Love And Pain, Me And Her - Bab 480 Resmi Menandatangani Kontrak

Aku berdeham lalu melihat ke arah kerumunan dan berkata, "Semuanya, tolong tenang. Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk menyampaikan suatu pengumuman. Kita, Old Friends Studio, telah resmi diakuisisi oleh Cantique Corporation. "

Semua orang menatapku dengan penuh keheranan saat aku berbicara. Termasuk Lulu yang berada paling dekat denganku juga ikut kaget dan tidak bisa berhenti berbicara. Kemudian, semua orang mulai berbisik sementara Lulu berkata langsung, "Cantique , mereka adalah platform kecantikan o2o ah, aku telah menggunakan produk mereka dan hasilnya sangat memuaskan"

Aku tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Lulu lalu kembali, "Pak Ugie, kalau kamu bekerja di perusahaan mereka. Apakah aku bisa mendapatkan perawatan gratis mulai minggu depan?"

Fokus Lulu sangat berbeda dibandingkan dengan orang lain. Dia hanya peduli dengan penampilannya sendiri.

Melihat semua orang sudah mulai berhenti berbicara, aku langsung berkata, "Untuk semua orang yang ada di sini, jika kalian ingin bergabung dengan Cantique bersamaku. Aku jamin kalian akan memiliki posisi yang memuaskan dan jika kalian belum siap untuk memasuki industri ini, maka aku akan membayar kalian gaji tiga bulan, serta bonus setengah tahun. Terserah kalian bagaimana akan memilih. Namun, aku ingin mengingatkan mengingatkan kalian semua tentang satu hal. Di penghujung hari ini, kalian harus sudah memberi tahuku tentang keputusan kalian. Karena besok, kita akan secara resmi menandatangani kontrak dengan Cantique . "

Aku juga memberi tahu situasi terkait Cantique kepada semuanya. Kemudian, aku mengumumkan kalau pertemuan sudah selesai. Aku membiarkan mereka menggunakan waktu hingga sore hari untuk mempertimbangkan apa yang harus dipilih.

Sore ini studio juga tampak agak sibuk. Lagi pula kami masih memiliki beberapa proyek yang belum kami selesaikan, meskipun kami akan langsung menandatangani kontrak dengan Cantique . Tetapi proyek ini, tetap harus kami selesaikan. Aku menyerahkan semuanya kepada Amori, yang bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.

Di penghujung hari, rekan-rekanku datang meneimuku satu demi satu untuk menginformasikan keputusan mereka. Kecuali dua kolega yang belum siap untuk pindah ke sana. Semua orang ikut bersamaku dan siap untuk memulai di Cantique .

Orang terakhir yang mendatangiku adalah Lulu dan begitu dia masuk ke pintu, dia menatapku dengan hati-hati dan berkata, "Pak Ugie, aku ingin berbicara denganmu tentang apa yang akan aku lakukan."

Melihat Lulu, aku terkekeh. Sambil menunjuk ke kursi di depanku, aku berkata, "Lulu, kapan kamu begitu baik padaku? Ayo, duduk dan bicara."

Lulu dulu selalu memanggilku dengan nama depan, kecuali jika ada banyak orang, dia akan memanggilku sesuai dengan jabatanku. Aku tidak tahu apa yang salah dengannya hari ini, tapi dia tampak sangat berhati-hati.

Duduk di depanku, Lulu menatapku dengan sedikit kurang percaya diri dan menurutku dia tampak sedikit lucu. Ini pertama kalinya aku melihatnya dalam kondisi seperti ini setelah mengenalnya begitu lama.

Aku menyalakan rokok, menatap Lulu kemudian tersenyum dan berkata, "Jadi, apa rencanamu?"

Segera setelah aku mengatakan itu, Lulu sedikit malu, dia menatapku dan berkata, "Aku ... aku ingin pergi ke Cantique denganmu. Tetapi aku memeriksa dokumen yang berkaitan dengan Cantique siang tadi. Mereka adalah startup dan mereka kekurangan ahli teknis dan operasional. Lalu aku, seperti yang kamu tahu, aku selalu menjadi admin selama bertahun-tahun. Aku tidak tahu apa yang akan dapat aku melakukannya ketika aku berada di sana, jadi aku sedikit khawatir. "

Setelah Lulu menyampaikannya dia kemudian terdiam. Tetapi aku memahami kekhawatirannya, karena sejak dia lulus dari Olan, dia telah bekerja di bagian administrasi. Kemudian dia bekerja sebagai asisten Isyana. Ketika dia datang kepadaku, dia juga melakukan pekerjaan administrasi. Dan sekarang dia akan pindah ke perusahaan Internet Telepon Seluler, jadi dia pasti akan mengkhawatirkan masa depannya.

Aku tersenyum kecil, memandang Lulu dan berkata perlahan, "Lulu, aku mengerti kekhawatiranmu. Tentang posisimu, aku sudah memikirkannya. Kamu akan menjadi asistenku."

Begitu aku mengatakannya, mata Lulu langsung menunjukkan ekspresi bahagia. Tapi aku langsung bilang, "Tapi Lulu, yang perlu kamu ketahui adalah kamu tidak bisa menjadi asisten selamanya. Jadi, aku minta, selama kamu bekerja sebagai asistenku, kamu harus banyak belajar. Aku harap dalam satu tahun, kamu sudah siap untuk menangani bagian pemasaran. "

Dua posisi direktur yang aku minta dari Papang ternyata untuk Amori dan Pak Wu dan bukan untuk Lulu. Tetapi untuk Lulu, dia harus bersamaku. Gadis itu sangat pintar, tetapi dia sudah bekerja di bidang administrasi selama bertahun-tahun dan kurang berpengalaman dalam pemasaran. Jadi, aku ingin memolesnya sedikit, agar dia bisa membuat beberapa prestasi di pemasaran kelak.

Begitu aku selesai berbicara, Lulu menganggukkan kepalanya dengan serius. Aku segera berkata lagi, "Lulu, mari kita kesampingkan pekerjaan sejenak. Dari sudut pandangmu pribadi, inilah saat yang tepat bagimu untuk mengisi ulang dirimu. Seperti yang sudah kamu ketahui, keluarga Robi kaya raya. Jika kamu sukses dalam karier, apakah keluarganya akan menghargaimu? "

Karena Lulu tidak mau menyerah pada Robi, hanya dengan cara ini aku bisa memancingnya. Begitu aku selesai mengucapkannya, Lulu langsung tertawa dan berkata, "Pak Ugie, jangan khawatir! dulunya mungkin aku mudah bingung, tetapi sekarang tidak lagi."

Melihat Lulu, kami berdua akan tersenyum bersama.

Setelah meyakinkan Lulu, dia pun langsung pulang kerja. Aku mulai menyusun rencana kerja di kantor. Meskipun studio ini tidak akan ada lagi besok, studio tetap harus bertanggung jawab kepada mantan kliennya. Aku menelepon mereka satu per satu dan mengkomunikasikan hal-hal yang relevan kepada mereka.

Setelah semuanya selesai, aku baru sadar bahwa sekarang sudah hampir jam delapan. Aku sangat sibuk sekali, hingga tidak merasakan lapar. Setelah aku berhenti, perutku mulai terasa keroncongan. Tiba-tiba aku teringat bahwa aku belum memberi tahu Isyana tentang bergabung dengan Cantique , jadi aku menelepon Isyana.

Setelah beberapa kali berdering, suara lesu Isyana terdengar dari ujung telepon, "Pak Ugie, kamu akhirnya ingat meneleponku?"

Isyana dan aku bercanda. Dua hari Ini aku sangat sibuk, sehingga aku tidak sempat untuk berkomunikasi dengannya. Sepertinya dia merasa sedikit kecewa.

Aku tertawa dan bertanya langsung, "Aku seharusnya memanggilmu Ibu Isyana sekarang. Ibu Yana, jika anda tidak sibuk, bagaimana kalau saya mentraktir anda makan malam?"

Begitu aku selesai berbicara, Isyana berkata, "Tidak begitu. Tidak bisakah kamu sedikit jujur, sudah jam berapa sekarang? Aku sudah makan."

Aku tertawa pelan, tapi sebelum bisa bicara. Isyana langsung berkata, "Hei! Melihat betapa menyedihkannya dirimu, kurasa kamu belum makan. Jadi aku akan menemanimu makan, aku malas menyetir, jadi datanglah jemput aku."

Aku langsung setuju, segera kumatikan telepon, keluar dan mengemudi dan langsung menjemput Isyana.

Ketika aku sampai di depan blok, aku menelepon Isyana dan memintanya untuk turun. Sambil menunggu Isyana, aku turun dari mobil dan menyalakan sebatang rokok. Bersandar di mobil sambil merokok untuk menghilangkan rasa bosan.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu