Love And Pain, Me And Her - Bab 76 Isi Hati Tertebak

Melihat sikap Lulu sudah kembali baik, aku pun hendak membawanya kembali ke vila. Siapa tahu Lulu tiba-tiba menoleh ke arah aku dan bertanya, "Ugie, aku tanya kamu. Kamu menyukai Presdir Mirani kan?"

Pertanyaan Lulu mengejutkanku. Aku agak menghindar dari tatapannya. Memalingkan muka dan menyangkal, "Bocah kecil, kamu jangan asal omong! Bagaimana mungkin aku menyukai Presdir Mirani."

Lulu memonyongkan mulut, menatapku dan berkata, "Jangan membohongi aku. Jika kamu tidak suka Presdir Mirani, kenapa kamu tidak cabut ke Kimia Farta yang memberikan kompensasi begitu bagus kepada kamu? Hanya dungu yang percaya kata-kata kamu."

Sehabis itu, dia menyeringai. Mengeluarkan satu botol kecil berisi obat dari sakunya, mengayun-ayunkannya di depan mataku, bercanda dengan aku, "Tebak, apa ini?"

Aku memutar mata padanya, ikut bercanda, "Obat penyakit jiwa, kamu jangan lupa makan."

Lulu melompat dari ayunan. Dia memainkan botol itu, dengan bangga berkata, "Ini diberikan Presdir Mirani pagi tadi, dia suruh aku memberikannya kepada seseorang. Aku tidak percaya bahwa kamu tidak penasaran dengan siapa orang itu?"

Segera setelah aku mendengarnya, aku langsung mengambil botol obat itu dari tangan Lulu. Lulu memelototiku dan berkata dengan provokatif, "Tadinya masih bilang tidak suka, lihatlah ekspresi gugupmu itu."

Aku melihat merek dagang dan nama obat, itu adalah obat pelindung hati, dimakan ketika baru minum alkohol. Memegang botol obat itu, hatiku sangat kacau. Adegan kemarin muncul di benakku lagi. Isyana jelas mengatakan bahwa kita hanya rekan. Tapi kenapa dia masih peduli padaku, memberiku obat? Apakah ini hanya perhatian normal dari atasan untuk bawahan?

Aku menghela nafas. Menatap Lulu dan bertanya padanya, "Dia memberikannya kepadamu pagi tadi, kenapa kamu baru memberikannya kepadaku sekarang?"

Lulu memiringkan kepala, berkata dengan sombong, "Aku lihat kamu baik-baik saja, tidak perlu makan obat. Jadi aku pun membantu kamu menyimpannya. Lain kali kalau kamu membuat aku marah lagi, apa yang dititipkan Presdir Mirani padaku untuk kamu akan aku sita semua."

Sehabis mengatakan itu, Lulu dengan nakal mendengus.

Aku menatap Lulu dengan tatapan tak berdaya, kedepannya benar-benar tidak boleh menyinggung gadis kecil ini.

Melihatku tidak berbicara, Lulu berkata lagi, "Ugie, aku mau mengatakan sesuatu, tapi kamu jangan marah."

Aku mengangguk. Lulu melanjutkan, "Aku tidak tahu apa hubungan kamu dan Raisa. Tetapi menurutku kamu lebih cocok dengannya. Kak Raisa cantik dan bertemperamen. Dia juga cakap. Mending kamu mengejarnya untuk kembali ke sisimu?"

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum pahit. Bertanya balik, "Jadi maksudmu aku tidak cocok untuk bersama dengan Presdir Mirani?"

Sebenarnya aku ingin tahu, apakah menurut Lulu, aku dan Isyana cocok untuk bersama.

Lulu menatapku, tersenyum dan berkata, "Ugie, kamu berbakat dan cukup tampan. Tapi kamu seharusnya tahu bahwa orang-orang seperti kita tidak berada di dunia yang sama dengan Presdir Mirani. Orang-orang yang menyukai Presdir Mirani sangat banyak, tetapi aku selalu merasa bahwa pria yang bisa bersama dengan Presdir Mirani, setidaknya adalah pria yang seperti seorang pangeran, tampan, kaya, lembut dan penuh perhatian. Singkatnya, semua kelebihan yang dimiliki pria harus dimiliki dia. Dengan begitu, barulah dia pantas mendapatkan Presdir Mirani."

Lulu adalah orang yang polos dan sederhana, dia mengatakan yang sejujurnya sesuai isi hati, tidak mempertimbangkan apakah aku nyaman mendengarkan kata-kata itu. Tetapi aku tahu, dia berkata demikian juga untuk kebaikanku. Sebelumnya Robi pernah mengatakan sesuatu yang serupa juga. Meskipun aku tidak ingin mengakuinya, tapi aku tahu betul bahwa apa yang dikatakan mereka benar. Dunia Isyana dan aku berbeda total. Jika aku ingin mengejarnya, mungkin hanyalah akan menciptakan cerita konyol baru.

Ada tong sampah kecil di samping. Aku membidik dan melemparkan botol kecil itu ke dalamnya. Lalu menatap Lulu dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang sudah percaya kan, benar-benar tidak ada hubungan apapun antara aku dan dia. Pulanglah, lanjutkan makan, lalu sambung bekerja. Kemudian nantikan pertemuan dengan Pangeran Tampanmu minggu depan."

Ketika botol obat masuk ke tong sampah. Hatiku terasa agak sakit. Tapi aku tahu, ada beberapa hal yang harus dibiarkan berlalu ketika sudah waktunya, seperti Raisa! Dan ada beberapa orang yang seharusnya dilepas, haruslah dilepas, seperti Isyana.

Hari-hari dilalui dengan penuh ketegangan dan kesibukan. Minggu ini, kami mengeluarkan dua proposal, tetapi kedua-duanya ditolak lagi oleh kami sendiri. Kami terus tidak puas dengan hasil kami. Selalu merasa ada sesuatu yang kurang.

Selama periode ini, Bong Casa meneleponku sekali. Dia memberi tahu aku bahwa masalah alergi pengguna yang terjadi terakhir kali telah diselesaikan. Bahkan dia pun kaget dengan cara penyelesaiannya, beberapa anggota keluarga itu berinisiatif bertemu Kimia Farta dan menyatakan bahwa sebab alergi bukan karena menggunakan kosmetik, tapi karena penyalahgunaan sesuatu yang lain.

Bong Casa juga mengatakan kepadaku bahwa dia telah mencari tahu perihal balik layar masalah ini. Sayangnya, dia tidak memberi tahuku.

Keanehan masalah ini sekali lagi membuktikan dugaanku. Orang di balik layar pastinya bukan menargetkan Kimia Farta, tetapi Nogo. Mereka pastinya menyerah tindakan lebih lanjut karena mengetahui bahwa Kimia Farta dan Nogo telah menandatangani kontrak.

Sebenarnya, aku sendiri terus menganalisis masalah ini. Entah kenapa, aku selalu merasa bahwa masalah ini berhubungan dengan Shopi. Bagaimanapun juga, mereka pernah merebut kontrak Nogo banyak kali. Tapi aku bingung, Don Juan jelas sedang mengejar Isyana, kenapa dia malah melawan Nogo?

Pagi seminggu kemudian, aku bangun pagi-pagi sebelum semua orang bangun, duduk di ruang tamu sambil melihat berbagai data di komputer. Ketika aku sedang fokus, tercium aroma elegan.

Aku berbalik untuk mencari tahu, terlihat Lulu yang sedang berjalan masuk. Ketika melihat Lulu, aku terbengong. Gadis ini biasanya berpenampilan seperti murid. Tapi hari ini malah mengenakan gaun pas body. Gaun tidak mencapai lutut. Stoking hitam menyelubungi kaki putih. Penampilannya ini benar-benar memiliki tampilan feminin yang menawan.

Sambil menatap komputer, aku bertanya padanya, "Lulu, siapa yang mau kamu goda dengan penampilan ini? Apakah kamu tidak kedinginan."

Begitu aku berkata demikian, Lulu agak malu. Dia berjalan dengan hati-hati ke sisiku dan berkata dengan suara kecil, "Apakah kamu lupa? Kamu sudah berjanji untuk memberiku cuti sehari, hari ini dia datang."

Aku tiba-tiba teringat, segera menepuk kepalaku, "Oh, oh, aku ingat. Hari ini kamu mau bertemu teman online."

Selesai aku mengatakan itu, Lulu memukul lenganku dengan kuat. Kemudian memelototiku, tetapi masih saja tidak berani bersuara keras, berbisik padaku, "Ugie, kamu cari mati ya. Tidak bisakah kamu kecilin suaramu? Teman online apaan, dia pacarku."

Aku segera mengangguk-angguk, berbisik, "Ya, ya! Pacar kamu, pergilah kamu, aku beri kamu cuti sehari. Jangan pulang kemalaman."

Selesai aku bicara, aku kembali melihat komputer. Tetapi Lulu malah tetap berdiri di sampingku dan tidak pergi. Aku memandangnya dengan heran. Dia memelototiku, "Bagaimana caraku pergi? Sopir tidak ada di sini, aku juga tidak bisa mengemudi, kamu antar aku!"

Mobil perusahaan selalu ada di sini, untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terduga. Aku memiliki SIM sejak masa kuliah, jadi mengemudi tidak masalah bagiku. Tetapi masih ada pekerjaan yang harus ditangani hari ini. Aku awalnya ingin meminta Amori mengantarnya pergi. Tapi mengingat bahwa Lulu akan pergi bertemu dengan pria asing, aku agak khawatir dengan keamanannya, jadi lebih baik aku sendiri yang mengantarnya pergi.

Memikirkan hal ini, aku pergi mengabari Raisa dan Amori. Kemudian pun mengantar Lulu pergi.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu