum dibuka "

Aku merokok dan bertanya pada Kalin dengan bingung, "Kalin, bisakah kamu katakan lebih jelas?"

Kalin menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Ugie, aku beritahu kamu, aku sama sepertimu, aku hanyalah seorang pekerja kantor, aku masih ingin bekerja di PT Nogo, jadi ada beberapa hal aku hanya bisa memberimu sedikit petunjuk, ada dua hal yang bisa aku katakan, pertama, jangan menarik perhatian orang! Jika kamu ingin terus bekerja di PT Nogo, kamu harus tetap low profile. Faktanya, masalah kontrak dengan KIMFAR kali ini, kamu telah meraih pusat perhatian orang-orang, jika kamu terus seperti ini, maka itu akan buruk untukmu. "

Aku benar-benar tidak mengerti, aku hanyalah seorang marketing biasa, meskipun aku terlalu menarik perhatian orang, dan menyinggung rekan kerja lain, tetapi Isyana adalah presdir perusahaan, asalkan Isyana mendukungku, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan PT Nogo? Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa aneh, tetapi melihat wajah Kalin yang tulus, sepertinya dia bukan sedang menakutkanku.

Kalin melihat aku tidak berbicara, dan dia berkata lagi, "Kedua, jaga jarak dengan Presdir Isyana, kamu sekarang terlalu dekat dengannya. Aku bertanya padamu, apakah kamu suka dengan Presdir Isyana?"

Perkataan Kalin membuatku merasa canggung, pertanyaan ini, Robi pernah bertanya padaku, Lulu juga bertanya padaku, dan sekarang bahkan Kalin juga bertanya padaku, aku memang suka Isyana, tetapi aku tidak akan mengakuinya, aku tidak ingin harga diriku terluka.

Melihat bahwa aku tidak mengakuinya, Kalin juga tidak bertanya lagi, dia melihat jam tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah! Jika kamu percaya padaku, maka ingat dua poin ini. Ayo kita pergi, aku harus kembali ke perusahaan."

Aku berdiri dan meninggalkan tempat dudukku, Kalin melangkah maju dan meraih lenganku, tubuhnya bersandar pada tubuhku, dan jaraknya sangat dekat denganku, aku dapat dengan jelas merasakan bahwa kelembutan yang besar itu melekat erat pada lenganku, meskipun aku sedikit tidak terbiasa dengannya, tetapi ada begitu banyak orang di restoran, aku juga segan untuk menghindarinya.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu