Love And Pain, Me And Her - Bab 629 Yayasan Amal Kesehatan Wanita Raisa

Empat bulan kemudian, kembali masuk ke musim semi dengan bunga bermekaran, tumbuhan mulai bertumbuhan dan temperatur yang mulai menghangat.

Empat bulan, bagi kehidupan seseorang tidak tergolong terlalu lama. Namun bagiku, ini adalah empat bulan yang paling sulit untuk dilewati. Dalam empat bulan ini, aku sering memimpikan Raisa. Memimpikan semua yang sudah kita lakukan bersama-sama.

Kasus Grup Djarum sudah ditutup. Sutan bisa dikatakan berumur panjang dan bertahan hidup. Namun hingga akhirnya tidak bisa menghindari hukuman atas kejahatannya. Dia didakwa penjara tiga belas tahun dan Tyas didakwa selama lima belas tahun. Yang paling utama adalah asisten Han, dia dihukum dengan kejahatan percobaan pembunuhan hingga akhirnya didakwa hukuman seumur hidup.

Pada pagi hari ini, aku baru saja sampai di kantor. Asisten pun langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam, dia berkata kepadaku "Pak Ugie, persiapan untuk konferensi pers sudah siap. Masing-masing wartawan juga sudah sampai di tempat. Menurut jadwal anda, hari ini jam sepuluh pagi, konferensi pers akan dimulai secara tepat waktu."

Perkataan asisten ini membuatku puas, aku melihat waktu, sudah pukul setengah sembilan. Aku menyiapkan barang-barang, turun dari kantor dan mengendarai mobil pergi ke hotel tempat konferensi pers berlangsung.

Ketika sampai di pintu masuk, aku melihat Deren dan Amori yang membawa beberapa orang sedang sibuk. Dan sudah banyak wartawan yang sampai dan duduk di tempat yang sudah diaturkan. Wartawan sedang mempersiapkan pekerjaannya masing-masing.

Aku melihat Deren dan Amori dan tersenyum ringan, dengan sedikit meminta maaf berkata "Maaf untuk hari ini, aku ada urusan sehingga meminta pertolongan dari kalian."

Kedua orang ini berbasa-basi singkat. Amori tiba-tiba dengan suara rendah bertanya kepadaku "Ugie, aku mendengar Elisna hari ini akan datang? Sebenarnya apa topik konferensi persmu ini? Bagaimana dia juga bisa datang?"

Melihat Amori, aku sengaja dengan misterius berkata "Jangan terburu-buru, sebentar lagi kamu juga akan mengetahuinya."

Amori hanya bisa tersenyum tanpa daya. Aku tahu yang Amori pedulikan bukan lah topik dari konferensi pers ini namun bagaimana Elisna bisa tiba-tiba kembali. Elisna saat ini sudah menjadi bintang baru yang sedang panas di kancah musik domestik. Setelah dia menjadi terkenal dalam audisi, dia mulai berpartisipasi dalam variety show dan pembuatan film drama televisi. Baru-baru ini, salah satu drama TV utamanya sedang tayang. Karirnya di dunia akting sedang berada pada ketenarannya.

Setelah mengobrol dengan kedua orang ini, aku langsung masuk ke dalam tempat acara. Di dalam aula ini sudah sangat ramai. Ketika aku masuk, aku langsung melihat Lulu yang menggandeng Robi sedang mengobrol dengan Jane dan Isyana. Lulu dan Robi akhirnya pada musim semi ini menjadi pasangan kekasih, kedua orang ini sudah secara resmi berpacaran. Ada yang mengatakan bahwa mereka sedang bersiap untuk menikah.

Melihat aku yang memasuki aula, Robi langsung berjalan mendekat. Dia pun meninju lenganku dan dengan tidak puas berkata "Ugie, kebiasaan buruk apa ini? Sudah memanggilku dari Beijing yang jauh disana, masih belum mengatakan apa sebenarnya yang kita lakukan ini?"

Aku tertawa singkat, menunjuk Jane dan Isyana dan berkata "Mereka berdua mengetahuinya, kamu tanya mereka saja."

Ketika aku mengucapkannya, Robi langsung melambaikan tangan, dia menatapku singkat dan berkata "Sudahlah, mereka adalah wanitamu, bagaimana mungkin mereka akan memberitahu informasi ini."

Ketika Robi baru selesai mengatakannya, Jane langsung memelototi Robi dan berkata "Robi, jangan berkata sembarangan. Jika kamu mengatakan Isyana adalah wanita Ugie, semua orang juga sudah mengetahuinya. Jika kamu mengatakan aku seperti itu dan didengar pacarku, dia pasti akan cemburu."

Setelah Jane selesai mengatakannya, kami langsung tertawa terbahak-bahak. Jane saat ini sedang dekat dengan pacarnya seperti lem, kali ini karena pacarnya memiliki tugas rekaman tidak ikut kesini, jika tidak mereka pasti akan datang kesini bersama-sama.

Dan aku mengundang Jane, pertama karena kami tergolong teman baik. Selain itu, dia saat ini sudah menjadi reporter outbound terkenal di dalam negeri dan terkadang menjadi pembawa acara paruh waktu. Aku mengundangnya untuk menjadi pembawa acara pada konferensi pers ini. Sebenarnya aku juga mengundang Viali, namun tidak tahu mengapa, aku masih belum melihat bayangannya.

Ketika sampai pada waktu konferensi. Aku dan Jane berjalan ke atas panggung. Melihat kerumunan orang berambut hitam di bawah, dengan penuh emosi memikirkan, jika Raisa berada di kerumunan orang ini, pasti akan menjadi hal yang sangat bersemangat kan?

Jane sebagai pembawa acara, dia naik ke atas panggung menarik perhatian dari wartawan sekalian. Jane langsung memulai acara dengan kalimat pembuka, setelah mengatakannya, dia mempersilahkan aku menggunakan isyarat tangan dan dengan tersenyum berkata "Selanjutnya mempersilahkan Tuan Ugie, COO dari Cantique untuk menjelaskan topik dari konferensi pers hari ini."

Pandangan wartawan langsung berkumpul pada tubuhku. Aku mengambil mikrofon, melihat wartawan di bawah panggung, dengan tersenyum dan berkata "Terima kasih atas kedatangan anda sekalian di konferensi pers kali ini. Topik yang akan disampaikan hari ini hanya ada satu."

Ketika mengucapkan ini, di bawah panggung menjadi sangat tenang. Semua menunggu pembicaraan selanjutnya yang aku katakan. Dan ekspresi wajahku pun menjadi lebih serius, aku dengan perlahan berkata "Mulai hari ini, aku akan mendonasikan seluruh aset pribadi dan membentuk sebuah Yayasan amal. Fokus utama dari Yayasan amal ini adalah memperhatikan kesehatan dari wanita, mencegah kanker payudara. Dan nama yayasan juga sudah terdaftar, namanya adalah “Yayasan Amal Kesehatan Wanita Raisa.”

Setelah aku mengatakannya, terdapat tepuk tangan meriah yang terjadi di bawah panggung.

Setelah suara tepuk tangan itu mereda, aku melanjutkan dan berkata "Selain itu, kami dengan hormat menunjuk Nona Elisna sebagai ambassador dari Yayasan Amal Kesehatan Wanita Raisa."

Ketika aku mengucapkannya, kembali terdengar suara tepuk tangan meriah dari bawah panggung. Pada saat tepuk tangan, Elisna keluar dari belakang panggung. Elisna saat ini sudah menjadi seorang artis terkenal, kemunculan dirinya membuat wartawan langsung mengarahkan pandangan kepadanya.

Pada sesi tanya jawab wartawan selanjutnya, pertanyaan dari wartawan sebagian besar berputar pada Elisna. Hanya ada dua wartawan yang bertanya mengapa aku menggunakan nama Raisa ini dan apa hubungan antara aku dan Raisa. Wartawan yang lain semua berfokus pada Elisna dan Jane.

Pada saat Elisna menjawab pertanyaan, tiba-tiba terdapat dua buah bayangan yang akrab muncul. Yang pertama adalah Papang dan yang lain adalah Viali. Di belakang Viali juga diikuti oleh Eddy yang berwajah serius.

Perubahan Viali sangatlah besar. Dia yang dahulu ketika muncul di muka publik pasti akan berekspresi dengan dingin. Namun kali ini berbeda, dia berdiri di pintu masuk, terus memandangku dengan tersenyum dan aku juga tersenyum memandangnya.

Walaupun konferensi pers ini sudah selesai. Namun wartawan masih terus menanyakan berbagai pertanyaan kepada Elisna. Aku baru turun dari atas panggung, Direktur dari yayasan langsung berjalan ke arahku, dia dengan suara yang rendah berkata "Pak Ugie, saat ini kita mendapatkan beberapa donasi."

Aku terkejut, langsung bertanya balik kepada nya "Bukankah kita sudah mengatakan sebelumnya? Untuk sementara tidak menerima donasi pribadi."

Pengaturan yayasan sangat sulit. Sehingga pada tahap awal, aku memerintahkan supaya yayasan untuk sementara tidak menerima donasi pribadi. Direktur langsung menggelengkan kepala dan berkata "Bukan donasi pribadi, semuanya adalah donasi dari perusahaan. Anda dengarkan aku terlebih dahulu, Grup Djarum menyumbang 100 miliar."

Perkataan Direktur membuatku tertawa. Sebelumnya aku sudah berdiskusi dengan Isyana, Isyana pernah menyarankan untuk menyumbang atas nama Grup Djarum. Namun aku tidak setuju. Isyana saat ini sudah mengontrol Grup Djarum sepenuhnya, saham yang ditinggalkan ayahnya bisa dengan lancar diwarisinya. tidak menyangka Isyana tidak mendengarkanku dan menyumbang atas nama Grup Djarum.

Direktur kemudian melanjutkan "Perusahaan Indoma Food juga menyumbang 20 Miliar."

Ini di luar dugaanku. Wulandari sudah kembali memimpin perusahaan Indoma. Pada konferensi pers hari ini dia juga datang. Aku tidak menyangka dia akan memberikan uang sebanyak ini sekaligus dan memberikan dua triliun. Perlu diketahui, Perusahaan Indoma setelah mengalami berbagai masalah dan saat ini belum sepenuhnya pulih. Bisa mengeluarkan uang sebesar ini sangat menyulitkan untuk Wulandari.

Melihatku yang tidak berpendapat, Direktur kembali berkata "Pak Ugie, perusahaan Cantique juga menyumbang 400 Miliar."

" Aaa?"

Aku terkejut, mengalihkan pandangan ke arah pintu, Papang dan Viali seakan mengetahui mengapa aku sangat terkejut seperti itu. Mereka berdua memandangku, pada saat yang sama melambaikan tangannya. Aku tersenyum sepertinya masalah ini sudah didiskusikan terlebih dahulu oleh mereka berdua,.

Ketika sedang berbicara, Isyana sudah datang di sisiku dan Papang dan Viali juga berjalan menghampiri. Ketika sampai di sisiku, Viali dengan tersenyum menatapku dan Isyana, dia langsung berkata "Kapan aku bisa diundang ke acara pernikahan kalian?"

Aku dan Isyana saling berpandangan, kami saling tersenyum. Mengacuhkan pertanyaan dari Viali dan aku kembali bertanya kepadanya “Viali, bagaimana denganmu? Apa rencanamu di depan?"

Viali mengangkat bahunya, dengan ekspresi yang tidak peduli dan berkata "Bisa ada rencana apa? Paling melanjutkan pekerjaan.”

Isyana langsung menambahkan "Bu Viali, sudah waktunya mempertimbangkan masalah pribadi kan?"

Viali memandangku singkat. Kemudian dengan berpura-pura sembarang menjawab "Lihat nasib saja! Jika ada nasib tentu saja akan dipertimbangkan. Jika tidak ada nasib, hanya bisa melewatinya saja."

Setelah mengatakan ini, Viali kembali menatapku.

Konferensi pers ini pada akhirnya berakhir dengan ucapan selamat dari semua orang. Dalam perjalan pulang, Isyana membawa mobil dan aku duduk di kursi penumpang. Ketika melewati biro sipil, Isyana tiba-tiba menghentikan mobilnya. Dia melihat singkat ke arah pintu masuk biro sipil dan mengalihkan pandangan memandangku dan berkata "Ugie, apakah kamu masih ingat? Sebelum Raisa pergi, dia berkata supaya aku mencintaimu dengan baik.”

Walaupun aku dan Isyana sudah memiliki keintiman yang seperti keluarga. Namun ketika dia mengatakan ini dalam wajahnya muncul ekspresi yang malu.

Sambil menatap Isyana, aku menganggukan kepala. Dan Isyana kembali melihat ke arah biro sipil dan berkata dengan lemah lembut "Kalau begitu biarkan aku melamar kamu! Seperti pada awal aku menyatakan cinta kepadamu ingin menjadi pacarku!”

Aku tertawa. Pada awalnya aku ingin melamar Isyana ketika yayasan ini sudah selesai dibentuk. Namun tidak menyangka dia sudah melakukannya terlebih dahulu.

Aku menggenggam tangannya, tubuhku maju mendekat ingin menciumnya. Isyana mengerti apa maksudku, dia juga berinisiatif maju ke depan. Ketika kedua bibir kami bersentuhan.

Tiba-tiba, dari jendela terdengar bunyi ketukan. Yang membuat kamu berdua terkaget dan aku dan Isyana langsung melepaskan diri. Dan kami mendengar suara laki-laki di luar yang berkata"

" Bapak, ibu, apakah mau membeli buku puisi? Puisi cinta, penulis menandatanganinya sendiri."

Melihat pria di luar jendela, aku langsung tertawa, ternyata dia adalah Rose.

***TAMAT***

***PENULIS MEREKOMENDASIKAN BUKU "Ritual Penyucian" / "Upacara Penyucian"***

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu