Love And Pain, Me And Her - Bab 303 Makan Malam Kedua Keluarga

Jane merasa apa yang dikatakan dirinya sedikit keterlaluan, dia menatapku. Segera mengalihkan pembicaraan, “Ugie, tidakkah kamu merasa dana sekarang masih sedikit. Rencana Makan Teman Lama, harus tayang di TV, kalau sampai ratusan juta saja tidak bisa dikumpulkan. Nama baik perusahaan-perusahaan ini juga menjadi buruk.”

Aku setuju dengan perkataan Jane. Aku ingin meningkatkan nominal dana yang aku sumbangkan, hanya saja kemampuanku terbatas. Kalau ditingkatkan lagi, ini akan mempengaruhi pengoperasian perusahaan. Aku juga ingin mencari perusahaan lain, tapi tanggal pembukaannya sudah dekat, waktunya terlalu sempit, dan tidak mudah mencari perusahaan lain.

Melihat diriku termenung. Jane tiba-tiba batuk sebentar, dia menatapku, berkata dengan serius, “Ugie, aku setuju dengan Rencana Makan Teman Lama. Bagaimana kalau begini saja, aku pribadi menyumbangkan 40 juta. Anggap saja sebagai bantuan kepada pendidikan anak-anak yang tertinggal dan desa pegunungan.”

Aku sedikit terkejut menatap Jane. Aku mengerti, dia menyumbangkan ini tidak lain hanya sebuah retorika, sebenarnya dia ingin membantuku melakukan ini dengan sempurna.

Sudah terlalu banyak Jane membantuku. Aku tidak berani merepotkannya dan membiarkannya menghabiskan banyak uang. Aku tanpa ragu menggelengkan kepala dan berkata, “Lupakan! Modal awal untuk acara ini, lebih baik diselesaikan dalam bentuk pendanaan perusahaan. Untuk sementara tidak menerima sumbangan pribadi!”

Alasan aku mengatakan ini adalah untuk menolak Jane, aku terlalu banyak berhutang padanya. Perkataanku sedikit mengecewakan Jane. Dia menatapku sedikit tidak puas. Aku takut dia berdebat denganku tentang masalah ini. Lalu, aku dengan cepat mengalihkan pembicaraan, menatap Jane dan berkata, “Aku pikir lebih baik menelepon Sutan. Bertanya pada perusahaan mereka apakah tertarik?”

Ayah Sutan telah selesai melakukan operasi, dan pulih dengan baik. Mungkin dalam beberapa hari ini sudah bisa pulang. Jane juga setuju dengan rencanaku, laipula ini juga merupakan kesempatan untuk mempublikasikan perusahaan mereka.

Mengeluarkan hp, langsung menelepon Sutan. Berdering beberapa kali, terdengar suara lelah Sutan dari sana. Akhir-akhir ini dia berada di rumah pasti sangat lelah.

Pertama-tama aku menanyakan kabar ayahnya, Sutan memberitahuku sudah baikan dan operasi berjalan lancar. Setelah mengobrol sebentar, aku baru menceritakan Rencana Makan Teman Lama kepadanya, bertanya apakah perusahaannya tertarik untuk bergabung.

Yang membuatku tidak menyangka adalah, begitu aku selesai mengatakannya, Sutan segera berkata, “Ok, boleh! Perusahaan kami akan menyumbangkan 60 juta ditambah properti seharga 100 juta. Karena Indoma Food adalah perusahaan makanan, dalam hal ini lebih memudahkan kalian.”

Jawaban sutan membuat hatiku senang, dan juga terkejut, aku bertanya padanya, “Sutan, kamu tidak perlu mendiskusikannya terlebih dulu kepada Direktur Wu?”

Sutan tertawa keras, dengan sangat santai dia berkata, “Ugie, tidakkah kamu terlalu meremehkanku? Bagaimanapun juga aku Direktur marketing. Apakah aku tidak bisa mengambil keputusan dalam hal ini? Kamu ingat, ketika mempromosikan jangan melupakan perusahaan kami.”

Aku tersenyum. Tampaknya aku terlalu khawatir.

“Oh iya, tiket pesawatku hari lusa. Kebetulan bisa mengikuti acara pembukaan usahamu.”

Aku menyetujuinya dengan senang. Setelah mengobrol beberapa kata, kita berdua mematikan telepon.

Aku menghitung secara kasar, ditambah dengan bantuan dana Sutan seharusnya sudah cukup. Sekarang total dana yang terkumpul sebanyak 220 juta, diluar properti seharga 100juta. Tapi hatiku tetap memikirkan PT.Nogo Internasinal , alasan mengapa aku tidak menelepon Isyana. Karena Jane ada di sini, aku ingin menghubungi Isyana setelah pulang, dengan begini bisa mengobrol lebih banyak dengannya.

Niatku ini terlihat oleh Jane. Dia bangkit, mengambil tas dan berjalan ke pintu sambil berkata, “Ditambah dengan uang yang dikeluarkan PT.Nogo Internasinal , aku pikir dana Rencana Makan Teman Lama setidaknya sudah mencapai 300 juta. Lanjutkan persiapan kalian, aku pulang dulu untuk membuat kerangka wawancara. Di hari pembukaan usaha baru datang lagi.”

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. Mengantar Jane keluar, dia tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Oh iya, di hari pembukaan usaha, kamu harus memakai pakaian yang lebih bagus. Aku sendiri yang akan mewawancaraimu.”

Aku tersenyum sambil mengiyakan.

Setelah mengantar Jane, aku dan Deren secara singkat mendiskusikan detail upacara pembukaan dan pulang.

Sesampai di rumah, aku segera mandi. Aku merasa sedikit lapar, malam hari tidak makan, aku terlalu sibuk sampai melupakannya. Tidak ada makanan di rumah, aku memasak semangkuk mie instan.

Duduk di sofa, sambil menungguk mie instan matang, aku mengeluarkan hp, mengirim pesan kepada Isyana. Sejak aku meninggalkan PT.Nogo Internasinal , aku tidak pernah mengirimkan pesan kepada Isyana. Aku memegang hp, hatiku sedikit bersemangat. Setelah berpikir cukup lama, aku baru mengetik beberapa kata.

“Isyana, apakah kamu sibuk sekarang?”

Setelah mengirimnya, mie instan juga sudah matang. Isyana tidak membalas pesanku. Aku hanya bisa menunggu balasan Isyana sambil memakan mie.

Setengah mangkuk mie habis ku makan, hp-ku baru berdering. Aku sibuk mengambilnya, dan melihat balasan Isyana: “Aku sedang makan diluar, kenapa, ada masalah?”

Sudah pukul sepuluh lebih, dengan siapa Isyana makan di jam segini? Awalnya aku tidak ingin menanyakannya, tapi tidak tahan dan tetap bertanya padanya: “Ada sedikit masalah, tunggu setelah kamu selesai makan baru membahasnya. Hari ini sangat dingin dan sudah malam, kenapa masih keluar dan makan bersama orang lain?”

Aku malu bertanya langsung kepadanya makan bersama siapa, jadi dengan lembut menanyakannya.

Isyana secara alami mengerti trik kecil ini. Dia dengan cepat menjawab, “Dengan Don Juan, orang tua Don Juan, dan ibuku. Tapi hampir selesai, apa yang ingin kamu katakan, katakan sekarang saja melalui pesan.”

Melihat balasan pesan Isyana, aku sedikit tertegun. Menatap layar dengan konyol, bahkan lupa memakan mie instan di mulutku. Aku tidak mengerti, acara makan malam apa ini? Bahkan orang tua juga ikut?

Semakin aku memikirkannya semakin tidak nyaman hatiku. Rasa cemburu perlahan muncul dari hatiku. Aku melemparkan hp-ku ke sofa, dan tidak berencana membalas pesan Isyana.

Menyalakan sebatang rokok, menghisap dengan kesal. Malam ini, Kalin baru memberitahuku, Don Juan sekarang sedang mengejar Isyana, setiap hari mengirimkan bunga segar. Tidak disangka, malam ini, keluarga mereka berdua makan bersama.

Semakin memikirkannya, hatiku semakin tertekan. Perasaan tidak menyenangkan semakin lama semakin kuat. Entah kenapa, aku merasa masa depanku dengan Isyana semakin tidak jelas. Dia mengatakan setelah proyek cb berakhir, akan mulai mempertimbangkan masalah pribadinya. Aku benar takut setelah proyek ini selesai, dia sudah menjadi pacar Don Juan.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu