Love And Pain, Me And Her - Bab 318 Jane Marah

Aku mengerutkan kening kebingungan. Kenapa tiba-tiba menghapus semua yang berkaitan dengan Indoma Food.

Setelah investigasi berita berakhir, awalnya aku ingin menelepon Jane, bertanya padanya apa yang terjadi. Belum mengambil hp, hp-ku tiba-tiba berdering. Aku melihatnya ternyata telepon dari Jane.

Aku segera menjawabnya, terdengar suara Jane yang renyah di ujung telepon. Dia tersenyum dan bertanya, “Ugie, apakah kamu sudah menontonnya? Aku baru menyadari, kamu cukup fotogenik. Melihatmu di TV lebih ganteng dari biasanya.”

Aku tertawa dan berkata dengan santai, “Kamu juga cantik.”

Selesai mengatakannya, aku baru ingin menanyakan masalah Indoma Food. tapi Jane terlebih dulu mengatakan, “Berita ini sudah dilaporkan ke stasiun TV provinsi, dalam tiga hari akan disiarkan di stasiun TV provinsi. Kamu harus siap menjadi bintang tamu. Namun, aku tebak mereka belum tentu akan mencarimu untuk promosi. Aku pikir semuanya mencarimu karena Rencana Makan Teman Lama.”

Jane mengatakannya sambil tertawa. Bisa dilihat, suasana hati Jane sangat baik.

Aku juga tertawa, setelah mengucapkan terima kasih. Aku bertanya kepadanya, “Jane, tadi aku menonton di TV menyadari sepertinya segala sesuatu yang berhubungan dengan Indoma Food dihapus. Kenapa bisa begini? Indoma Food tidak apa-apa, kan?”

Begitu aku selesai mengatakannya, Jane segera menjawab, “Oh, aku yang memintanya untuk dihapus.”

Aku terkejut dan bertanya kepadanya dengan bingung, “Kenapa?”

Pertanyaanku ini seolah membuat Jane tidak puas. Dia menjawab dengan tegas, “Kenapa? Tentu saja karena pengaruh buruk”

Aku merasakan ketidakpuasan Jane, lalu mengerutkan kening, tidak mengatakan apa pun, menunggu Jane selesai berbicara.

Jane terdiam dan berkata, “Coba kamu pikirkian! Hari ini peresmian pembukaan studio, ada para petani yang meminta upah. Kalau acara ini menyiarkan sumbangan amal Indoma Food, apa yang akan dipikirkan para petani itu? Ada uang menyumbangkan amal, tidak ada uang membayar upah? Ini logika dari mana?”

Jane sangat pandai berbicara, sekali berbicara langsung mengajukan serangkaian pertanyaan. Aku belum sempat menjawab, dia sudah berkata, “Ada lagi, saat ini keluarkan Indoma Food dari kerja sama dengan BOSS studio. Ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada studio-mu. Rencana Makan Teman Lama diprakarsai oleh dirimu, alhasil perusahaan bacth 1 yang berpartisipasi gagal membayar upah para petani, lalu dimana kredibilitas studio-mu? Sebagai seorang boss, di mana kredibilitasmu? Dan kalau masalah tunggakan gaji Indoma Food tidak diselesaikan dengan jelas. Aku yang melaporkan berita mereka, acara kami juga akan dikritik. Apakah kamu pernah memikirkan ini?”

Perkataan Jane membuatku tidak bisa berkata apa-apa, bahkan kesempatan untuk membantah juga tidak ada. Aku tahu, apa yang dikatakan dan dilakukan Jane, semuanya dipertimbangkan dari sudutku. Tapi hatiku merasa sedih, aku merasa bersalah kepada Isyana.

Setelah berpikir sejenak aku kembali berkata, “Tapi ketika diberitakan, kita masih menghitung 20 juta uang sumbangan Indoma Food. Bukankah ini tidak baik?”

Suaraku tidak besar, karena sikap Jane semakin lama semakin buruk, hatiku sedikit terpuruk.

Tidak tahu mengapa, kata-kataku membuat Jane marah. Mendengar Jane berteriak, “Indoma, Indoma! Hidupmu hanya ada Indoma! Kalau begitu, jangan resign dari Indoma? Dan jangan membuka studio sendiri, pulang kembali bekerja di Indoma sana.”

Tidak tahu mengapa, Jane sangat emosional. Aku baru saja mau menjelaskan, Jane kembali berbicara, “Aku beritahu kamu Ugie! Aku membantumu karena studio-mu baru dibuka. Aku melakukan ini semua untuk BOSS studio dan tidak ada hubungannya dengan Indoma Food. Terkait uang 20 juta itu, kamu kembalikan ke Indoma saja. Aku akan mengganti uang ini! Ke depannya kamu jangan meneleponku lagi!”

Setelah mengatakannya, Jane langsung mematikan telepon.

Mendengar suara tut tut tut dari ujung telepon, aku bingung. Ada apa ini? Kenapa Jane tiba-tiba marah?

Aku memegang hp dan terbengong beberapa saat. Baru menelepon Jane. Dalam hatiku, aku sangat berterima kasih kepada Jane, karena aku tahu, dia melakukan ini semua untuk membantuku. Tapi aku malah membuatnya marah.

Yang membuatku merasa aneh adalah telepon baru tersambung beberapa detik sudah dimatikan. Tiba-tiba aku menyadari Jane memasukkanku ke daftar blacklist. Ditambah tidak bisa mengirimkan pesan Wechat kepadanya. Tidak disangka dia juga memblokir Wechat-ku.

Aku tersenyum masam. Aku tidak menyangka Jane akan marah besar. Pada saat yang sama juga merasa bersalah, dia bermaksud membantuku, aku tidak berterima kasih malah sebaliknya menyebabkan masalah baginya.

Dulu Raisa pernah berkata kepadaku, Jane baik hanya saja EQ-nya rendah. Aku tidak menyangkal, kalau EQ-ku sedikit lebih tinggi mungkin hubunganku dengan Isyana tidak akan sampai tahap ini. Dan sekarang, tidak mungkin membuat Jane marah. Aku pernah berpikir untuk mengubah diriku, tapi sangat sulit mengubah sifat. Aku sama sekali tidak bisa bertegur sama dengan perempuan, seperti ikan yang beradaptasi dengan baik di air.

Karena tidak bisa menghubungi Jane, aku berpikir setelah amarahnya reda, baru pergi meminta maaf kepadanya.

Keesokan pagi hari, aku menelepon Isyana. Tapi dia malah mematikan telepon. Aku melihat jam, menebak di jam sekarang seharusnya dia sudah naik pesawat. Namun, semalam jelas-jelas aku memberitahunya, sebelum boarding beritahu aku. Sayangnya, dia tidak melakukan apa yang aku katakan.

Setelah turun makan, aku naik bus ke studio. Ketika aku tiba, Deren sudah sampai duluan. Karena banyak orang yang datang ke perayaan kemarin, suasana studio sedikit kacau. Tapi hari ini sudah tertata dengan rapi. Ini semua berkat kerja keras Deren. Aku semakin lama semakin merasa tidak sengaja merekrut harta karun. Hatiku diam-diam berpikir, setelah situasi studio membaik, hal pertama yang aku lakukan adalah menaikkan gaji Deren.

Benar apa yang dikatakan Jane, seharian ini banyak orang yang berdatangan ke studio. Namun tidak ada satupun dari mereka yang melakukan promosi, semuanya datang menanyakan Rencana Makan Teman Lama. Deren dan aku memberikan penjelasan kepada orang-orang ini, dan memberikan beberapa informasi. Semuanya mengobrol dengan gembira.

Sebenarnya hatiku tahu jelas, tidak mudah mendapatkan proyek pertama studio pemasaran. Terlebih kita baru dalam industri pemasaran. Aku hanya bisa menggunakan cara ini, sedikit demi sedikit memperluas pengaruh kita. Setelah mendapat satu proyek, aku pikir ini akan memberikan reaksi berantai. Proyek selanjutnya seharusnya tidak akan ada masalah.

Di siang hari, aku meminta Deren memesan dua makanan delivery. Dia belum menelepon, sudah melihat Lulu mendorong pintu. Dan ekspresinya sangat berbeda dengan biasanya, Lulu yang selalu ceria tampak sedikit lesu saat ini.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu