Love And Pain, Me And Her - Bab 611 Berhasil Menjadi CEO

Seperti yang kuduga sebelumnya, Sutan duduk di kursinya, dengan alis berkerut dan tidak mengatakan sepatah katapun. Dia sama sekali tidak melayani kata-kata Tyas. Tyas memandang Sutan dengan cemas, tapi tidak berdaya.

Djoko perlahan-lahan berdiri. Dia memandang para Direktur di meja rapat dan berkata "Menurut distribusi ekuitas grup, Isyana sebagai pemegang saham terbesar Djarum Grup, akan menjabat sebagai CEO Djarum Grup."

Begitu selesai berkata, Sinar bertepuk tangan. Dibawah dorongan Sinar, langsung terdengar suara tepuk tangan meriah di ruang rapat. Sedangkan Tyas berdiri tertegun di tempat, dia menatap Sutan dengan tatapan kosong. Sutan juga duduk di sana dengan ekspresi putus asa, impiannya menjadi Presdir telah dihancurkan.

"Isyana, katakan sesuatu pada semuanya."

Pak Karman tersenyum dengan nyaman dan berkata pada Isyana.

Isyana berdiri, dia melihat sekeliling dan berkata "Orang-orang yang hadir dalam rapat dewan hari ini, semuanya adalah pasukan elit Djarum Grup. Pertama-tama, aku ingin berterima kasih atas kerja keras kalian pada grup selama bertahun-tahun. Tanpa kalian, tidak akan ada hasil seperti Djarum Grup saat ini. Di sini, atas nama diriku dan juga ayahku yang telah meninggal, aku berterima kasih pada kalian semua dengan tulus."

Isyana berkata dan membungkukkan tubuh menghormat. Temperamen Isyana memang sangat elegan dan suaranya juga sangat merdu. Ditambah dengan nadanya yang tulus, semua ini membuat semua orang bertepuk tangan.

Tepuk tangan berlangsung beberapa saat kemudian perlahan-lahan berhenti. Isyana terus berkata "Karena dewan direksi telah disahkan, aku akan menjadi CEO grup. Dengan begini, aku akan mengumumkan dua keputusan."

Sambil berkata, Isyana memandang Sutan dan Tyas. Pandangannya sangat dingin, seolah-olah sedang melihat dua orang yang tidak ada hubungan dengannya. Lalu terdengar Isyana berkata dengan tegas "Pertama, cabut Tyas dari posisi CEO grup dan Sutan, yang baru saja mengambil posisi Presdir grup. Kedua, grup akan memulai penyelidikan terkait akuisisi Perusahaan Indoma Food. Aku yakin semua Direktur mengetahui bahwa akuisisi kali ini adalah akuisisi yang dilakukan oleh mantan CEO Tyas sendiri tanpa pemberitahuan dewan direksi. Grup akan menyelidiki apakah ada operasi ilegal dalam akuisisi ini. Kalau ada dan menyangkut tingkat hukum, kita akan menyerahkannya pada otoritas yudisial. Kalau menyangkut pelanggaran, kita akan menanganinya sesuai dengan peraturan grup. Selama penyelidikan, Tyas dan Sutan tidak boleh memegang posisi apa pun di grup. Pada saat yang sama, Dewan direksi grup akan mengumumkan hasil investigasi pada semuanya."

Kata-kata Isyana membuat Tyas dan Sutan tertegun. Tapi aku sangat senang. Rencana Isyana cukup kejam, begitu dia berkuasa, dia langsung meluncurkan penyelidikan. Selama penyelidikan, meskipun Sutan memindahkan saham pada Tyas, menjadikan Tyas sebagai pemegang saham terbesar. Tyas juga harus menunggu sampai penyelidikan selesai dan membuktikan bahwa dia tidak melanggar hukum ataupun peraturan, sebelum menduduki kembali jabatan CEO grup. Dapat dikatakan, setidaknya dalam waktu singkat, tindakan Isyana ini telah meredakan ancaman Tyas padanya.

Aku benar-benar tidak terduga Isyana akan menggunakan cara ini. Kelihatannya di bawah tekanan Djarum Grup, Isyana telah menjadi pemimpin yang luar biasa. Memikirkan ini, hatiku semakin lega. Setidaknya sekarang Isyana sudah bisa menghadapinya sendirian.

Tyas menjadi bingung, dia duduk tertegun di sana, sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dan wajah Sutan juga sangat muram, penampilannya sedikit menakutkan. Beberapa saat kemudian, Sutan berdiri, menatap Isyana dan aku dengan kejam. Lalu, berjalan menuju ke arah pintu.

Isyana mulai mengatur pekerjaan baru untuk grup. Semua ini sudah tidak ada hubungannya denganku. Aku mengikuti Sutan keluar dari ruang rapat.

Setelah keluar, Sutan memutar kepala menatapku. Dia memiringkan kepalanya, matanya bagaikan api membakar. Dia melihatku dan berkata dengan ganas "Ugie, apakah kamu menyangka dirimu sudah menang? Biarkan aku beritahumu, aku tidak akan begitu mudah dikalahkan."

Sutan masih mengatakan kata-kata kasar. Aku tersenyum, mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkannya pada Sutan. Sutan mengambilnya. Aku juga menyalakan sebatang dan menyesap dengan kuat. Aku memandang Sutan dan berkata, "Sutan, aku bisa memberitahumu dengan jelas. Kamu ditakdirkan menjadi pecundang dalam permainan yang kamu sebut sejak awal. Tahukah kamu kenapa?"

Sutan menyipitkan matanya. Dari pandangannya, bisa dengan jelas merasakan kebenciannya padaku semakin dalam. Tapi aku sama sekali tidak peduli dengan semua ini. Aku memandang Sutan, bertanya dan menjawab sendiri "Sebenarnya alasannya sangat sederhana. Sejak kamu meninggalkan Veni, kamu sudah ditakdirkan akan gagal. Kamu ditolak dan dikhianati semua orang. Kamu menyangka rencanamu sangat mulus. Tapi sebenarnya penuh dengan kekurangan."

Sutan tersenyum dingin. Dia menatapku, sengaja berpura-pura menghina dan berkata "Ugie, apakah kamu benar-benar menyangka dirimu sudah menang? Permainan masih belum berakhir."

Aku juga tersenyum dingin, menatap Sutan dan berkata dengan dingin, "Sutan, tidak peduli kapan permainan ini berakhir, kamu tetap akan menjadi orang yang gagal. Aku menyarankanmu berhentilah di sini. Kalau tidak, situasimu akan semakin parah."

Selesai berkata, aku mengangkat kepalaku tinggi-tinggi. Menatap Sutan dengan dingin. Wajah Sutan sangat pucat, apa yang terjadi hari ini telah membawanya ke ambang kehancuran.

Dia menatapku dan mengertakkan gigi, berkata "Kalau begitu, kita tunggu dan lihat saja!"

Kemudian Sutan melemparkan puntung rokok ke bawah. Kakinya menginjak dengan keras. Seolah-olah yang dia hancurkan bukan puntung rokok, tapi aku!

Melihat ekspresi Sutan yang penuh kebencian. Timbul kesedihan di hatiku. Dia menyangka apa yang aku katakan hanyalah pembicaraan yang sengaja menakutkannya. Tapi dia tidak tahu aku telah merencanakan perangkap lain untuknya.

Setelah rapat berakhir, Isyana adalah orang pertama yang keluar, ada sekelompok orang di belakangnya, ketika melihatku, dia tersenyum dan berkata dengan lembut "Ugie, pergi dan tunggu aku di kantorku. Aku akan kembali sebentar lagi."

Aku juga tersenyum pada Isyana. Kemudian, berbalik dan berjalan menuju kantornya.

Begitu aku pergi, langsung mendengar seseorang di belakangku berkata pada Isyana "CEO Mirani, pacarmu sangat tampan! Kalian benar-benar sangat cocok."

Ini adalah pujian, tapi entah kenapa, hatiku merasa sedih setelah mendengarnya.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu