Love And Pain, Me And Her - Bab 168 Keputusan

Aku tersenyum dingin sebentar, melihat pria itu, berkata dengan perlahan, “Pak Duan , kamu jangan emosi dulu, dengar aku sampai habis dulu.”

Sambil bicara, aku mengambil tas kerja, mengambil keluar semua berkas iklan yang dirilis tahun ini oleh stasiun TV. Meletakkan di depan meja kantor Kepala stasiun TV Duan, aku melihat pria itu, lanjut berkata, “Pak Duan , gugatan hanya adalah sebuah cara saja, namun bukanlah tujuan terakhir. Kamu lihat dulu sebentar, ini adalah semua iklan kita di stasiun TV tahun ini. Tentu saja, isinya hanya kira-kira saja. Tapi aku bisa dengan sangat jelas memberitahu kamu, iklan di sini, ada 2/3 lebih itu melanggar peraturan. Ada yang berupa iklan palsu, ada juga penyiaran palsu.”

Sebenarnya iklan-iklan yang aku bilang ini, di stasiun TV setempat sudah sangat sering ditemukan. Terlebih lagi beberapa yang menjual obat, menjual suplemen, dan juga beberapa pidato yang disebut dengan wawasan mengenai kesehatan. Di dalamnya ada lebih dari 99% semuanya melanggar peraturan. Tapi tidak ada orang yang melapor atau orang yang melapor terlalu sedikit, tidak mendapat perhatian yang serius. Ditambah stasiun memang juga mau mendapat pemasukan tambahan, jadi biasanya juga dibiarkan begitu saja.

Sekali mendengar aku berkata seperti ini, sikap kepala stasiun Duan agak sedikit mendingan. Dia tidak berbicara, mengambil dokumennya, mengerutkan dahi melihat. Sebaliknya aku di samping lanjut menjelaskan, “Sebelum mengunggat, aku berencana mengundang beberapa media cyber. Seperti TIRTO.ID, wartawan website DETIK, dan juga beberapa penulis forum yang berpengaruh. Aku ingin meminta mereka peduli dengan kita sebentar. Sebagai sebuah stasiun TV tingkat provinsi, malah dipenuhi dengan begitu banyak iklan palsu. Alasannya dimana? Tentu saja, aku sendiri mengira, alasan utama berada pada kemampuan managemen pemimpin stasiun TV yang terbatas, atau karena untuk mendapatkan tambahan, melanggar etika profesi, menyalahgunakan profesi untuk mendapatkan “keuntungan”, menjadi platform untuk iklan-iklan palsu seperti ini.”

Kali ini, aku langsung membuka kartu terakhirku ke Kepala stasiun TV Duan. Ekspresi wajah Kepala stasiun TV Duan bertambah lebih tidak enak dilihat lagi. Tapi pria itu malah tidak menyangkal perkataanku.

Berunding harus mengerti kelemahan lawan! Berhubungan dengan Kepala stasiun TV Duan, harus mengerti terlebih dahulu kelemahannya dimana? Sebenarnya sangat sederhana, kedudukan pria itu merupakan kelemahannya. Asal membuat hal ini menjadi sebuah berita panas, memanfaatkan kecepatan serangan dan penyebaran media cyber, hal ini juga tidak sulit.

Kepala stasiun TV Duan adalah pemain lama, aku mengatakan dengan jelas seperti ini, dia tentu jelas keuntungan dan kerugiannya.

Setelah selesai membaca dokumen yang aku siapkan, meletakkan di samping. Kepala stasiun TV Duan mengerutkan dahi, sikap birokratiknya tidak berkurang, menghela nafas berkata, “Ugie, aku masih perlu sangat berterima kasih ke kamu! Kalau bukan kamu membuat dokumen ini, aku masih sungguh tidak tahu, stasiun TV ternyata ada begitu banyak iklan yang melanggar peraturan. Kelihatannya, perlu dibenahi.”

Aku tersenyum kecil mendengarkan, tidak berbicara sepatahpun. Tapi aku mengerti, pria ini mencari alasan untuk menghindari kekakuan. Yang akum au itu sikapnya seperti ini AKu tentu juga tidak sungguhan ingin mati bersama, mengingat seperti itu juga tidak baik untuk siapapun.

Kepala stasiun TV Duan lanjut berkata, “Ugie, data yang kamu buat ini bagus sekali, sangat kuat. Tinggalkan di sini dulu saja. Aku berencana mengadakan rapat dulu, meminta rekan kerja di stasiun TV merundingkan dengan baik. Mengenai syarat yang tadi kamu ajukan. Pada dasarnya aku tidak setuju. Tapi pertama kalian PT. Nogo adalah korban, kedua kalian juga merupakan perusahaan iklan terkemuka di kota kita. Akhir-akhir ini pemerintah kota mengusulkan mau mengiring perusahan menegah dan menegah ke bawah, aku pikir stasiun TV kita juga seharusnya membuat kontribusi kecil untuk perusahaan seperti kalian ini. Tapi aku sekarang belum bisa menjawab kamu, begini saja, aku adakan rapat dulu. Setelah selesai rapat, aku bisa memberitahu hasilnya ke kalian.”

Kepala stasiun TV Duan benar adalah iguana yang bisa berubah warna sesuai lingkungan. Awal dan akhir tidak lebih dari belasan menit, sikapnya sudah mengalami perubahan yang sangat besar. Tapi dia juga mengatakan dengan begitu alami, sikap birokratiknya juga tidak berkurang sedikitpun.

Aku merasa sudah mau menang dan menarik pasukan, langsung tersenyum kecil berkata ke pria itu, “Pak Duan , kita di sini sangat mendesak. Kimfar sana mendesak kami, apa besok kamu bisa memberiku kabar?”

Aku juga kembali sungkan seperti awal. Mengingat di kemudian hari masih mau lanjut berhubungan dengan pria itu.

Kepala stasiun TV Duan langsung mengangguk, “Baik, besok, tunggu saja kabar dariku.”

Keluar dari stasiun TV, suasana hatiku sangat baik. Meski bagaimanapun juga, hal ini akhirnya ketemu titik terang juga. Pengacara Lu langsung kembali ke kantor pengacara, aku dan Isyana kembali ke kantor. Sama seperti biasanya wanita itu yang mengemudi, aku duduk di kursi sebelah pengemudi.

Suasana hati Isyana sangat baik, tapi wanita itu sedikit banyak agak khawatir. Wanita itu mengemudi sambil tanya ke aku, “Ugie, kamu bilang apa pak Duan benar bisa menyetujui ketiga syaratmu?”

Aku dengan percaya diri tersenyum sebentar, melihat Isyana berkata, “Meski dia tidak setuju sepenuhnya, setidaknya juga perlu memenuhi 80 persen permintaan kita. Sebenarnya dia juga tidak terbilang rugi, setidaknya biaya iklan sebelumnya kita juga sudah bayar. Hanya saja dia memberikan kita keuntungan tambahan lagi saja.”

Isyana juga tersenyum, senyuman yang ceria dan cemerlang. Beberapa waktu ini memang terlalu tertekan, baik wanita itu maupun aku.

Sama seperti perkiraanku, keesokan siangnya, Kepala stasiun TV Duan sendiri menelpon Isyana. Dia memberitahu Isyana keputusan hasil perundingan mendalam rapat stasiun TV. Untuk masalah kali ini, kita putuskan memberi penggantian kerugian. Penggantian kerugian juga tidak jauh berbeda dengan yang aku ajukan. Tapi permintaanku durasi iklan 60 detik diganti menjadi 45 detik. Penayangan kedua dipercepat pemutarannya, hanya menayangkan pemandangan dua terakhir. Masa penanyangan dari yang aku ajukan 1 tahun, diubah menjadi 10 bulan. Isyana memanggilku ke ruang kerjanya lagi, dia sengaja menanyakan pendapatku, aku tentu saja setuju. Sebenarnya hasilnya lebih bagus lagi dari yang kuperkirakan.

Selesai telpon dengan Kepala stasiun TV Duan, Isyana akhirnya menghelakan nafas panjang. Meletakkan telpon, wanita itu melihatku, tersenyum kecil berkata, “Ugie, mulai besok, pindah ke ruang kerja CEO. Kamu asisten khusus ini, juga sudah seharusnya mengambil alih posisi.”

Perkataan Isyana, membuatku kaku seketika. Aku ingin membantu Isyana, tapi aku semakin merasa, kalau kita terus menjadi rekan kerja seperti ini, akan merugikan dan tidak ada membawa sedikitpun keuntungan bagi hubungan kita.

“Ugie, ada apa denganmu?”

Isyana melihat aku tidak berbicar, dia penasaran bertanya ke aku.

Aku dalam hati masih sedang mempertimbangkan seharusnya mau bagaimana menyampaikan ke wanita itu tentang pengunduran diri. Aku sudah memikirkan lama sekali hal ini, sekarang juga sudah sampai waktunya untuk mengakhiri. Belum sempat perkataanku keluar dari mulut, ponsel tiba-tiba berdering. Mengambil keluar dan melihat, itu Raisa.

Aku mendongak melihat Isyana sekilas, awalnya ingin keluar menerima telpon. Tapi sekali terpikir, aku dan Raisa dari dulu sudah berakhir, Isyana juga bukannya tidak tahu hubungan di antara kami, lebih baik bergaya alami sedikit.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu