Love And Pain, Me And Her - Bab 12 Mengubah Cara Hidup

Wanita cantik mengangkat kepalanya kemudian terbengong menatapku dengan wajah penuh kebingungan.

Aku masih berkata sambil tersenyum, " Presdir Mirani, kamu belum menanyakan pendapat dari aku..."

Kemudian Isyana dengan bingung sedikit memiringkan kepalanya, lalu bertanya balik, "Maksudmu apa ?"

Aku tersenyum dan menunjuk ke kursi bos Presdir Mirani, kemudian berkata dengan dingin, " Presdir Mirani, kamu silakan duduk dulu! Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya..."

Wajah Isyana masih seperti sebelumnya begitu dingin seperti lemari es. kemudian dia duduk di kursi lalu dengan dingin menatapku.

Aku juga duduk kemudian melihat dia lalu berkata, " Presdir Mirani, apa kamu tahu kenapa aku bertaruh denganmu mengenai hal ini ? “

Isyana hanya diam saja.

Aku sendiri yang bertanya aku sendiri yang menjawab lalu aku berkata, "Aku akui, aku benar-benar ingin bergabung dengan Nogo Internasional. Tetapi pada saat aku bertaruh dengan kamu, aku sudah siap untuk menyerah. Alasan aku mau bertaruh dengan kamu adalah aku berharap aku memiliki kesempatan untuk bertemu kamu secara langsung... "

Isyana masih diam saja, kemudian dia dengan dingin bertanya, "Kenapa ?"

"Karena aku ingin menjelaskan sesuatu kepadamu!"

Kemudian aku pelan-pelan menjelaskannya.

"Pertama, yang ingin aku jelaskan kepada kamu adalah Kesalahpahaman ketika kita pertama kali bertemu. Temanku minum terlalu banyak, karena ada beberapa masalah pribadi aku, kemudian ribut dengan Pak Rehan. Tapi pada saat itu aku memang ingin melerai, kemudian tanpa disengaja, mengenai dada kamu. Aku bersumpah, aku tidak sengaja untuk... "

Begitu mengatakan hal ini, wajah Isyana langsung memerah. Alisnya juga terlihat terkunci.

Dan aku ingin melanjutkan, "Yang kedua, hari itu kamu menampar wajahku dan kemudian memarahi kalau aku ini sampah. Aku pikir kita sudah impas tentang masalah ini. Tapi aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kamu saat interview. kamu sebenarnya tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya dan kamu langsung membatalkan lamaran kerjaku. Meskipun aku sudah bertaruh dan memenangkannya lagi di kesempatan ini. Tapi aku tidak ingin mengikuti bos yang berprasangka kepadaku apalagi yang arogan... "

Wajah Isyana terlihat semakin kesal. Tapi itulah yang aku pikirkan. Meskipun aku tidak memiliki kekuasaan ataupun kekuatan, tapi walaupun begitu aku masih punya sedikit harga diri. Aku tidak ingin mencari sebuah pekerjaan dan dikasihani seperti seorang pengemis yang meminta sesuap nasi.

Setelah mengatakan itu, aku berdiri. kemudian memasukkan KTP nya di saku, kemudian disaat yang sama berkata kepada Isyana, " Presdir Mirani, jika nantinya bawahan kamu membuat kesalahan. Aku harap kamu bisa memberinya kesempatan. Di mata bos seperti kalian, kami mungkin semut. Tapi kamu harus paham seekor semut juga memiliki harga diri... "

Kata-kataku sepertinya membuat Isyana semakin kesal. Dia hanya menghela nafas dan tidak berbicara. Dan aku tersenyum, "Baiklah, Presdir Mirani ! Sudah waktunya bagi sampah, untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kamu..."

Isyana menatapku, dia berkata sambil tertawa jijik lalu memprovokasiku "Kali ini, kata ”Sampah " bukan aku yang bilang, tapi kamu sendiri yang bilang. kamu tidak hanya mengakui dirimu sendiri adalah sampah, tapi secara tidak langsung kamu juga mengatakan kalau kamu benar-benar sampah yang bodoh dan picik... "

Aku tidak menyangka kalau balasannya Isyana lumayan kuat. Mungkin penolakanku yang membuatnya marah. Tapi semakin dia seperti ini, semakin aku ingin melakukannya.

Aku tersenyum jahat, mencondongkan tubuhku didepannya, kemudian wajahku perlahan-lahan mendekati arahnya dan mata Isyana membesar, dia mencoba menghindariku kemudian dia membelakangi diriku.

Aku terus tertawa, kemudian aku meledeknya dan berkata, " Presdir Mirani, aku memang benar-benar sampah, tapi ada sesuatu yang belum aku katakan..."

Isyana menatapku dengan dingin. Aku sengaja berkata dengan suara kecil lalu berkata, "dadamu lumayan besar dan juga lembut..."

Sebenarnya inilah ideku yang sebenarnya. Aku tidak bisa melupakan perasaan saat aku tidak sengaja menyentuh bagian itu.

Isyana terlihat sangat marah, wajahnya pun memerah, Dia tersipu dan berteriak "Menyingkir dari hadapanku..."

Aku tertawa terbahak-bahak. aku pun tidak melihat ke arah belakang lagi saat ingin membuka pintu. Tapi Aku sengaja melihat kembali ke arah Isyana, kemudian mengatakan : " Setelah aku pergi dari sini, aku harap aku tidak bertemu orang yang seperti kamu lagi !"

Sinar matahari begitu cerah, tapi suasana hatiku sedikit tidak bagus. Aku pikir ketika aku melakukan ini kepada Presdir Mirani, aku bisa terpuaskan. walaupun dia hanya salah paham dan membantalkan interviewku.

Tetapi ketika aku keluar dari Nogo, pikiran aku penuh dengan tatapan kemarahan yang tidak bisa dimengerti dari Presdir Mirani. Pada saat itu juga, aku menyesali apa yang telah aku lakukan.

Ketika aku bersama Raisa, semua hidupku hanya tentang dia. Setiap harinya aku bersama Raisa kecuali pada saat bekerja. Pada saat itu juga, aku sebenarnya tidak ingin melihat gadis lain. Belum lagi apa yang terjadi hari ini, aku meledek Isyana, tapi endingku bersama dengan Raisa hanyalah tinggal sebuah kenangan, aku diam-diam bertekad, aku harus mengubah cara hidupku!

Kemudian aku pergi mencari bang Sutikno. Untuk memberitahuinya kalau pertaruhanku dengan Presdir Mirani sudah selesai. Mulai besok, aku tidak akan membantunya menjual semangka lagi. Ketika istrinya mendengar hal ini, dia langsung membawakan aku 4 juta. Tetapi aku hanya bawa pulang uang yang aku sendiri dapat, aku tidak meminta hal lain. Aku tahu, itu penghasilanku selama 2 hari ini. Walaupun aku butuh uang, aku tidak bisa memintanya karena aku sebelumnya sudah bilang kalau aku akan membantu mereka.

Beritahu bang Sutikno kita ada pelanggan khusus dan apa yang harus dilakukan nantinya, lalu aku hanya mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya.

Di malam harinya, Robi mengajak aku pergi minum di bar BOSS.

bar BOSS adalah tempat yang paling sering kita datangi. bar ini berbeda bar lainnya. Dekorasinya tidak cantik dan tidak ada lantai untuk menari. kemudian ini memberikan orang sebuah kesan yang malas dan ngasal.

Dulu ketika aku masih bersama Raisa, setiap akhir pekan, atau ketika aku sedang tertekan karena masalah pekerjaan, aku akan datang ke sini untuk minum-minum. karena sudah sering datang, kami sebenarnya mengenal bosnya dan para penyanyi.

Ketika aku masuk, Robi sudah datang. Dia sedang duduk di sudut, dengan santai minum bir dan sambil melihat para penyanyi yang memainkan piano dan bernyanyi, dia memainkannya dengan sangat bagus dan suaranya juga cantik, kami juga mengenalnya dan Namanya adalah Elisna,.

Tapi lagu ini sangat menyakitkan hati, lagunya berjudul "orang asing yang paling akrab." Kemarin aku masih teringat dengan lagu ini dan hari ini aku mendengarnya lagi.

Ketika Robi melihatku masuk, dia melambaikan tangannya kepadaku. Aku pergi ke arahnya sambil memegang bir kemudian minum sambil mendengarkan lagunya.

Setelah lagunya habis dimainkan. Elisna turun dari panggung. kemudian Langsung ke meja kami. Dia juga tidak sungkan-sungkan, Dia mengambil satu botol bir dan menuju kami, lalu Kami minum-minum bersama.

Elisna adalah seorang penyanyi yang ada di sini. dia juga kenal baik beberapa dari kami, termasuk Raisa. masalahnya aku dengan Raisa, dia juga sedikit mengerti tentang hal itu.

Tapi Elisna jelas berbeda dari yang lainnya. Tidak dapat disangkal kalau dia wanita yang cantik. Tapi dia berbeda dari kebanyakan wanita cantik. Dia terlihat memiliki rasa bebas. Dia tidak pernah peduli dengan apa yang orang luar katakan.

Misalnya, dia bisa mengenakan rok panjang yang dipakai di dalam, kemudian pakai baju koboi dan sandal, kemudian bernyanyi di atas panggung, Dia juga bisa minum bersama kami dan berbicara tentang masalah ranjang. Singkatnya, selama dia bahagia. Dia berani melakukan apa pun yang dia inginkan.

Raisa pernah bilang, kehidupan Elisna adalah impian semua gadis, tapi dia tidak berani melakukannya.

"Ugie, apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini ? Sudah lama tidak kelihatan..."

Kemudian aku minum satu teguk bir lalu dengan santai menjawab, "Jualan semangka..."

Kata-kataku membuat Robi tersedak. Dia memelototiku dan meneriakiku, "Malah jualan semangka, Kenapa kamu tidak bilang kalau lagi jual diri?"

Inilah kelebihan dari teman wanita seperti Elisna. Kita bisa seenaknya mengatakan hal-hal kotor di depannya.

"Aku ingin menjualnya, tapi Tidak ada yang membelinya!"

Begitu aku selesai berbicara, Elisna cekikikan, Dia meletakkan lengannya di pundakku dan menatapku dengan mata selembut sutra. " kak, jika kamu benar-benar berani menjualnya. kak, aku yang pertama akan membantumu..."

Robi tertawa, "Aku juga akan membantumu..."

"Menyingkir !"

Kemudian aku melototi Robi.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu