Love And Pain, Me And Her - Bab 544 Perjalanannya 30 Tahun

Begitu aku mengucapkan kata-kata itu, ayah tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. Ayah menatapku sekilas dan menghela nafas, lalu berkata "Saat itu, aku melangkah maju dan menghentikan ibumu. Aku bertanya di mana kantor kepala sekolah. Aku ingat dengan jelas, tatapan matanya saat melihat diriku agak sedikit menghindar. Saat itu, aku berkeliaran sepanjang hari, penampilanku tampak berdebu dan kusam. Di pandangan matanya, aku seharusnya tidak muncul di tempat seperti sekolah itu. Tapi dia masih tetap memberitahuku bahwa kantor kepala sekolah ada di lantai tujuh. Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan pergi. Aku juga tidak tahu saat itu darimana aku mendapatkan keberanian, aku segera melangkah maju dan menghentikannya. Aku bertanya siapa namanya, dia ragu-ragu sejenak, tetapi tetap memberitahuku. Aku bertanya lagi bagaimana cara menghubungi dirinya, tetapi dia menolak untuk berbicara lebih banyak. Lalu berbalik dan langsung pergi "

Berbicara sampai di sini, ayah tersenyum malu. Aku juga ikut tertawa, jika dipikirkan cara berkontak antara orang-orang sangat polos di zaman ayah. Ayah berani menanyakan informasi kontak ibu seperti ini, bisa dibilang cukup alternatif.

Ayah menyesap bir dan melanjutkannya "Hari itu aku menemui kepala sekolah. Perbincangan di antara kami cukup lancar. Tetapi pada beberapa potongan harga dan masalah lainnya, aku tidak memiliki wewenang seperti itu. Aku memberitahu kepala sekolah bahwa aku akan membahasnya dengan Presdir Mirani, setelah itu akan menghubunginya kembali. Begitu aku kembali ke perusahaan hari itu, aku mengatakan semua ini kepada Djarum. Saat itu, hubunganku dengan Djarum sangat baik, tidak seperti atasan dengan bawahan pada umumnya. Lebih mirip ke hubungan pertemanan. Selain perihal aku bertemu dengan kepala sekolah, aku juga mengatakan kepadanya bahwa aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Aku ingat saat itu Djarum juga menggodaku dan mengatakan bahwa aku belum pernah melihat dunia, menjumpai seorang wanita, langsung mengganggapnya wanita cantik "

Ayah berbicara sampai di sini, langsung berhenti sejenak. Memegang gelas anggur, meneguknya. Cerita berikutnya, rasanya aku bisa menebaknya dengan samar-samar, tetapi aku tidak mengatakannya dan menunggu ayah melanjutkannya.

Setelah meletakkan gelas anggurnya, Ayah perlahan berkata, "Kejadian ini seharusnya berlalu begitu saja. Aku hanya menganggapnya sebagai pertemuan secara tidak sengaja. Karena dalam hatiku, aku merasa bahwa aku sama sekali tidak layak untuknya, jangankan keinginan untuk mengejarnya. Pesanan ini Djarum secara pribadi menyelesaikannya. Aku pikir pesanan ini berlalu begitu saja tanpa ada kabar selanjutnya. Tetapi tidak disangka, sekitar seminggu kemudian. Suatu malam, aku sedang bekerja lembur di perusahaan. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Djarum, Djarum memintaku mengemudi ke sebuah hotel untuk menjemputnya. Di dalam telepon saat itu, aku mendengar sepertinya dia agak sedikit mabuk. Tanpa memikirkan apapun, aku langsung melepaskan pekerjaanku. Aku mengemudi mobil Santana satu-satunya di perusahaan pergi ke hotel itu. Yang tidak terpikirkan olehku adalah di hari itu ada tiga orang yang keluar dari hotel. Selain Djarum, ada kepala sekolah, dan satunya lagi adalah ibumu. Aku saat itu sangat terkejut, tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Setelah mereka bertiga masuk ke dalam mobil, aku bisa merasakan bahwa kepala sekolah dan Djarum sama-sama mabuk, tetapi ibumu tidak minum. Bisa dilihat bahwa ibumu sangat kaku dan juga gugup. Terhadap suasana dan kejadian seperti ini sepertinya dia tidak terbiasa. Aku mengantar kepala sekolah pulang ke rumah lebih dulu. Kemudian aku bersama Djarum mengantar ibumu pulang. Dalam perjalanan pulang, Djarum mabuk dan berkata kepadaku, di dunia ini, tidak ada hal yang tidak bisa diselesaikan dengan uang. Jika kamu masih tidak bisa menyelesaikannya dengan uang, itu berarti uangmu tidak cukup. Ini bukan pertama kalinya Djarum berkata seperti itu, jadi aku tidak menganggapnya serius. Kemudian Djarum berkata lagi kepadaku, Kepala sekolah mereka yang membantu membuat janji dengan guru Suran. Guru Suran memang cantik dan orangnya juga lemah lembut. Djarum menyukai guru Suran, yang sekarang adalah ibumu. "

Berbicara sampai di sini, Ayah berhenti. Meski kejadian ini telah berlalu selama tiga puluh tahun, tetapi ayah tampaknya masih mengingat kejadian ini. Aku juga tidak bertanya dan dengan tenang meminum kopi sambil menunggu ayah melanjutkannya.

"Saat itu, Djarum sudah bertunangan dengan Mirsalim. Kalau tidak, mereka berdua tidak mungkin bersama-sama membuka perusahaan. Aku bertanya pada Djarum, jika kamu menyukai guru Suran, bagaimana dengan Mirsalim? Djarum tertawa keras dan berkata dengan sedikit mabuk, seorang pria yang bertanggungjawab, bukankah normal jika memiliki tiga istri dan empat selir? Hatiku hancur saat mendengarkannya. Karena menurutku, Djarum sangat tidak pantas berbuat seperti itu. Jika Djarum bersikap seperti itu, maka pada akhirnya kedua wanita itu akan tersakiti. Hari itu, saat aku mengantar Djarum tiba di lantai bawah rumahnya, Djarum secara khusus berpesan padaku untuk tidak mengatakan pada siapapun bahwa dirinya akan mengejar cinta guru Suran. Aku saat itu tidak mengatakan apa-apa, aku mengantarnya naik ke lantai atas, kemudian aku pulang sendirian. "

Setelah itu, ayah menghela nafas lagi. Ayah melirik ke arahku dan berkata perlahan "Sejak saat itu, setiap aku melihat Djarum, hatiku selalu merasa sangat canggung. Aku juga tahu bahwa Djarum mulai mengejar ibumu secara diam-diam. Djarum sangat hebat dalam berbisnis, saat mengejar wanita, Djarum juga sangat pintar. Ditambah lagi, penampilannya yang tinggi dan tampan, di perusahaan saat itu, ada beberapa gadis yang naksir dengan dirinya. "

Suara ayah agak pelan, membuat hatiku merasa sedikit tidak nyaman. Aku berusaha bercanda "Ayah, sebenarnya kamu juga cukup tampan."

Ayah mendengar ini, langsung tertawa keras dan berkata kepadaku "Putraku yang memiliki penglihatan yang baik, lihat penampilanmu yang mirip denganku."

Begitu selesai berbicara, kami berdua tertawa serentak. Ayah melanjutkannya lagi "Suatu kali, Djarum memintaku untuk pergi ke sekolah untuk mengantarkan hadiah kepada ibumu. Saat itu aku berada di dalam mobil dan mengobrol banyak dengan ibumu. Pada saat itu, aku baru tahu bahwa Ibumu sama sekali tidak tahu bahwa Djarum telah bertunangan dengan Mirsalim dan selalu berpikir bahwa Djarum masih lajang. Aku sebenarnya ingin mengatakan fakta sebenarnya kepada ibumu, tetapi setiap kali aku ingin bersuara, aku masih tetap menahan diri. Namun, hari itu, aku tetap melakukan sesuatu yang aku sendiri tidak menduganya. Aku langsung memberitahu ibumu, aku juga menyukainya. Saat itu, ibumu sangat terkejut dengan perkataanku. Aku ingat dia berlari keluar dari mobil tanpa melihat diriku sama sekali. Tapi hal ini, Ibumu tidak membicarakannya pada Djarum. Di antara dia dan Djarum, adalah hubungan antara ada dan tiada dan berkontak sesekali. "

Sambil berkata, ayah tersenyum pahit sejenak. Lalu berkata lagi "Aku tidak berpikir masalah ini akan berputar balik. Suatu kali, saat Djarum pergi ke sekolah untuk menjemput ibumu, tetapi tidak tahu siapa yang melihatnya. Kejadian ini sampai ke telinga Mirsalim. Mirsalim saat itu sudah tergila-gila pada Djarum. Saat mengetahui tentang hal ini, Mirsalim bersiap akan pergi ke sekolah mencari ibumu. Saat itu, Djarum mengira akulah yang memberitahu masalah ini. Kami berdua bertengkar hebat di dalam kantornya.Yang tidak terpikirkan olehku adalah bukan hanya orang-orang di perusahaan kami yang mengetahui hal ini. Bahkan para guru di sekolah ibumu pun mengetahuinya. Sebentar saja, rumor tersebut sampai ke telinga ibumu. Cacian yang tidak enak di dengar, air kotor di siram ke arah ibumu. Dirinya saat itu, di satu sisi menahan sindiran dan cibiran di luar. Di sisi lain, dia juga khawatir Mirsalim akan mencarinya kapan saja. Jika masalah ini masuk ke dalam masyarakat saat ini, masalah ini masih tidak berarti apa-apa. Tapi pada saat itu, terutama di dunia pendidikan dan ibumu adalah orang yang sangat menjaga reputasinya. Jadi saat itu, dia sangat menderita. Seketika itu, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia bahkan tidak berani bertemu dengan Djarum, bahkan tidak berani menghadapi rekan-rekannya saat itu. Dan aku pergi mencari ibumu. Aku berkata padanya, jika dia bersedia, aku ingin membawanya pergi. Bawa dia ke tempat di mana tidak ada gosip ataupun penderitaan. Aku mengira ibumu akan menolak, tapi dia ternyata benar-benar setuju. Jadi dia diam-diam melakukan pemindahan dan aku pergi tanpa pamit, lalu membawa ibumu ke tempat kita tinggal sekarang. Begitu pergi, perjalanannya tiga puluh tahun. "

Perkataan ayah membuatku merasa sangat terharu. Aku melihatnya dan seketika tidak tahu harus berkata apa.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu