Love And Pain, Me And Her - Bab 15 Gagal Melaksanakan Tugas

Setelah diterima perusahaan Nogo, aku sudah bersiap-siap dibalas oleh Isyana, tapi ternyata aku salah. Setelah lebih dari sepuluh hari aku diterima di perusahaan ini, aku sebenarnya sama sekali tidak punya kesempatan untuk bertemu Isyana.

Aku ditraining dulu selama seminggu dan kemudian aku diabaikan oleh semua orang layaknya angin lewat. Di perusahaan yang dulu, aku sebenarnya tidak punya kesempatan untuk bertemu dengan para klien, setiap hari terus menerima telepon dan disetiap harinya pasti ada kerjaan yang belum selesai. Jelas aku tidak terbiasa dengan waktu luang seperti ini.

Di pagi ini, aku benar-benar bosan, Jadi aku pergi ke kafe untuk minum secangkir kopi. Kemudian, aku melihat orang yang lalu-lalang dari jendela sambil memegang kopi.

Aku benar –benar bosan, kemudian ada orang yang datang dari belakang dan aku tidak membalikkan kepala untuk melihat siapa yang datang karena aku tidak begitu kenal dengan orang yang kerja di sini dan aku terus melihat keluar jendela.

"Ugie?"

Tiba-tiba ada suara pria yang datang dari belakang. Begitu melihat ke belakang, aku melihat bang Sutikno sedang memegang kotak pendingin dan dia terkejut begitu melihatku.

"Ugie, kamu kenapa di sini ? Kamu kerja disini ?"

Bisa dilihat kalau bang Sutikno begitu senang ketika bertemu denganku, kemudian Dia bicara sambil meletakkan pendinginnya ke samping lalu langsung berjalan ke tempatku.

Ternyata Nogo selalu mengambil semangkanya bang Sutikno, lagipula aku jarang datang kesini jadi aku juga tidak terlalu memperhatikannya.

bang Sutikno terlihat sedikit bersemangat kemudian bertanya tentang kondisiku saat ini, dia juga bilang sudah kerja kenapa tidak menelepon dia dan kami berdua mengobrol santai, lalu bang Sutikno tiba-tiba merendahkan suaranya dan bertanya kepadaku, "Ugie, pulang kerja ada waktu tidak ?"

Aku dengan ragu melihat bang Sutikno dan malah bertanya balik kepadanya, " Apa kamu punya urusan bang Sutikno ?"

bang Sutikno menggaruk kepalanya, lalu berkata " Kalau udah pulang kerja, kamu datang ke stand, aku dan istriku ada sedikit masalah yang mau kita obrolin.."

Kemudian aku mengangguk.

Setelah istirahat makan siang, aku baru ditelepon 2 kali, kemudian dengan bengong melihat ke arah komputer, tiba-tiba bahu ditepuk.

Begitu menoleh, aku melihat Lulu, asisten muda Isyana yang sedang berdiri di belakangku. Gadis kecil ini terlihat begitu cantik, kemudian dia memiringkan kepalanya dan menatapku sambil tersenyum.

"Halooo, Ugie ! Aku lihat bagian marketing lumayan sibuk. Kenapa kamu lenggang sekali ?"

Aku punya kesan yang bagus di hadapan Lulu, Tapi kalau dilihat-lihat dia terlihat seperti anak-anak.

Aku pura-pura bodoh sambil melipatkan bibirku, kemudian bertanya balik, " Apa Asisten Lulu sedang menggantikan bos mengecek pekerjaan kami ?"

Setelah aku diterima di perusahaan ini. Semua teman kerjaku yang ada di bagian marketing mengira aku diterima melalui jalur normal. Bisa dilihat aku berbicara tanpa rasa takut kepada Lulu, mereka semua dengan penasaran melihat ke arahku. Merekapun menebak-nebak, bagaimana bisa aku begitu akrab dengan Lulu.

Lulu menyandar ke dinding, kemudian dia langsung ngegas, " Qihhh ! Presdir Mirani mana ada waktu untuk pergi melihat kerjaanmu, dia saja sangat sibuk..."

Yang dibilang Lulu tidak begitu jelas malah membuat orang-orang semakin penasaran dan mengira kalau aku ada hubungan dengan Isyana,

Setelah bicara beberapa kalimat dengan Lulu, dia tiba-tiba menepuk pundakku dan berkata, "Sore ini, ada pelanggan yang penting datang ke perusahaan kita, tapi karena yang bagian admin sedang sibuk, jadi nanti kamu datang sebentar buat bantu-bantu... "

"Hah?"

Aku sebenarnya sedikit malas melihat Lulu dan bantuan yang dibilang sebenarnya adalah disuruh untuk menuangkan teh dan menjadi seorang pelayan.

Lulu tau kalau aku tidak mau melakukannya, kemudian dia menatapku, "Kenapa tidak mau ?"

"Iya, aku tidak bersedia !"

Aku akan mengatakan yang sebenarnya.

Lulu tertawa terbahak-bahak ( tertawa jahat ) dan berkata kepada aku, "Hei broo, tidak ada gengsi dalam bekerja, kalau ingin membuat sebuah lompatan, apa yang perlu harus kita lakukan ! Setengah jam lagi, kita bejumpa di ruang rapat... "

Setelah selesai berbicara, dia langsung pergi dan aku hanya melihat dia berjalan sambil menggelengkan kepala.

Walaupun sebenarnya tidak bersedia, tapi setengah jam kemudian, aku dengan tepat waktu pergi ke ruang rapat. Lulu dan beberapa rekannya sudah berada di ruang rapat dan ada beberapa orang yang sedang mencoba mengaturkan proyektornya. Melihat mereka begitu serius dan sibuk, aku yakin hari ini mereka akan bertemu dengan klien penting.

Aku ikut mereka sibuk, kemudian tiba-tiba aku melihat beberapa orang di sekitarku berhenti dan Salah satu dari mereka dengan hormat berteriak ke arah pintu, " Presdir Mirani !"

Begitu menoleh ke belakang, aku melihat Isyana membawa orang-orang dari bagian pemasaran dan bagian perencanaan. Aku tidak menyangka kalau Isyana sampai datang secara langsung untuk bertemu klien ini. Bisa dilihat seberapa penting klien ini bagi Nogo.

Isyana melihat sekitar ruang rapat, kemudian pandangan terakhirnya berhenti melihatku dan dia sedikit terkejut, lalu dia dengan tidak jelas bertanya kepadaku, "Ugie, kenapa kamu ada disini ?"

Suara Isyana sedikit tidak puas. Begitu dia berbicara, mata semua orang tertuju padaku. Akupun rasanya menjadi sedikit canggung dan memang orang yang masih memiliki jabatan yang rendah dari bagian pemasaran tidak seharusnya ada disini.

Sebelum dia dapat berbicara, Lulu segera menjelaskannya, " Presdir Mirani, seperti ini. Hari ini, sebagian besar teman kerjaku dari bagian administrasi pergi ke pusat pameran. Aku lihat kita kekurangan orang, jadi aku memanggil Ugie untuk bantu-bantu... "

Siapa yang tahu alis Isyana tiba-tiba berkerut sampai membuat Lulu takut jadi dia menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat dia.

Hal ini membuat aku sedikit marah, seolah-olah aku dengan sengaja ingin datang ke sini. Selain itu, itu hanya pertemuan dengan seorang klien. Apa jangan-jangan karena penampilanku merusak citranya perusahaan? Atau aku di sini sudah menjadi pengganggu ?

Isyana juga tidak bertanya pada Lulu lagi, kemudian dia menatapku dan langsung berkata, "kamu masih...”

Masih ada kata yang belum diucapkan, tiba-tiba manajer dari bagian pemasaran masuk dengan terburu-buru kemudian dia langsung berkata kepada Isyana, " Presdir Mirani, para klien akan segera datang. Apa kita harus pergi sebentar untuk menjemput mereka..."

Kata-kata Isyana langsung terputus. Dia tidak menatapku lagi, Dia membawa teman kerjanya dan langsung keluar.

Aku ragu-ragu mau keluar atau tetap tinggal, kemudian aku pergi keluar dan berdiri di sisi koridor. Dengan cara ini, aku tidak dianggap pergi ataupun tinggal.

Dalam beberapa menit, ada sekelompok orang yang datang menuju ke ruang rapat dan diantara orang yang berjalan, ditengah tengahnya ada Presdir Mirani dan satunya lagi ada laki-laki paruh baya.

Saat mataku tertuju ke laki-laki itu, Aku sangat terkejut dan akhirnya aku mengerti kenapa Isyana tidak ingin aku ada di ruang rapat

Karena yang datang adalah Rehan !

Waktu aku pertama kali bertemu dengan Isyana, dia sedang bersama Rehan dan sekarang menjadi klien besarnya Nogo.

Dan yang paling mengejutkan aku adalah Raisa berada tepat di sampingnya Rehan. Hari ini dia ternyata menjadi orang yang membantu Rehan untuk mengambil keputusan.

Seharusnya aku menghindari hal ini, tapi aku tidak tahu kenapa, Sepertinya aku sudah bodoh dan dengan bengong melihat mereka dua.

Rehan dan Raisa juga menatapku.

Mata Rehan begitu tenang, seperti melihat orang asing. Tapi mata Raisa terlihat begitu rumit, Bibirnya bergetar dan sepertinya dia ingin berbicara kemudian pada akhirnya aku masih menahan diri.

Hati aku sakit seperti tertusuk jarum, Setelah putus dengan Raisa, meskipun sebelumnya kami sudah bertemu sekali Tapi ini adalah yang pertama kalinya kami bertiga muncul di saat yang bersamaan, selain itu aku baru saja diterima di perusahaan ini dan mereka sudah mendapatkan perlakuan layaknya seorang raja dan aku hanya bisa beridiri di pojok koridor.

Hal yang paling kutakuti di saat ini adalah gagal dalam melaksanakan tugas.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu