Love And Pain, Me And Her - Bab 54 Berlindung Dari Hujan

Hal yang tidak dapat disangkal, Kalin benar-benar sangat cantik, kulit putih, kaki panjang dan mempunyai payudara besar, ditambah pakaiannya yang sexy, selalu membuat pria dapat mengkhayal dengan mudah.

Sebelum aku masuk, aku sudah mempersiapkan diri untuk dimarahi olehnya. Adegan makan siang hari ini, meski Kalin memperlakukanku dengan baik, tapi aku tahu, dia hanya ingin menunjukkannya kepada Bong Casa, bagaimanapun juga Bong Casa yang menyuruhku menghadiri acara makan ini, Kalin tidak mungkin tidak memberi wajah kepada Bong Casa.

Melihatku masuk, Kalin sama sekali tidak bergerak, dia tetap bersandar di sofa. Kedua matanya terus menatapku, berbeda dengan tatapan dingin sebelumnya. Kalin yang sekarang, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.

Aku merasa sedikit segan, aku berusaha tidak melihat ke arah Kalin, berusaha menggunakan nada tenang untuk berbicara dengannya, “wakil direktur Kalin, kamu mencariku kah?”

Kalin sedikit tersenyum, mengangkat jari tangan putihnya, menunjuk ke arah belakangku, dia berkata dengan nada malas, “Tutup pintu dulu.”

Hatiku terkejut sejenak, meski ini adalah perusahaan, kita berdua berada di dalam kantor juga merupakan hal normal, tapi melihat kondisi Kalin sekarang, jika masuk satu orang ke sini, pasti mengira kita sedang melakukan sesuatu, tapi Kalin sudah mengatakan, aku harus mendengar dan melakukan sesuai perintahnya.

Setelah menutup pintu, Kalin perlahan-lahan berdiri, kedua kaki yang cantik perlahan-lahan mengenakan sepatu tinggi.

Tapi belum selesai mengenakan sepatu tinggi, Kalin tiba-tiba mendongak dan melihatku, mengerutkan alis, sudut bibirnya terangkat dan berkata, “Aiya, Ugie, kenapa aku tidak bisa mengenakan sepatu tinggi ini, cepat kamu datang dan bantu aku.”

Perkataan Kalin membuatku terbengong sejenak. Aku bukan orang bodoh, kemesraan yang begitu jelas, tentu saja aku bisa mendengarnya dengan jelas, tapi aku berdiri di tempat asal dan tidak bergerak, aku tidak tahu kenapa sikap Kalin terhadapku tiba-tiba bisa berubah secepat ini.

Kalin melihatku tidak bergerak, dia menatapku dengan tatapan manja, dia mendesakku lagi, “Kenapa kamu berdiri di sana seperti kayu, datang sini bantu aku.”

Aku ragu-ragu sejenak, kemudian perlahan-lahan berjalan ke sana. Baru saja tiba di samping Kalin, aku mencium aroma yang kuat dari tubuhnya.

Kaki Kalin diletakkan di dalam sepatu tinggi, tapi dia sama sekali tidak memasuki kakinya ke dalam, dia hanya menggantungkan kakinya di atas sepatu tinggi, dia mengoyangkannya secara berulang-ulang, pada waktu yang bersamaan, dia melihatku dan berkata, “Sepatu ini kecil, aku tidak bisa mengenakannya.”

Jika aku ingin mengambil kesempatan untuk menyanjung Kalin, aku seharusnya berjongkok, mengambil sepatu tinggi dan membantu Kalin mengenakannya. Tapu, aku tidak melakukannya, aku tahu Kalin sengaja, aku berkata sambil tersenyum, “Aku tidak mengerti dengan sepatu wanita, lebih baik kamu coba lagi.”

Kalin melihatku menolak, dia memandang kaget, setelah mengeluarkan tenaga kuat, kakinya langsung bisa mengenakan sepatu tinggi itu. Selanjutnya, menggerakkan pinggangnya, dia berdiri, meletakkan rambutnya ke belakang, kemudian menatapku dan berkata dengan tersenyum, “Kamu ah, aku lihat bukan tidak mengerti sepatu, harusnya tidak mengerti perasaan.”

Aku tersenyum dengan segan, kenapa dengan Kalin hari ini? Dia selalu tidak suka denganku, tapi kenapa hari ini dia bisa berpenampilan seperti ini?

Aku tetap tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa, Kalin menggoyangkan pinggangnya, perlahan-lahan berjalan ke meja, mengambil sebuah laporan, kemudian kembali ke sampingku lagi.

Dia sangat dekat denganku, dekatnya hingga aku bisa melihat kerutan di matanya dengan jelas, sentuhan yang begitu dekat membuatku merasakan perasaan sesak.

Kalin tertawa, dia melihatku, mengambil laporan yang ada di tangannya dan menepuknya ke dadaku, dia berkata sambil tersenyum, “Bukalah dan lihat.”

Aku membuka laporan itu, melihat ini adalah kontrak iklan. Pihak pertama sudah menandatanganinya, pesanan ini tidak besar, sekitar 1 miliar . Aku mendongak dan melihat Kalin, kenapa dia mununjukkan kontrak iklan yang sudah ditandatangani kepadaku?

Wajah Kalin tetap memesona, dia berkata sambil melihatku, “Di kolom pihak kedua, tandatanganilah namamu, pesanan ini akan menjadi milikmu.”

Aku terbengong, ada apa dengan Kalin? Kenapa dia memberiku kontrak yang sudah didapatkan olehnya? Melihatku tidak berbicara, Kalin tersenyum penuh pesona lagi, dia berkata sambil melihatku, “Ini adalah pesanan dari pelanggan lama, aku baru saja menyuruhnya untuk mengantar laporan ini. Awalnya, kamu masih mempunyai waktu seminggu untuk mendapatkan pesanan, tapi dengan situasimu sekarang, aku rasa sangat susah untuk mendapatkan pesanan lagi. Tandatanganilah pesanan ini, setidaknya kamu bisa terus tinggal di PT Nogo Internasional, kamu tidak serius ingin mengundurkan diri kan?”

Aku semakin bingung, apa yang terjadi dengan Kalin? Kalin melihatku tidak bergerak, dia mengambil pena, kemudian menyerahkannya kepadaku, “Apa yang sedang kamu tunggu? Kenapa, karena aku pernah memarahimu, kamu merasa tidak puasa denganku kah? Jangan-jangan Ugie merupakan pria yang berpikiran sempit.”

Setelah berkata, Kalin mencondongkan tubuhnya ke depan, seluruh tubuhnya mendekatiku, aku tidak berani melarikan diri, aku takut setelah aku melarikan diri, Kalin terjatuh lagi, maka itu akan menjadi buruk.

Namun, Kalin sama sekali tidak bersandar di tubuhku, dia hanya mencondongkan badannya sebentar saja, dia segera berdiri tegak. Aku mengambil pena, dan berkata sambil melihat Kalin, “Terima kasih, wakil direktur Kalin!”

Setelah berkata, aku menandatangani namaku di kolom pihak kedua.

Aku tidak mungkin tidak menandatangani pesanan ini! Jika tidak menandatangani, maka benar-benar tidak memberi muka kepada Kalin. Jika aku ingin terus bekerja di PT Nogo Internasional, maka aku tidak bisa menyinggung Kalin. Bagaimanapun juga pesanan ini akan menjadi hal yang baik dan tidak bahaya bagiku. Lalu dengan tujuan utama Kalin, aku rasa akan segera terungkap.

Setelah Selesai menandatangani pesanan, Kalin menunjuk ke arah sofa, dia menyuruhku untuk duduk. Kali ini, Kalin tidak semesra seperti sebelumnya, dia duduk kembali di tempatnya, dan berkata sambil melihatku, “Ugie, kemana kamu dan Presdir Bong pergi?

Aku langsung mengerti, ini baru tujuan Kalin. Sekarang pesanan KIMFAR dikerjakan oleh dia dan Armin, dan hari ini, aku dipanggil oleh Bong Casa, Kalin pasti sudah punya ide.

Aku berkata dengan jujur, “Pergi ke tepi sungai.”

Kalin tersenyum dan bertanya, “Apa yang kalian bicarakan?”

Aku sedikit segan, tidak menyangka pertanyaan Kalin begitu terus terang, aku hanya bisa berkata dengan asal, “Mengobrol sebentar.”

Beberapa tahun ini, Kalin bekerja sebagai pemasaran, bisa dikatakan mempunyai banyak pengalaman. Perkataan asalku, dia tentu bisa melihatnya, dia melihatku sambil tersenyum, dia langsung berkata, “Kalau begitu, aku tebak saja! Aku tebak Presdir Bong mencarimu, ada dua kemungkinan, yang pertama adalah dia ingin membajakmu ke KIMFAR, jabatan yang diberikan kepadamu pasti tidak rendah. Aku rasa lebih tinggi dari manager, wakil direktur kah?”

Hal yang tidak dapat disangkal, pengalaman Kalin benar-benar sangat banyak, tebakannya langsung benar. Aku diam dan tidak berbicara, aku tahu, saat ini, jika mengatakan satu kalimat akan menjadi pegangannya di masa depan, selain diam, aku tidak mempunyai cara yang lain lagi.

Kalin juga tidak peduli, dia terus melihatku dan berkata, “Ugie, jika kamu pergi ke KIMFAR, jangan melupakanku ya, kedepannya pesanan KIMFAR, kamu harus memberikannya kepada PT Nogo Internasional.

Kalin benar-benar seorang wanita yang pintar, dia sudah melakukan persiapan setelah aku pergi, tidak heran dia tiba-tiba begitu baik padaku, jika aku benar pergi ke KIMFAR, kedepannya aku akan menjadi pihak pertamanya. Dia ingin menggunakan pesanan ini untuk menyuap pelanggan di masa depan. Investasi ini, sangat luar biasa!

Namun, aku tersenyum pahit, menggelengkan kepala, dan tetap tidak berbicara. Kalin sepertinya tidak mempedulikan kediamanku, dia terus berkata sambil tersenyum, “ Presdir Bong, sebelumnya aku sudah pernah berinteraksi dengannya, sikapnya berani dan tidak peduli dengan uang. Kalau tidak, pesanan mereka ini sudah diambil oleh perusahaan lain. jadi, kemungkinan kedua yang kutebak, Presdir Bong memberitahukanmu, waktu produk baru mereka dipasarkan, bahkan memberikan pesanan ini kepadamu, biar kamu menyelesaikan laporan perencanaan ini, iyakah?”

Kali ini, tebakan Kalin salah, mungkin tidak ada seorang pun yang menyangka, Presdir Bong akan menyuruhku membuat laporan rencana bisnis produk baru yang lengkap, ini tidak sebanding dengan laporan perencanaan yang biasa.

Setelah Kalin Selesai berkata, dia berdiri, perlahan-lahan berjalan ke depanku, dia sedikit membungkukkan badan, kerah kemeja yang rendah, segera menampakkan payudaranya dengan jelas.

“Ugie, kamu juga tahu, setelah kalian pulang dari Hainan, Presdir Mirani selalu menyuruhku untuk melihat kondisi bisnis KIMFAR. Demi KIMFAR, aku sudah menghabiskan banyak waktu.”

Setelah Kalin Selesai berkata, dia tersenyum padaku, aku segera mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan Kalin. Semua orang tahu, pesanan KIMFAR bukanlah pesanan yang kecil, Jika kita melakukan semua iklannya di seluruh daerah Timur, maka itu akan menjadi sangat bagus.

Jika pesanan ini berhasil, komisi yang diberikan PT Nogo Internasional kepada kita, aku rasa ada ratusan juta. Tampaknya Kalin tidak ingin daging yang penuh lemak ini ditelan olehku sendirian.

Aku segera tersenyum, mendongak dan melihat Kalin, aku langsung berkata, “wakil direktur Kalin, aku tidak berani menjaminkan hal-hal yang lain, tapi aku bisa memberitahukanmu dengan jelas, jika KIMFAR benar-benar menandatangani kontrak denganku, maka di belakang kontrak pasti ada namamu.”

Aku tidak mungkin menceritakan perkataan Bong Casa yang sebenarnya kepada Kalin, aku langsung memberinya jawaban yang ambigu, karena tidak peduli aku pergi atau tidak, Kalin bukanlah orang yang bisa disinggung.

Jawabanku membuat Kalian sangat puas, dia melihatku sambil tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, aku akan berterima kasih terlebih dahulu! Ugie, kapan ada waktu datang rumahku, aku menyimpan beberapa botol wine, ingat datang untuk mencoba.”

Aku mengangguk dan berkata, “Okey, kalau ada waktu, aku akan pergi.”

Tidak peduli apakah panggilan Kalin itu asli atau palasu, yang penting aku tidak bisa menolaknya secara langsung.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu