Love And Pain, Me And Her - Bab 127 Berkah Wanita Yang Tinggi

Setelah tiba di gerbang perumahan, sambil mencari kunci di tasnya, Elisna pun berkata, "Ugie, hari ini benar-benar sangat terima kasih. Lain kali aku akan traktir kamu makan"

Aku tertawa dan berbicara sama Elisna beberapa saat, awalnya aku mengira dia sudah mau turun dari mobil, siapa tahu Elisna tiba-tiba memegang kepalanya dan berkata dengan alis mengerut, "Aduh! Aku meninggalkan kunciku di BOSS "

Aku menatap ke Elisna melewati kaca spion, dia sedang berpikir dengan keras dan tidak tahu harus bagaimana. Pada jam segini, kalaupun kembali ke BOSS, BOSS pun sudah tutup. Aku menoleh ke Elisna dan bermaksud untuk mengantar dia ke hotel, sebelum aku sempat berkata, Elisna pun langsung berkata, "Ugie, jadi orang baik sampai masa akhir! Malam ini kamu mengizinkan aku tidur di rumahmu saja. Kamu tinggal sendirian juga!"

Kami semua lumayan dekat dengan Elisna. Dia juga mengetahui lumayan banyak masalah aku dan Raisa, karena dia sudah menawarkan duluan, aku juga merasa segan mau menolaknya, akhirnya aku hanya bisa mengangguk.

Setelah itu Elisna pun senyum dengan puas, karena sudah bekerja di pub lumayan lama, Elisna sama sekali tidak pernah memikirkan kata-katanya sebelum diucapkan, dia menepuk bahuku dengan senyuman, "Tenang saja Ugie! Aku akan tidur seperti biasa dengan diriku, aku tidak akan menganggu kamu"

Setelah mendengar kata-katanya, aku pun ikut tertawa dengannya. Dari dulu, Elisna memang begitu, dia berani mengatakan apa pun.

Mendengar percakapan aku dan Elisna, supir taksi pun berkata kepada aku, "Suadaraku ini benar-benar hebat! Kamu diberkati! Wanita yang begitu cantik berkata mau menganggu kamu duluan, benar-benar terlalu membuat orang iri!"

Mendengar kata-kata supir taksi, Elisna mendorong bagian belakang supir itu dengan kuat, "Kamu terlalu cerewet, mengemudi dengan baik"

Setelah Elisna berkata, kami semua pun tertawa.

Kami tiba di rumahku pada saat subuh jam 1, stelah masuk rumah, Elisna pun menatap ke sana sini dengan penasaran. Setelah mengelilingi rumah, Elisna baru mengangguk kepada aku, "Bagus Ugie! Sebagai seorang pria lajang, kamarmu sangat rapi dan bersih"

Kata-kata Elisna membuat aku tertawa dan teringat dengan Isyana, karena Isyana juga pernah mengatakan kata-kata yang mirip seperti itu. Setelah itu aku langsung teringat dengan kemarin Isyana bertanya kepadaku apakah aku pernah membawa gadis lain pulang ke rumah. Tidak tahu mengapa, meskipun aku tidak pernah melakukan hal apa pun dengan Elisna dan walaupun hari ini aku hanya membantu dia. Setelah mengingat kata-kata Isyana, Hatiku terasa gugup seolah-olah aku telah melakukan hal yang bersalah kepada Isyana.

Setelah itu, Elisna pun melemparkan tasnya ke atas sofa sebelum baring di atas sofa sambil menguap dengan capek, "Nyaman! Malam ini aku tidur sini saja"

Sebenarnya Elisna memiliki wajah yang sangat cantik. Kalau tidak wakil sutradara itu tidak akan terus datang menganggunya. Setelah berbaring, kaki Elisna yang panjang pun tergeletak di atas lantai. Seiring pernapasannya, dadanya juga terus bergerak naik turun. Adegan yang mengoda ini membuat aku berpikir banyak sehingga aku sibuk menoleh ke samping dan berkata, "Lupakan saja! Kamu tidur di kamarku saja, aku tidur di sofa"

Mendengar kata-kataku, Elisna langsung duduk kembali dengan senyuman, "Kalau begitu aku tidak membantah lagi ya?"

Sambil berkata, Elisna memberikan aku sebuah senyuman yang mempesona sambil mengedipkan matanya. Dia berjalan ke arah kamar tidur sambil membawa tasnya, pada saat berjalan sampai depan pintu, Elisna tiba-tiba menoleh kembali kepada aku sambil senyum, "Ugie, kalau di sofa tidak nyaman, bisa datang ke tempat tidur saja, kasurmu cukup besar kok" setelah berkata, Elisna pun tertawa lagi. Aku sudah merasa terbiasa dengan candaan Elisna, pada masa saat kami sering berkumpul di BOSS, Elisna sering bercanda seperti ini.

Karena perbedaan waktu dan tempat, di tambah suasana sekarang adalah larut malam yang sepi, kata-kata Elisna ini membuat aku merasa aneh. Mau bagaimana pun aku tetap adalah seorang pria yang normal, menghadapi godaaan Elisna, tentu saja aku akan merasa nafsu di dalam hati. Aku merasa setiap pria akan merasa seperti itu, tetapi memiliki perasaan dan melakukan tindakan itu merupakan dua hal yang berbeda.

Pada saat Elisna mau masuk ke dalam kamar, aku tiba-tiba teringat dengan masalah acara kemarin, jadi aku langsung berkata, "Elisna, aku ingin bertanya kepada kamu mengenai satu hal yang aku merasa penasaran"

Elisna menoleh kepada aku dengan matanya yang besar dan berkedip.

"Masalah apa?"

Aku menghampiri Elisna sambil berkata, "Apakah kamu mengenal Don Juan ?"

Elisna melamun sejenak sebelum kembali ke ekspresi normal sambil menggelengkan kepalanya, " Don Juan itu siapa? Aku tidak mengenalnya"

Melihat ekspresi Elisna yang normal, aku juga tidak tahu apakah dia berbohong atau tidak.

"Direktur SHOPI Advertising, pemilik acara kemarin"

Mendengar kata-kataku, Elisna pun berkata "Oh, aku memiliki kesan kepadanya, kenapa?"

Reaksi Elisna membuat aku merasa agak aneh, "Hari itu mengapa kamu tiba-tiba mengubah lagu dan menyanyi lagu rock dengan judul ekstrim seperti 'tempat sampah'?"

Elisna menggerakan bahunya dengan ekspresi normal, "Tidak ada kenapa, aku menyanyi lagu itu karena suasana hatiku sedang buruk hari itu. Ada apa yang aneh dengan itu?"

Kata-kata Elisna membuat aku semakin meragukannya, "Kamu membenci orang kaya?"

Elisna tiba-tiba tertawa dengan dingin, "Aku tidak membenci orang kaya, aku membenci sampah!"

"Yang sampah itu siapa? Don Juan ?"

Elisna berkata dengan wajah tidak senang, "Semua orang di acara kemarin itu sampah yang munafik!"

Aku tertawa dengan pahit, kata-kata dia mencakup wilayah yang terlalu luas.

Sambil berkata, Elisna tiba-tiba melangkah ke depan satu langkah dan meletakkan tangannya di bahuku dengan senyuman mempesona dan suara yang lembut, "Tentu saja tidak termasuk kamu!"

Setelah berkata, Elisna langsung mengedipkan matanya kepada aku dan berputar balik badannya pergi ke kamar.

Melihat bayangan belakang Elisna yang penuh godaan, aku menggelengkan kepalaku dengan senyuman pahit. Sepertinya hari itu dia melihat aku menghadiri acara itu, hanya saja dia tidak menyapa aku.

Aku berbaring di atas sofa sambil merokok. Elisna seharusnya sudah tidur sekarang, yang berbeda dengan Isyana adalah Isyana langsung mengunci pintu kamar setelah dia memasuki ruangan, sementara Elisna bahkan tidak menutup pintu.

Besok paginya, setelah bangun aku langsung mencium bau yang wangi dari dapur. Aku berjalan ke dapur dan melihat Elisna sedang memasak telur.

Melihat kedatangan aku, Elisna pun senyum kepada aku dan berkata, "Kamu pergi mandi dulu, setelah itu sudah bisa makan"

Aku tertawa dan masuk ke dalam kamar mandi. Pada saat aku sedang mandi, aku mendengar suara ketukan pintu dari arah luar. Sebelum aku keluar, suara membuka pintu sudah terdengar.

Elisna sudah membuka pintu.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu