Love And Pain, Me And Her - Bab 291 Unit Perawatan Intensif (ICU)

Aku megetahui bahwa Isyana sengaja mengatakan ini untukku. Tetapi dia tidak tahu bahwa saat ini aku sama sekali tidak peduli terhadap Don Juan.

Aku mulai khawatir tentang Isyana. Semua hartanya dengan tante Salim telah diinvestasi ke dalam proyek CB ini. Begitu muncul beberapa risiko yang tidak terkendali, maka konsekuensinya tidak dapat ditahankan. Meskipun sebelumnya Isyana sangat percaya diri pada proyek CB, tetapi dari perkataannya tadi, aku dapat merasakan bahwa dia sendiri juga tidak yakin.

Ketika aku sedang berpikir, tiba-tiba meja Sutan mereka itu menjadi sunyi. Aku menoleh dan melihat Sutan sedang memegang teleponnya, tidak tahu siapa yang meneleponnya. Setelah panggilan terhubung, logat berbicara Sutan segera beralih ke logat daerah. Ini pasti merupakan panggilan dari keluarganya.

Kita tidak bisa mendengar apa yang dikatakan di sana. Tetapi Sutan bertanya dengan cemas, "Ada apa? Bagaimana kondisi sekarang? Apakah sudah dibawa ke rumah sakit?".

Ekspresi dan nada bicara Sutan membuat semua orang tanpa sadar ikut gugup dan cemas. Dia mengatakan beberapa kata sebelum mengerutkan kening dan menutup telepon.

Begitu telepon ditutup, Veni bertanya kepadanya dengan cemas, "Sutan, ada apa?".

Sutan buru-buru berkata sambil mengemasi barang-barang di sekitarnya,

"Ayahku tiba-tiba mengalami serangan jantung dan sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Dia telah memasuki unit perawatan intensif (ICU)".

Kata-kata Sutan mengejutkan semua orang. Aku baru saja ingin bertanya beberapa kata lagi, Namun Sutan sudah mengambil tas dan menatap kami berkata, "Semuanya, aku minta maaf. Aku harus segera pulang, jika mempunyai masalah menggunakan telepon berkomunikasi saja."

Robi juga sangat gelisah, tetapi dia masih bertanya kepada Sutan, "Sutan, sudah sangat larut, apakah masih ada mobil?".

Sutan mengangguk segera, "Ada kereta di tengah malam, seandainya tidak ada mobil maka aku akan naik kereta pulang".

Veni juga membantu Sutan untuk mengemas bajunya. Dia berkata dengan cemas kepada Sutan, "Sutan, haruskah aku menemani kamu pulang?".

Sutan menatap Veni dengan penuh kasih, kemudian pandangannya mengarah ke Beibei yang berada di sampingnya. Dengan membawa perasaan sedikit tidak berdaya berkata, "Veni, Direktur Wu menitipkan Beibei kepada kita sebelum dia pergi melakukan perjalanan bisnis. Kita tidak boleh mengirim anak itu pergi begitu saja. Jadi, kamu harus tinggal di rumah untuk menjaga Beibei, jika ada apa, aku akan menghubungi kamu. Mengenai pendaftaran, tunggu aku pulang baru kita bahas lagi.

Veni mengangguk dan diam. Semua orang mengantar Sutan keluar. Setelah Sutan pergi, suasana di bar langsung menjadi gelisah. Hari ini jelas untuk merayakan kebahagiaan Sutan dan Veni. Tetapi tidak terpikir akan terjadi hal seperti ini. Wajah Veni menjadi kusam. Tentu saja, dia sedang khawatir tentang keluarga Sutan.

Pendaftaran pernihakan Sutan dan Veni menjadi kacau, hal ini membuat semua orang merasa sedikit kecewa. Tetapi beberapa hari ini aku justru terus-menerus mendapatkan hal-hal yang baik. Yang pertama adalah abang Rahman sudah mentransfer uang kepadaku. Hal yang lainnya adalah bahwa negoisasi Elisna bersama pemilik bar BOSS berlangsung sangat lancar. Sewa ini berakhir delapan bulan lagi, ditambah beberapa peralatan yang tersisa, total 400 juta rupiah mengambil alih seluruh bar BOSS.

Setelah membayar uang dan menandatangani kontrak. Aku mengambil kunci, sendirian datang Bar BOSS.

Sebelumnya aku datang ke sini sebagai tamu. Kali ini, aku sudah menjadi pemilik di sini. Pemilik sebelumnya cukup baik, kecuali alat laser yang dia ambil, sisanya dia tinggalkan untukku. Termasuk bir dan air, dia juga tidak mengambilnya.

Melihat aula yang kosong, aku merasa sangat nyaman. Berjalan ke depan bar, membuka sebotol bir, menambahkan sepotong lemon, kemudian menambahkan dua es batu lagi. Sambil minum, aku melihat sekeliling aula.

Aku tidak bermaksud untuk membongkar meja bar ini, biarkan begitu saja. Kedepannya ketika semua orang merasa lelah dari pekerjaan, mereka bisa datang ke sini untuk minum. Ini juga merupakan cara yang baik untuk beristirahat. Meja dan kursi di aula harus diganti, karena benda-benda ini tidak bisa digunakan sebagai meja kerja.

Ketika aku sedang berpikir tentang bagaimana menata ruangan aula, telepon tiba-tiba berdering. Setelah melihat merupakan panggilan dari Jane. Begitu aku mengangkatnya, aku langsung mendengar suara Jane yang manis melalui telepon, "Ugie, apakah kamu memiliki waktu di malam hari? Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu."

Aku langsung tertawa dan menjawab dengan santai, "Nanti malam ada, sekarang juga ada. Jika kamu bisa keluar sekarang, langsung datang saja ke bar BOSS. Aku menunggumu di bar."

Jane sama sekali tidak terkejut jika aku berada di bar BOSS. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan tiba sebentar lagi.

Sambil meletakkan telepon, aku membawa gelas bir itu melihat sekeliling. Aku sedang memikirkan dekorasi sederhana di beberapa tempat.

Aku juga tidak tahu waktu berlalu berapa lama, tiba-tiba pintu bar terbuka. Ketika menoleh, aku melihat Jane yang mengenaikan jas putih berjalan kemari. Begitu dia memasuki pintu, dia tampak sedikit terkejut. Sambil melihat aula bar yang hanya ada aku sendirian, dia bertanya dengan aneh, "Ugie, bagaimana dengan orang-orang bar?".

Karena suasana hatiku yang baik, aku bercanda dengan Jane. Aku tersenyum dan bertanya kepadanya, "Siapa lagi yang kamu cari? Apakah aku bukan orang?".

Jane terkikik. Dia melihat sekeliling dan bertanya, "Ugie, jangan bilang denganku, kamu sudah mengambil alih bar ini!".

Aku menyesap bir dan mengangguk dengan bangga pada Jane.

Jane semakin terkejut. Dia menatapku dan bertanya, "Apakah kamu ingin membuka bar?".

Jane tidak mengetahui bahwa aku ingin melakukan bisnis, aku juga tidak menyembunyikannya, dan berbicara dengan singkat kepada Jane bahwa aku ingin berwirausaha. Begitu aku selesai berbicara, Jane berkata dengan gembira,

"Ugie, idemu sangat bagus. Kebetulan aku juga bisa membantumu. Stasiun kami bekerja sama dengan banyak perusahaan, dan perencanaan pemasaran beberapa perusahaan adalah alih daya. Pada saat itu, aku bisa memperkenalkan kepadamu."

Kata-kata Jane menyentuh hatiku. Setelah mengenal Jane begitu lama, dia telah banyak membantuku. Dan sebaliknya aku sepertinya belum pernah membantunya, hal ini membuat aku merasa sedikit malu.

Menatap Jane, aku pura-pura bertanya dengan santai, "Jane, kamu telah banyak membantuku, bagiamana cara aku berterima kasih kepadamu?".

Setelah aku selesai berbicara, ekspresi Jane tiba-tiba berubah. Dia menoleh menatapku, pandangannya sangat lembut. Sejenak kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Jika kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, kamu menyerahkan diri saja."

Setelah selesai mengatakan, Jane tertawa terkikik. Aku belum menjawab, Jane langsung berkata lagi, "Sudahlah, mari kita bicara hal yang serius."

Dengan mengatakan, dia menemukan tempat untuk duduk. Aku memberinya secangkir kopi dan duduk di depannya. Aku kemudian mendengar Jane berkata, "Ugie, apakah kamu masih ingat terakhir kali aku mengatakan denganmu tentang masalah Riski?".

Aku mengangguk.

Jane melanjutkan, "Sebelumnya kami menemukan bahwa Armin dari PT.Nogo selalu berkomunikasi dengannya. Kemudian, aku menyuruh kamu memperhatikan Armin. Sayangnya, sejak kamu mengundurkan diri dari PT.Nogo tidak ada berita tentang masalah ini lagi. Tetapi baru-baru ini, aku tiba-tiba mendapatkan sesuatu yang tidak terduga. Aku menemukan bahwa Armin selalu berkomunikasi dengan orang ini".

Dengan mengatakan itu, Jane membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa foto dari tas tersebut.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu