Love And Pain, Me And Her - Bab 135 Mencari Tahu Kebenaran

Hal pertama yang dilakukan Isyana adalah meminta Lulu untuk menelpon ke pengacara. PT. Nogo Internasional tidak memiliki departemen hukum pribadi, semua masalah mengenai hukum diserahkan kepada pengacara dari pusat hukum.

Setelah Lulu selesai menelpon, Isyana melihat ke aku sambil bertanya, "Ugie, apa yang terjadi pada hari itu?"

Aku menatap ke Nasrudin Nasir sebelum menjawab Isyana, "Pesanan ini adalah milik Amori. Tetapi Amori dan kamu sedang bekerja di luar kota, jadi direktur Nasir pun mengirim aku ke pusat stasiun televisi. Orang yang menyambut aku di sana bernama Riski Rahman. Aku bisa memastikan bahwa video sampul yang dia perlihatkan kepada aku kemarin tidak mencakupi bagian terakhir tadi. Kalau ada, aku tidak akan mau tanda tangan"

Setelah aku selesai berkata, Nasrudin Nasir langsung berkata, "Presdir Mirani, alasan pertama mengapa aku bisa mengirim Ugie ke sana itu karena bagian stasiun televisi sana terus meminta kita untuk mempercepat gerakan sementara kalian belum pasti tanggal berapa bisa pulang. Kalau iklan tidak bisa ditayangkan pada tanggal yang telah ditetapkan, perjanjian kontrak kita terhadap KIMFAR pun tidak bisa tercapai. Alasan kedua adalah, pesanan itu pesanan yang ditarik oleh Ugie, sehingga dia pasti tidak asing dengan kondisi dalam perusahaan itu. Aku merasa sebagai seorang pengiklan yang profesional, mengaudit sebuah video sampul seharusnya bukan masalah yang sulit. Tetapi aku tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu"

Kata-kata Nasrudin membuat alisku mengerut, maksud kata-kata dia jelas sedang berkata masalah seperti ini terjadi karena aku kurang profesional. Hal ini membuat aku merasa sedikit marah, padahal dia yang menyuruh aku untuk melakukan hal yang tidak tercakup dalam kawasan pekerjaan aku, sekarang terjadi masalah dia malah mendorong semuanya kepada aku.

Isyana hanya diam saja dengan alis mengerut.

Kediaman kami bertiga membuat suasana kantor menjadi agak canggung. Setelah beberapa saat, dari luar terdengar suara ketukan pintu dan Isyana pun berkata 'masuk'. Lulu masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang khawatir.

Lulu berkata dengan suara kecil, "Presdir Mirani, orang Biro Industri dan Perdagangan sudah tiba. Saya sudah membawa mereka ke ruang rapat kecil, anda mau menjumpai mereka secara pribadi atau mau saya meminta orang bagian administrasi untuk menjumpai mereka saja?"

Karena kami memerankan pihak pembuat iklan, kemunculan orang Biro Industri dan Perdagangan sama sekali tidak mengejutkan. Setelah berpikir, Isyana pun berkata, "Memberi tahu bagian administrasi, aku akan pergi ke sana juga sekarang"

Sambil berkata, Isyana pun berjalan ke arah pintu. Setelah tiba di depan pintu Isyana menoleh ke aku dan Nasrudin lagi, "Kalian pulang dulu saja, aku akan mencari kalian lagi kalau ada urusan lain"

Awalnya aku mengira Isyana akan meminta aku pergi ke ruang rapat kecil bersamanya, siapa tahu dia malah meminta aku untuk pulang.

Aku dan Nasrudin keluar dari ruangan Isyana bersama, pada saat aku mau kembali ke ruanganku, Nasrudin tiba-tiba memanggil aku, "Ugie, tunggu sebentar"

Aku menoleh ke Nasrudin dengan wajah tidak berekspresi, Nasrudin memberi aku sebuah senyuman kecil, kali ini adalah pertama kali aku melihat dia tertawa, tetapi tidak tahu mengapa, senyuman dia membuat aku merasa agak ketakutan.

Nasrudin berkata, "Kalau sudah terjadi masalah, tentu saja harus ada yang bertanggung jawab, aku mengingatkan kamu dulu, siapkan mental kamu"

Setelah berkata, Nasrudin langsung berputar balik badannya dan meninggalkan tempat, sisa aku yang masih berdiri di tempat dengan bodoh.

Maksud kata-kata Nasrudin sudah sangat jelas, mau bagaimana pun hasil masalah ini, orang yang harus bertanggung jawab tetap adalah aku.

Sementara rapat mereka dibubarkan lebih awal, setelah kembali ke departemen sales, banyak rekan kerja menghampiri aku dan mengucapkan selamat. Aku hanya bisa memaksa untuk senyum, untuk sekarang aku masih belum boleh memberi tahu mereka.

Pada saat itu, Armin tiba-tiba lari ke dalam ruangan dan berteriak, "Informasi penting"

Sebelum sempat selesai berkata, Armin pun menyadari keberadaan aku di tengah keramaian, dia melamun sejenak sebelum tertawa dengan dingin, "Hei! Bukannya ini asisten besar kita? Mengapa masih berada di ruangan departemen sales kita yang kecil ini? Kamu tidak pergi absen di ruangan direktur?"

Kata-kata Armin membuat kemarahan aku memuncak, tetapi aku tetap menahannya. Aku tidak boleh membuat situasi semakin kacau lagi. Melihat aku mengabaikannya, Armin tertawa dengan dingin sebelum menoleh ke yang lain dan berkata dengan nada suara menghina, "Iklan kita yang tertayang di stasiun telivisi melanggar aturan, iklannya sudah diturunkan sekarang. Katanya kesalahan ini disebabkan oleh seoarang asisten besar yang kurang teliti dalam proses audit"

Masalah baik tidak disebar, tetapi masalah buruk disebar ke seluruh dunia. Armin telah mengetahui hal ini dan dia bahkan sengaja menyebar masalah ini kemana-mana.

Sebelum Armin selesai berkata, tatapan semua orang sudah tertuju ke aku. Mungkin mereka juga merasa semua ini terlalu dramatis. Dalam waktu satu hari yang pendek ini, aku berubah dari dipecat menjadi dinaikkan menjadi asisten pribadi, dan sekarang aku melakukan kesalahan besar lagi.

Pikiranku sangat kacau sekarang. Aku berusaha untuk bersikap tenang dan tidak dipengaruhi oleh mereka. Hal pertama yang harus aku lakukan sekarang adalah pergi ke stasiun televisi untuk mencari Riski . Aku harus mencari tahu mengapa semuanya bisa menjadi begitu.

Berpikir sampai sini, aku pun lansung keluar dari kantor, naik taksi ke stasiun televisi tanpa meminta izin dengan Kalin"

Di dalam taksi, aku terus menganalisis masalah itu dengan teliti. Riski pasti mengetahui hal ini. Karena dia adalah orang yang menyerahkan video sampul ke stasiun televisi. Aku bisa tahu di bagian mana yang bermasalah asal aku bertanya kepada dia.

Setelah tiba di stasiun televisi, aku pun buru-buru masuk ke dalam. Hal yang membuat aku kecewa adalah ruangan Riski itu berada di dalam keadaan terkunci. Aku bertanya kepada karyawan lain dan mereka semua menjawab tidak tahu.

Aku berdiri di lobi yang kosong dengan frustrasi. Tiba-tiba aku tidak tahu harus bagaimana, pada saat itu, sebuah nama muncul di pikiranku, Jane. Iya, Jane itu satu departemen dengan Riski, berarti dia pasti bisa membantu aku mencari Riski .

Berpikir sampai sini, aku langsung mencari nomor telpon yang Jane berikan kepada aku kemarin. Aku pun langsung menelponnya, setelah beberapa saat telpon akhirnya terhubung. Suara Jane yang dering pun berdering.

"Ugie, kenapa kamu tiba-tiba menelpon aku? Kamu sudah memutuskan mau memberi aku sedikit informasi internal ya?:

Setelah berkata, Jane sendiri pun mulai tertawa. Dia masih mengingat dengan hal kemarin. Tetapi aku tidak memiliki suasana hati untuk bercanda dengannya sekarang, jadi aku pun langsung berkata, "Jane, kamu di stasiun televisi kan? Aku ada urusan, ingin bertemu dengan kamu"

Mendengar nada suara aku yang buru-buru, Jane langsung berkata, "Baik, aku di aula sekarang. Kamu dimana?"

Aku langsung menjawab, "Tunggu aku, aku pergi mencari kamu sekarang"

Setelah itu aku langsung mematikan telpon dan masuk ke elevator untuk turun ke lantai bawah.

Aula stasiun televisi sedang berada di kondisi ramai sekarang. Sementara Jane terlihat sangat mencolok di tengah keramaian dengan tubuhnya yang tinggi dan elegan, ditambah cara berpakaian dia sangat layak, semua hal itu membuat dia menjadi pusat tatapan semua orang.

Pada saat Jane melihat aku dan baru mau menyapa aku, aku langsung berkata, "Jane, apakah kamu bisa membantu aku mencari Riski ?"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu